Barium karbonat (barium carbonate) adalah senyawa anorganik yang memiliki rumus kimia BaCO3 dan massa molekul relatif (Mr) 197,37.
Barium karbonat ditemukan di alam sebagai mineral witherite.
1. Manfaat atau Penggunaan
Barium karbonat memiliki banyak aplikasi komersial utama dalam industri batu bata, kaca, keramik, pengeboran minyak, fotografi dan kimia.
Beberapa manfaat barium karbonat sebagai berikut.
- dicampur dengan tanah liat basah dalam pembuatan bata merah. Fungsi barium karbonat dalam proses ini adalah untuk melumpuhkan garam-garam yang larut dalam air sehingga warna bata merah yang dihasilkan seragam.
- Dalam industri kaca, barium ditambahkan ke kaca sebagai barium karbonat atau barium oksida untuk meningkatkan indeks bias kaca optik;.
- digunakan dalam pembuatan tabung gambar televisi dan kertas foto.
- digunakan sebagai bahan fluks dalam industri keramik untuk enamel, glasir, dan badan keramik.
- digunakan dalam pengeboran sumur minyak untuk melarutkan gipsum dan menghambat koagulasi.
- dalam metalurgi besi barium karbonat digunakan untuk karburasi baja.
- dalam sel klor-alkali digunakan untuk mengolah air garam, guna menghilangkan ion sulfat terlarut.
- digunakan untuk membuat ferit, dan barium titanat.
- untuk membuat garam barium lainnya. Banyak garam barium dibuat dengan menggunakan barium karbonat sebagai bahan dasar.
2. Sifat Fisik atau Sifat Fisika
Barium karbonat |
Sifat fisika barium karbonat sebagai berikut.
- bubuk berwarna putih
- sistem kristal ortorombik
- massa jenis atau kepadatan (density) 4,286 g/mL.
- indeks bias 1,60
- kekerasan 3,50 Mohs
- meleleh pada suhu 811 °C.
- tidak larut dalam air
3. Produksi atau Pembuatan
Barium karbonat dapat dibuat secara komersial dari barium sulfida, baik dengan cara direaksikan dengan natrium karbonat pada suhu 60-70 °C (metode soda abu) atau dengan cara melewatkan karbon dioksida pada suhu 40-90 °C.
Persamaan reaksinya:
BaS + Na2CO3 → BaCO3 + Na2S
BaS + CO2 + H2O → BaCO3 + H2S
Dalam proses soda abu, natrium karbonat padat atau terlarut ditambahkan ke larutan barium sulfida. Endapan barium karbonat yang dihasilkan disaring, dicuci, lalu dikeringkan.
4. Reaksi Kimia atau Sifat Kimia
a. Pemanasan
Barium karbonat terurai menjadi barium oksida dan karbon dioksida saat dipanaskan pada suhu 1.300 ° C. Dengan adanya karbon, dekomposisi terjadi pada suhu yang lebih rendah.
b. Reaksi dengan asam
Barium karbonat larut dalam HCl dan HNO3 encer, yang membebaskan gas CO2. Reaksi serupa terjadi pada asam asetat.
Persamaan reaksinya:
BaCO3 + HCl → BaCl2(aq) + CO2(g) + H2O
BaCO3 + HNO3 → Ba(NO3)2 + CO2(aq) + H2O
BaCO3 + CH3COOH → (CH3COO)2Ba + CO2 + H2O
Garam padat, barium klorida, barium nitrat, dan barium asetat yang larut dalam air, dapat diperoleh dengan cara penguapan larutan.
Pelarutan barium karbonat dalam larutan asam fluorida (HF), diikuti dengan penguapan sampai kering, dan kemudian dilakukan pemanasan sampai memerah, maka akan menghasilkan barium fluorida.
c. Reaksi dengan besi iodida
Barium karbonat membentuk barium iodida ketika direaksikan dengan larutan besi iodida.
Persamaan reaksinya
BaCO3 + FeI2 → BaI2 + FeCO3
d. Reaksi dengan barium kromat
Ketika barium karbonat dipanaskan dengan kalium dikromat, maka akan dihasilkan barium kalium kromat. Barium kalium kromat merupakan pigmen kuning pucat, yang dikenal sebagai Pigmen E.
e. Reaksi kalsinasi
Kalsinasi barium karbonat pada suhu 1.300 °C dengan titanium dioksida akan menghasilkan barium metatitanate (BaTiO3) dan gas karbon dioksida.
Persamaan reaksinya:
BaCO3 + TiO2 → BaTiO3 + CO2
SUMBER RUJUKAN
Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar