Kasihan, 6 Hewan Asli Indonesia yang Telah Punah | 3 dari NTT


Indonesia adalah Negara yang sangat beragam. Kita memiliki 6 agama, sekitar 1.340 suku bangsa, dan sekitar 719 bahasa daerah. Bukan hanya itu, dengan iklim tropis, flora dan fauna negara kita juga sangat beragam. Namun sayang, dari berbagai keberagaman itu, terdapat 6 hewan asli Indonesia yang telah dinyatakan punah, yakni:

1. Harimau jawa (Panthera tigris sondaica)

2. Harimau bali (Panthera tigris balica)

3. Tikus gua flores (Spaleomys florensis)

4. Tikus hidung panjang flores (Paulamys naso)

5. Tikus pohon verhoeven (Papagomys theodorverhoeveni)

6. Kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus)


1. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)

kulit harimau jawa yang tersimpan di laboratorium LIPI (Foto milik mangobay Indonesia)

Indonesia memiliki 3 jenis harimau yaitu harimau jawa, harimau bali, dan harimau sumatera.

Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) adalah jenis harimau yang hanya ada di Pulau Jawa dan dijuluki sebagai harimau loreng.

Dibandingkan dengan harimau Benua Asia yang lain, ukuran tubuh harimau jawa lebih kecil.

Ukuran tubuh harimau jawa lebih besar daripada harimau bali. Sedangkan, ukuran tubuh harimau jawa dan harimau sumatera hampir sama.

Harimau jawa jantan mempunyai berat badan berkisar antara 100-140 Kg, sementara yang betina lebih ringan, yakni antara 75–115 Kg.

Panjang kepala dan tubuh harimau jawa jantan sekitar 200-245 cm, sedangkan yang betina sedikit lebih kecil.

Sebagai karnivora terbesar, harimau jawa dapat dijumpai hampir di seluruh Pulau Jawa.

Sekitar tahun 1980-an, harimau jawa dinyatakan punah oleh IUCN.

IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), atau yang sering disebut World Conservation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Badan ini didirikan pada 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland.

Penyebab punahnya harimau jawa, yaitu:

1. Rusaknya habitat tempat hidup sehingga kehilangan mangsa alami.

2. Pemburuan yang berlebihan.

3. Dibunuh karena dianggap berbahaya.


Meskipun telah dinyatakan punah, namun harimau jawa diyakini masih ada oleh beberapa orang.

Sudah ada banyak laporan terkait penampakan atau munculnya harimau jawa. Berbagai usaha pencarian terus dilakukan untuk membuktikan keberadaannya. Namun, hingga hari ini belum bisa dibuktikan secara pasti.

Mari kita berharap dan berdoa, semoga binatang endemik Pulau Jawa ini tidak punah dan benar-benar masih ada. Bersembunyi dan tidak tidak ingin dilihat oleh manusia.


2. Harimau Bali (Panthera tigris balica)

Harimau bali dalam pertunjukkan sirkus Ringling Bros, diambil sebelum tahun 1915

Dari tiga jenis harimau milik Indonesia, harimau jawa dan harimau bali telah dinyatakan punah, sedangkan harimau sumatera ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah.

Harimau bali atau sering disebut samong oleh masyarakat Bali, merupakan harimau terkecil dari ketiga subspesies harimau Indonesia. Harimau endemik di Pulau Bali ini terakhir kali ditembak mati pada tahun 1925 di Sumber Kima, Bali Barat.

Harimau bali dinyatakan punah secara resmi oleh IUCN pada 27 September 1937.

Sama seperti harimau jawa, penyebab punahnya harimau bali adalah rusaknya habitat, diburu, dan dibunuh.


3. Tikus Gua Flores (Spaleomys florensis)

Tikus Gua Flores (Spaleomys florensis)

Tikus gua flores merupakan jenis tikus yang pernah hidup di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menjadi satu-satunya anggota dari genus Spelaeomys.

Spesies ini baru dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1996, namun dipercaya telah punah sebelum tahun 1500 M. Spesimen ini hanya diketahui dari beberapa fragmen subfosilnya yang ditemukan dalam penggalian di Liang Toge, sebuah gua di dekat Warukia di Flores Barat. Penggalian dilakukan oleh H.R. van Heekeren pada tahun 1954.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab punahnya tikus gua flores.


4. Tikus Hidung Panjang Flores (Paulamys naso)

Tikus Hidung Panjang Flores (Paulamys naso)


Satu lagi hewan dari Flores - Nusa Tenggara Timur, yang juga telah punah adalah tikus hidung panjang flores yang memiliki nama Latin Paulamys naso.

Tikus hidung panjang merupakan satu-satunya hewan dari genus Paulamys, dan juga masih kerabat dengan tikus gua flores.

Sesuai dengan namanya, hidung tikus ini lumayan panjang.

Fosil hewan pengerat yang mempunyai bola mata sangat kecil ditemukan sekitar tahun 1981, ketika dilakukan penggalian di gua dekat Warukia, Flores Barat oleh H.R. van Heekeren.

Diduga, hewan ini dulunya hidup di wilayah hutan Montane bagian barat Pulau Flores.

Hewan ini dinyatakan punah secara resmi oleh IUCN pada tahun 1996.


5. Tikus Pohon Verhoeven (Papagomys theodorverhoeveni)

Tikus Pohon Verhoeven (Papagomys theodorverhoeveni)


Selain tikus gua flores dan tikus hidung panjang, masih terdapat tikus lain dari Flores yang sudah dinyatakan punah, yakni tikus pohon Verhoeven.

Tikus pohon verhoeven diduga telah punah sebelum tahun 1500 SM, namun baru dinyatakan punah secara resmi oleh IUCN pada tahun 1996.

Keberadaan hewan prasejarah ini hanya berdasarkan beberapa fragmen subfosilnya saja.

Berdasarkan fosilnya, tikus verhoeven tergolong tikus raksasa karena ukuran tubuhnya lebih besar dari tikus pada umumnya.

Nama ilmiah tikus ini diambil dari nama Theodor Verhoeven. Beliau adalah seorang pendeta dan palentolog asal Belanda yang pertama kali melaporkan keberadaan tikus ini pada tahun 1956.

Fosil hewan ini ditemukan di Liang Toge, sebuah gua di dekat desa lama Ola Bula, Nagekeo, Flores.

Saat ini, fosil tersebut disimpan dengan aman di NCB Naturalis, dahulu Rijksmuseum van Natuurlijke Historie, Belanda.

Meskipun telah dinyatakan punah, namun beberapa pakar percaya hewan ini masih hidup di Flores.


6. Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)

Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)

Satu lagi hewan asli Indonesia yang dinyatakan punah adalah kuau bergaris ganda.

Habitat unggas yang masih serumpun dengan merak ini diyakini berada disekitar Pulau Jawa dan Sumatera.

Bukti keberadaan hewan dengan nama Latin Argusianus Bipunctatus ini sangat sedikit.

Salah satu bukti hewan ini pernah ada di muka bumi, terutama di Indonesia, adalah beberapa helai bulu yang dikirim ke London - Inggris, pada tahun 1871. Setelah diteliti dengan saksama, IUCN memasukkan kuau bergaris ganda dalam daftar hewan yang sudah punah.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *