Cerita Aneh: Dana Desa dan Kredit Pesawat


Pada suatu hari terjadi pertengkaran yang ramai antara 2 orang di halaman sebuah kantor desa.

Satunya mengenakan kemeja lusuh, sedangkan satunya lagi mengenakan baju keki lengkap dengan garuda di dada. Anggap saja namanya pak Tani dan pak Desa.

Pak Tani hanyalah seorang masyarakat biasa. Warna kulit kakinya nampak sama dengan tanah yang dia pijaki. Penuh debu dan tak terurus.

Sedangkan pak Desa adalah seorang kepala desa. Tak perlu diragukan lagi, setiap hari beliau selalu rapi dan bersih. Sepatu pantofel miliknya selalu disemir setiap 5 menit. Seragamnya mengkilat dan bercahaya bagaikan matahari pagi. Di sepuluh jarinya dihiasi batu akik dan berlian. Mobilnya mewah harga miliaran rupiah.

Intinya, semua barang yang dia kenakan adalah limited edition. 

Benar-benar mempesona.

Entah bagaimana awalnya, namun pertengkaran itu berlangsung cukup alot.

"Dana desa itu untuk kesejahteraan rakyat!" teriak pak Tani.

"Tidak! Dana desa itu untuk kesejahteraan kepala desa dan keluarganya" jawab pak Desa tak kalah ganas.

Ternyata kedua orang itu sedang bertengkar mengenai kepemilikan dana desa.

Pak Desa sebagai orang yang paling hebat di desa itu, tentu saja tak mungkin mengalah. Apalagi mengalah kepada seorang petani. Itu tidak akan pernah terjadi.

Demi menunjukan kehebatannya kepada pak Tani, maka pak Desa selalu marah-marah dan berteriak kencang saat berbicara.

Masyarakat yang berada di Planet Mars pun sampai terkaget kaget mendengar teriakan marah pak Desa.

"Dana desa itu milik rakyat" ujar pak Tani lagi.

"Tidak! Dana desa itu milik kepala desa" jawab pak Desa penuh percaya.


Semakin lama, pertengkaran mereka semakin panas. Kopi milik pak Desa yang ada di atas meja mulai meletup-letup mengeluarkan gelembung panas. Gas-gas terlarut mulai berdesakan mencari jalan keluar. Ternyata, panasnya pertengkaran mereka telah membuat kopi tersebut mendidih.

Bunga flamboyan dan bunga sedap malam yang hidup dengan damai di halaman kantor desa nampak menunduk malu. Malu mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut pak Desa.


Di tengah ramainya pertengkaran mereka, datanglah seorang bapak. Bajunya sangat rapi. Warna baju dan lambang-lambangnya sama dengan yang baju pak Desa.

Tanpa melepaskan kacamata hitamnya ia berjalan menuju halaman kantor desa, tempat pak Tani dan pak Desa berada.

Melihat kedatangan orang tersebut, pak Desa mengusulkan:

"Bagaimana kalau kita bertanya pada orang. Agar kita bisa tahu dengan jelas dana desa itu milik rakyat atau milik kepala desa dan keluarganya".

"Baiklah. Saya setuju dengan ide yang sangat liar itu" jawab pak Tani.

Sebelum pria berkacamata hitam itu akan membuka mulutnya, pak Desa sudah terlebih dahulu mengeluarkan kicauan merdu.

"Saya tidak tau, anda punya urusan apa di sini. Tapi ada satu hal yang ingin kami tanyakan kepada anda" kata pak Desa.

Setelah menurunkan sedikit kacamata hitamnya, untuk melihat pak Desa dan pak Tani, ia menjawab.

"Apa yang ingin, kalian berdua tanyakan? Cepat! Waktu saya sangat terbatas!" ujarnya tergas. Lambang Garuda yang terpasang di dadanya nampak mengangguk-angguk seolah menyetujui.

Tanpa buang-buang waktu, pak Tani mulai bertanya.

"Menurut bapak, dana desa itu milik rakyat atau milik kepala desa dan keluarga? Sejak dini hari kami bertengkar, tapi sampai saat ini kami belum bisa menemukan penyelesaian yang menyegarkan jiwa dan raga kami" ujar pak Tani.

Pak berkacamata hitam, baju rapi, dan juga memiliki lambang garuda itu sangat heran dengan pertanyaan aneh tersebut. Raut wajah keheranan tergambar indah di wajahnya.

Setelah menarik dan menghembuskan napasnya secara kasar, pria berkacamata hitam itu mulai mengeluarkan suaranya:

"Maaf pak.. itu masalah kalian. Saya tidak mau ikut campur. Saya ke sini karena ingin bertanya pada bapak berdua" ujar pria berkacamata.

"Apakah bapak berdua tahu tempat jual beli pesawat? Saya ingin kredit pesawat buat anak istri saya. Soal cicilan tiap bulan tidak usah kuatir. Semua di tanggung dana desa" lanjutnya bagaikan air yang mengalir.



Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *