Kalium
klorat (Potassium Chlorate) adalah
senyawa anorganik yang memiliki rumus kimia KClO3 dan massa molekul relatif (Mr) 122.50.
1. Kegunaan Kalium
Klorat
- dalam korek,
kembang api, propelan, dan bahan peledak
Sebagai
zat pengoksidasi, kalium klorat digunakan dalam korek api, kembang api, dan
bahan peledak.
Kepala
korek api dilapisi kalium klorat yang dipukul atau digores pada permukaan yang
terdiri dari fosfor merah, antimon(III) sulfida, dan perekat, untuk menyalakan
api.
- dalam laboratorium
Dalam
laboratorium, potasium klorat sering digunakan untuk menghasilkan gas oksigen. Ini
jauh lebih murah dibanding menggunakan tangki oksigen bertekanan.
- dalam
dunia medis
Larutan
encer dari kalium klorat digunakan sebagai antiseptik. Selain itu, digunakan
pula sebagai desinfektan.
- dibidang
pertanian
Di
bidang pertanian, KClO3 digunakan sebagai herbisida.
2. Sifat Fisika
Kalium Klorat
Sifat
fisika kalium klorat sebagai berikut.
-
kristal tak berwarna atau bubuk putih;
-
struktur monoklinik;
-
massa jenis 2,32 g/cm3;
-
titik lebur 356 °C;
-
terurai pada suhu 400 °C;
-
larut dalam air dingin, 7,19 g/100 mL pada suhu 20 °C, kelarutan meningkat
dengan suhu, 57 g/100 mL pada suhu 100 °C;
-
tidak larut dalam aseton dan amonia cair.
3. Pembuatan
Kalium Klorat
Kalium
klorat dapat dibuat dengan beberapa cara berikut ini.
Cara 1
Mencampurkan
larutan pekat natrium klorat dan kalium klorida.
Persamaan
reaksinya:
NaClO3
+ KCl → NaCl + KClO3
Reaksi
di atas didorong oleh rendahnya kelarutan KClO3 dalam larutan. Pengendapan
yang terjadi akan terus mendorong kesetimbangan bergeser ke kanas, sesuai
dengan asas Le Chatelier.
Cara 2
Kalium
klorat juga dapat dibuat dengan cara melewatkan gas klorin ke dalam larutan
panas kalium hidoksida (kalium kaustik).
Persamaan
reaksinya:
3Cl2(g) + 6KOH(aq) → KClO3(aq)
+ 5KCl(aq) + 3H2O(l)
Cara
3
Melalui
reaksi disproporsionasi larutan natrium hipoklorit, yang kemudian diikuti dengan reaksi matesis dengan kalium
klorida.
3NaOCl
→ 2NaCl + NaClO3
KCl
+ NaClO3 → NaCl + KClO3
4. Reaksi Kalium
Klorat
a. Pemanasan
Kalium
klorat akan terurai, jika dilakukan saat pemanasan di bawah titik lelehnya dan
dengan adanya katalis. Produksnya adalah kalium klorida dan oksigen. Reaksi ini
dikatalisis oleh mangan dioksida dan biasanya digunakan dalam preparasi oksigen
di laboratorium.
Persamaan
reaksinya:
2KClO3
→ 2KCl + 3O2↑ (panas + MnO2)
Ketika
pemanasan dilakukan tanpa adanya katalis, maka kalium klorat akan diubah
menjadi kalium perklorat.
Persamaan
reaksinya:
4KClO3
→ 3KClO4 + KCl
Jika
pemanasan terus dilanjutkan, maka kalium perklorat akan terurai menjadi kaliumm
klorida dan oksigen.
Persamaan
reaksinya:
KClO4
→ KCl + O2
b. Reaksi dengan
asam sulfat
Kalium
klorat dapat bereaksi dengan asam sulfat, membentuk larutan asam klorat dan kalium
sulfat.
Persamaan
reaksinya:
2KClO3
+ H2SO4 → 2HClO3 + K2SO4
Dalam
melakukan reaksi di atas, harus berhati-hati karena larutan yang dihasilkan
sangat reaktif sehingga dapat terbakar secata spontan jika terdapat bahan yang
mudah terbakar seperti gula, kertas, dan lain sebagainya.
5. Keamanan Kalium
Klorat
Kalium
klorat merupakan oksidator kuat. Oleh sebab itu, penanganan kalium klorat harus
ekstra hati-hati.
Kalium
klorat akan terbakar dengan hebat ketika dikombinasikan dengan hampir sebagian
besar bahan yang mudah terbakar. Jika dicampur dengan bahan yang mudah
terbakar, maka akan bereaksi dengan kuat. Bahkan bisa menyala atau meledak
secara spontan.
Ketika
menggunakan kembang api yang mengandung kalium klorat, maka belerang harus
dihindari. Hal ini disebabkan, biasanya dalam belerang terdapat pengotor sejumlah
asam belerang. Saat kalium klorat dari kembang api bertemu dengan asam belerang
yang ada di belereng, maka dapat meyala atau meledak secara spontan.
Perlu
diketahui bahwa, kalium klorat merupakan bahan utama bom mobil yang digunakan
pada bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang.
6. Toksisitas
Kalium Klorat
Garam
kalium ini cukup beracun jika dikonsumsi. Dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pencernaan dan ginjal. Selain itu, potasium klorat dapat menyebabkan
kerusakan sel darah merah, menghasilkan methemoglobinemia.
SUMBER
RUJUKAN
Pradyot
Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of
Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar