Merkuri(II) oksida atau mercury(II) oxide adalah senyawa anorganik yang memiliki rumus kimia HgO dan massa molekul relatif (Mr) 216,59.
Senyawa yang ditemukan dalam mineral montroydite ini, sering juga disebut sebagai merkuri oksida (mercuric oxide).
1. Manfaat atau Penggunaan
Merkuri(II) oksida memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut.
- digunakan untuk membuat garam merkuri lainnya.
- bentuk oksida merah digunakan sebagai depolarizer pada jenis baterai kering tertentu.
- digunakan dalam cat dan pewarna (pigmen).
- sebagai reagen dalam beberapa analisis basah.
- sebagai katalis dalam beberapa reaksi organik.
- digunakan dalam salep sebagai antiseptik topikal.
2. Sifat Fisik atau Sifat Fisika
Beberapa sifat fisika raksa(II) oksida sebagai berikut.
- Merkuri(II) oksida ada dalam dua bentuk yaitu bentuk merah dan kuning.
Kedua bentuk ini berbeda dalam ukuran partikel. Partikel yang lebih halus di bawah 5 µm tampak merah, sedangkan ukuran partikel yang lebih besar dari 8 µm tampak kemerahan.
Bentuk kuning berubah menjadi oksida merah saat pemanasan, yang kembali menjadi oksida kuning saat pendinginan. Pada suhu 400 °C, oksida merah berubah menjadi hitam, yang kemudian akan berubah kembali menjadi merah lagi saat didinginkan.
- terurai pada suhu 500 °C.
- bubuk kristal orthogonal
- indeks bias (untuk montroydite) 2,37.
- massa jenis atau kepadatan (density) 11,14 g/mL
- kekerasan 2.5 Moh
- tidak larut dalam air dan etanol
- larut dalam asam encer, larutan alkali iodida dan sianida.
Merkuri(II) oksida atau mercury(II) oxide merah |
3. Persiapan atau Produksi
Merkuri(II) oksida kuning dapat diendapkan dengan cara penambahan soda kaustik (NaOH) berlebih atau kalium kaustik (KOH) ke dalam larutan air merkuri(II) nitrat atau merkuri(II) klorida.
Persamaan reaksinya:
Hg2+ + 2OH¯ → HgO + H2O
Kebanyakan metode presipitasi menghasilkan merkuri kuning(II) oksida. Namun, jika barium hidroksida yang ditambahkan ke larutan panas merkuri(II) nitrat, maka produk yang diperoleh adalah oksida merah.
Merkuri(II) oksida merah diperoleh dengan memanaskan merkuri di udara atau oksigen (sebaiknya di bawah tekanan) pada suhu 450 °C.
Persamaan reaksinya:
2Hg + O2 → 2HgO (oksida merah)
atau dengan dekomposisi termal merkuri(II) nitrat atau merkuri(I) nitrat.
Persamaan reaksinya:
Hg(NO3)2 → HgO + 2NO2 + ½ O2
Hg2(NO3)2 → 2HgO + 2NO2
atau dengan merebus oksida merkuri kuning dalam larutan natrium klorida atau kalium klorida.
Merkuri (II) oksida juga diperoleh sebagai perantara ketika cinnabar (HgS) dipanggang di udara dalam ekstraksi merkuri.
4. Sifat Kimia atau Reaksi Kimia
a. Pemanasan
Bentuk kuning dari HgO lebih reaktif daripada bentuk merah karena ukuran partikel yang lebih halus.
Ketika dipanaskan pada suhu 500 °C, merkuri(II) oksida akan terurai menjadi unsur-unsur penyusunnya.
Persamaan reaksinya:
HgO → Hg + ½ O2
b. Reaksi dengan asam
Merkuri(II) oksida adalah oksida basa. Oleh sebab itu, akan bereaksi dengan asam membentuk garam merkuri(II).
Persamaan reaksinya:
HgO + 2HCl → HgCl2 + 2H2O
HgO + H2SO4 → HgSO4 + H2O
c. Reaksi dengan Natrium sulfit atau Kalium sulfit
Merkuri(II) oksida larut dalam larutan netral natrium sulfit atau kalium sulfit membentuk ion sulfitomercurate(II).
Persamaan reaksinya:
HgO + 2HSO3¯ → [Hg (SO3)2]2– + H2O
Jika dilakukan penguapan maka akan diperoleh kristal garam kompleks seperti Na2[Hg(SO3)2] atau bentuk K2[Hg(SO3)2].
d. Reaksi dengan kalium iodida
Merkuri(II) oksida bereaksi dengan larutan kalium iodida, membentuk kalium tetraiodomercurate(II).
Persamaan reaksinya:
HgO + 4KI + H2O → K2HgI4 + 2KOH
e. Reaksi dengan klor
Reaksi dengan klorin menghasilkan klorin monoksida (ClO).
Persamaan reaksinya:
HgO + Cl2 → Hg + ClO
Jika reaksi di atas dilakukan dalam larutan air atau dengan air klor, maka produk yang dihasilkan adalah asam hipoklorit (HOCl).
f. Reaksi dengan merkuri(II) sulfida
Raksa(II) oksida akan direduksi menjadi logam merkuri saat dipanaskan dengan merkuri(II) sulfida.
Persamaan reaksinya:
2HgO + HgS → 3Hg + SO2
Demikian pula, reaksi dengan seng dan zat pereduksi lainnya, akan mengubah raksa(II) oksida menjadi logam merkuri.
Persamaan reaksinya:
HgO + Zn → ZnO + Hg
g. Reaksi dengan merkuri(II) sianida
Merkuri (II) oksida larut dalam larutan jenuh merkuri(II) sianida, membentuk merkuri oxycyanide, Hg(CN)2•HgO.
h. Reaksi dengan larutan acetamida
Merkuri(II) oksida larut dalam larutan acetamide membentuk merkuri(II) asetamida.
Dalam reaksi ini, merkuri menggantikan kedua atom hidrogen dari gugus fungsi amida, membentuk ikatan kovalen N-Hg.
Persamaan reaksinya:
HgO + 2CH3CONH2 → (CH3CONH)2Hg + H2O
Demikian pula, reaksi dengan suksinimida (succinimide) menghasilkan merkuri suksinimida (C8H8HgN2O4).
i. Reaksi dengan larutan amonia encer
Merkuri(II) oksida kuning bereaksi dengan amonia encer menghasilkan bubuk kristal kuning cerah, dihydroxymercury(II)–ammonium hydroxide, yang dikenal sebagai basa Millon (Millon’s base) dengan rumus kimia [(HO–Hg)2NH2]OH. Zat ini merupakan produk fotosensitif yang tidak stabil.
j. Reaksi dengan asam salisilat
Merkuri(II) oksida akan bereaksi dengan larutan asam salisilat encer menghasilkan merkuri(II) salisilat.
Produk tersebut digunakan secara medis untuk pengobatan sifilis.
5. Toksisitas
Raksa(II) oksida atau merkuri(II) oksida sangat beracun jika tertelan dan terhirup sebagai debu. Gejala toksik senyawa ini mirip degan gejala yang dihasilkan dari keracunan logam raksa atau merkuri. LD50 oral pada hewan pengerat adalah antara 15 sampai 20 mg/kg.
SUMBER RUJUKAN
Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar