Dalam kehidupan sehari-hari kloroform mempunyai banyak sebutan atau nama.
Beberapa diantaranya sebagai berikut:
- triklorometana
- metil triklorida (methyl trichloride)
- metana triklorida (methane trichloride)
- formil triklorida
- metenil kloride (methenyl chloride)
- metenil triklorida (methenyl trichloride)
- trikloroform
- TCM
- freon 20
- refrigeran R-20
- UN 1888
1. Sifat Fisik atau Sifat Fisika
- cairan bening tidak berwarna
- mudah menguap
- tidak mudah terbakar
- memiliki bau yang menyenangkan. Aromanya seperti eter.
- rasanya manis
- massa jenis (density)
• 1.564 g/mL pada suhu −20 °C
• 1.489 g/mL pada suhu 25 °C
• 1.394 g/mL pada suhu 60 °C
- titik lebur 64 °C
- titik didih 62 °C
- terurai pada suhu 450 °C
- tekanan uap
• 0.62 kPa pada suhu −40 °C
• 7.89 kPa pada suhu 0 °C
• 25.9 kPa pada suhu 25 °C
• 313 kPa pada suhu 100 °C
• 2.26 MPa pada suhu 200 °C
- sedikit larut dalam air
kelarutannya:
• 10.62 g/L pada suhu 0 °C
• 8.09 g/L pada suhu 20 °C
• 7.32 g/L pada suhu 60 °C
- bercampur atau larut dengan baik dalam alkohol, benzena, petroleum eter, karbon tetraklorida (CCl4), karbon disulfida (CS2), ligroin, dan minyak.
- larut dalam aseton. Kelarutannya ≥ 100 g/L pada suhu 19 °C.
- larut dalam dimetil sulfoksida. Kelarutannya ≥ 100 g/L pada suhu 19 °C.
2. Pembuatan atau Produksi Chloroform
Kloroform dapat dibuat dengan beberapa cara berikut ini.
Cara 1
Dalam industri, kloroform diperoleh dengan cara memanaskan campuran klorin dan klorometana (CH3Cl) atau metana (CH4), pada suhu 400-500 °C.
Reaksi klorinasi yang terjadi sebagai berikut:
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 + HCl
CH2Cl2 + Cl2 → CHCl3 + HCl
Kloroform yang terbentuk akan mengalami klorinasi lebih lanjut membentuk karbon tetraklorida (CCl4).
Persamaan reaksinya:
CHCl3 + Cl2 → CCl4 + HCl
Hasil akhir dari proses ini adalah campuran empat klorometana, yakni:
1. klorometana
2. diklorometana
3. kloroform
4. karbon tetraklorida
Campuran empat senyawa klorometana ini kemudian dapat dipisahkan dengan cara destilasi.
Reaksi pembentukan kloroform pada cara di atas terjadi melalui reaksi halogenasi radikal bebas (free-radical halogenation).
Cara 2
Kloroform juga dapat dibuat dalam skala kecil dengan cara mereaksikan haloform antara aseton dan natrium hipoklorit.
Persamaan reaksinya:
3 NaClO + (CH3)2CO → CHCl3 + 2 NaOH + CH3COONa
3. Deuterochloroform (Kloroform Terdeuterasi)
Kloroform terdeuterasi (CDCl3), juga dikenal sebagai kloroform-d, adalah bentuk kloroform (CHCl3) yang sebagian besar atom hidrogennya diganti oleh deuterium (isotop hidogen H-2).
Kloroform terdeuterasi merupakan pelarut yang biasanya digunakan dalam spektroskopi NMR.
4. Kegunaan atau Manfaat Kloroform
a. Sebagai Prekursor Utama Teflon
Reaksi kimia terpenting dari kloroform adalah reaksi dengan hidrogen fluorida menghasilkan monoklorodifluorometana (CFC-22), menggunakan campuran antimon halida sebagai katalis atau katalisator.
Persamaan reaksinya:
CHCl3 + 2HF → CHClF2 + 2HCl
Monolorodifluorometana yang dihasilkan kemudian diubah menjadi politetrafluoroetilen, yang merupakan prekursor utama Teflon.
b. Sebagai Pendingin
Sebelum ada Protokol Montreal, klorodifluorometana yang ditetapkan sebagai R-22, merupakan zat pendingin yang cukup populer. Ia banyak digunakan sebagai pendingin di AC atau lemari es besar yang biasanya dijumpai di supermarket.
Saat ini, R-22 tidak digunakan lagi karena dapat membuat lapisan ozon menipis.
Protokol Montreal merupakan perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan cara mengontrol produksi berbagai zat atau bahan kimia yang merusak lapisan ozon.
Perjanjian ini ditandatangani 26 Agustus 1987 dan dibuat sesuai dengan Konvensi Wina 1985.
c. Sebagai Pelarut
Hidrogen yang terikat pada atom karbon membuat kloroform mampu membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya.
Sebagai pelarut yang mampu membentuk ikatan hidrogen, kloroform digunakan:
- dalam formulasi pestisida
- sebagai pelarut untuk lemak, minyak, karet, alkaloid, lilin, getah perca, dan resin.
- sebagai pelarut pembuatan sutra buatan.
- sebagai pelarut industri dalam ekstraksi dan pemurnian beberapa antibiotik, alkaloid, vitamin dan perasa.
- sebagai pelarut dalam kimia organik, dalam fotografi, dan dalam pembuatan pewarna, obat-obatan dan pestisida.
- sebagai bahan pembersih
- sebagai fumigan (pengasapan) untuk mengendalikan hama pada bangunan (fumigasi struktural), tanah, biji-bijian, dan juga digunakan selama pemrosesan barang untuk diimpor atau diekspor untuk mencegah perpindahan organisme eksotik.
- dalam alat pemadam kebakaran untuk menurunkan suhu pembekuan karbon tetraklorida (CCl4).
- di industri karet
- CDCl3 merupakan pelarut yang umum digunakan dalam spektroskopi NMR.
d. Sebagai Anestesi
Penggunaan kloroform sebagai anestesi pertama kali dijelaskan pada tahun 1842 dalam tesis Robert Mortimer Glover. Keberhasilan ini membuat Glover memenangkan Medali Emas Harveian Society tahun itu.
Untuk membuktikan teori kemampuan kloroform sebagai anestasi, Glover juga melakukan eksperimen praktis pada anjing.
Glover lebih lanjut menyempurnakan teorinya dan mempresentasikannya dalam tesis untuk doktornya di Universitas Edinburgh pada musim panas tahun 1847.
Saat ini, penggunaan kloroform sebagai anestesi inhalasi selama operasi sebagian besar telah dihentikan.
Penggunaan kloroform sebagai anestesi dihentikan karena dapat menyebabkan kematian akibat gagal pernapasan dan aritmia jantung.
Setelah anestesi yang diinduksi kloroform, beberapa pasien mengalami:
- mual
- muntah
- hipertermia
- ikterus, dan
- koma karena disfungsi hati.
5. Sumber Kloroform
Selain dari pabriknya, kloroform dapat terbentuk secara alami di lingkungan. Zat ini akan terbentuk ketika klor bereaksi dengan senyawa-senyawa organik. Oleh karena itu, sejumlah proses desinfeksi -secara klorinasi- terhadap air minum, air limbah, dan kolam renang, berkontribusi pada pembentukan dan pelepasan kloroform ke lingkungan. Proses desinfeksi di pabrik pulp dan kertas juga merupakan sumber kloroform yang potensial.
Reaksi haloform juga dapat terjadi secara tidak sengaja di lingkungan rumah tangga. Pemutih rumah tangga yang mengandung hipoklorit akan menghasilkan senyawa terhalogenasi sebagai hasil samping. Kloroform merupakan hasil samping utama.
Larutan natrium hipoklorit (pemutih klorin) yang dicampur dengan cairan rumah tangga biasa seperti aseton, metil etil keton, etanol, atau isopropil alkohol dapat menghasilkan sejumlah kecil kloroform. Selain kloroform, pencampuran tersebut juga menghasilkan kloroaseton atau dikloroaseton.
6. Efek Kesehatan Paparan Kloroform
Seseorang bisa terpapar kloroform melalui pernapasan, makan atau minum, atau kulit.
Setelah terpapar bahan kimia -apa pun jenisnya-, mungkin saja ada efek merugikan kesehatan. Semua itu bergantung pada beberapa faktor, seperti:
- jumlah atau dosis terpapar
- cara terpapar
- durasi terpapar
- bentuk bahan kimia.
Secara umum, paparan kloroform dapat membahayakan mata, kulit, hati, ginjal, dan sistem saraf. Selain beracun jika terhirup atau tertelan, zat ini juga dapat menyebabkan kanker.
Paparan kloroform yang lebih parah dalam waktu singkat dapat menyebabkan masalah jantung pingsan, dan dalam beberapa kasus kematian.
7. Bioremediasi Kloroform
Beberapa bakteri anaerob menggunakan kloroform untuk bernapas, lalu mengeluarkan kembali ke lingkungan dalam bentuk diklorometana.
SUMBER RUJUKAN
- Wikipedia. Chloroform. Diakses pada jumat, 23 April 2021.
- www.gov.uk. Chloroform: general information. Diakses pada jumat, 23 April 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar