Barium oksida (barium oxide) adalah senyawa anorganik yang mempunyai rumus kimia BaO dan massa molekul relatif (Mr) 153,33.
Barium oksida disebut juga sebagai:
- baryta terkalsinasi (calcined baryta)
- barium monoksida (barium monoxide).
- barium protoksida (barium protoxide).
1. Kegunaan atau Manfaat
Beberapa kegunaan barium oksida sebagai berikut.
- untuk menghilangkan air dari alkohol, aldehida, keton, petroleum eter, dan pelarut organik lainnya.
- untuk mengeringkan gas.
- digunakan dalam pembuatan deterjen untuk minyak pelumas.
2. Sifat Fisik atau Sifat Fisika
Sifat fisika barium oksida sebagai berikut.
- kristal kubik tak berwarna atau bubuk putih kekuningan.
- massa jenis atau kepadatan (density) 5,72 g/mL.
- larut dalam air pada suhu kamar. Kelarutannya 3,48 g/100 g pada suhu 20 °C.
- sangat larut dalam air mendidih. Kelarutannya 90,8 g/100 g pada suhu 100 °C.
- tidak larut dalam aseton dan amonia cair.
3. Persiapan atau Produksi
Barium oksida dibuat dengan cara memanaskan barium karbonat dengan kokas, karbon hitam, atau tar.
Persamaan reaksinya:
BaCO3 + C → BaO + 2CO
Barium oksida juga dapat dibuat dengan cara dekomposisi termal barium nitrat.
4. Sifat Kimia atau Reaksi Kimia
a. Reaksi dengan air
Barium oksida bereaksi dengan air membentuk barium hidroksida.
Persamaan reaksinya:
BaO + H2O → Ba(OH)2 (∆Hrxn = –24,4 kkal/mol
Reaksi barium oksida dengan air berlangsung secara cepat dan eksotermis.
b. Reaksi dengan CO2
Barium oksida bereaksi dengan karbon dioksida membentuk barium karbonat.
Persamaan reaksinya:
BaO + CO2 → BaCO3 (∆Hrxn = –63,1 kkal/mol)
Sama seperti dengan air, reaksi barium oksida dengan CO2 berlangsung cepat dan eksoterm.
c. Pemanasan
Ketika dipanaskan di udara atau dengan oksigen pada suhu 450 °C hingga 500 °C, barium oksida mudah membentuk barium peroksida (BaO2).
Persamaan reaksinya:
2BaO + O2 → 2BaO2
d. Reaksi dengan silika
Ketika dipanaskan dengan silika hingga berpijar, barium oksida membentuk monobarium silikat, BaO•SiO2 atau Ba3SiO5.
e. Reaksi dengan asam
Larutan barium oksida dalam air mengalami reaksi netralisasi dengan asam membentuk endapan garam barium yang tidak larut, seperti BaSO4 dan Ba3(PO4)2.
f. Reaksi dengan alkohol
BaO bereaksi lambat dengan alkohol membentuk barium alkoholat.
5. Bahaya
- Barium oksida bersifat toksik.
- Karena afinitasnya terhadap kelembapan, senyawa ini bersifat korosif pada kulit.
- Akumulasi debu barium oksida atau barium peroksida dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
- Kontak dengan air atau CO2 menghasilkan banyak panas. Oleh karena itu, kebakaran yang terjadi karena BaO tidak boleh dipadamkan menggunakan air atau CO2. Penggunaan CO2 untuk memadamkan api dari BaO, hanya dapat membuat kebakaran makin hebat.
SUMBER RUJUKAN
Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar