Arsenik trioksida (arsenic trioxide) yaitu senyawa anorganik yang memiliki rumus kimia As2O3 dan massa molekul relatif (Mr) 197,82.
Senyawa yang dapat digunakan untuk mengawetkan kayu ini mempunyai beberapa lain, sebagai berikut.
- arsenik oksida (arsenic oxide)
- arsenik sesquioksida (arsenic sesquioxide)
- arsenik putih (white arsenic)
- arsenik(III) oksida (arsenic(III) oxide)
- arsenious acid anhydride
|
|
1. Manfaat atau Kegunaan
Beberapa kegunaan arsenik trioksida sebagai berikut.
- sebagai bahan awal pembuatan logam arsenik dan sejumlah senyawa arsenik
- sebagai penghilang warna untuk kaca botol
- digunakan dalam pigmen dan enamel keramik
- untuk mengawetkan kulit
- sebagai pengawet kayu
- sebagai standar analitik dalam titrasi oksidimetri
- digunakan dalam formulasi rodentisida dan herbisida.
2. Sifat Fisik atau Sifat Fisika
Sifat fisika arsenik trioksida sebagai berikut.
- titik didih 460 °C
- tekanan uap 5 torr pada suhu 234 °C
- sedikit larut dalam air dingin. Kelarutannya sebesar 1,7% pada suhu 25 °C. proses pelarutan berlangsung sangat lambat.
- agak larut dalam air mendidih. Kelarutannya 6,7%.
- larut dalam asam encer dan alkali
- tidak larut dalam pelarut organik.
- padatan kristal putih
Sebagai kristal, arsenik trioksida terjadi dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk oktahedral atau kubik yang dikenal sebagai arsenolit.
Arsenolite terdiri dari dimer, As2O6 tersusun dalam kisi tipe intan.
- menyublim di atas suhu 135 °C
- berdisosiasi di atas suhu 800 °C menjadi As2O3
- massa jenis (density) 3,86 g/mL
- titik leleh 274 °C
2. Bentuk monoklinik yang dikenal sebagai klaudetit.
- massa jenis (density) 3,74 mg/mL
- titik leleh 313 °C
3. Pembuatan atau Produksi
Arsenik trioksida dapat diperoleh dengan beberapa cara sebagai berikut.
Cara 1
Memanggang mineral arsenopirit (FeAsS), di udara pada suhu 650-700 °C.
Cara 2
Sebagai produk sampingan selama peleburan tembaga dan konsentrat timbal selama ekstraksi logam-logam tersebut dari bijihnya yang mengandung arsenik.
Cara 3
Arsenik trioksida juga dapat dibuat dengan hidrolisis arsen triklorida, –tribromida atau –trifluorida.
Cara 4
Sublimasi trioksida mentah (crude trioxide) atau dengan pelindian bertekanan (pressure leaching) dan rekristalisasi.
Arsenik trioksida yang dihasilkan dengan cara ini mempunyai kemurnian tinggi.
4. Sifat Kimia atau Reaksi Kimia
a. Reaksi hidrolisis
Arsenik trioksida sedikit larut dalam air. Meskipun lambat, di dalam air arsenik trioksida mengalami reaksi hidrolisis, membentuk asam lemah, asam ortoarsenous (As(OH)3).
Larutan yang terbentuk menunjukkan perilaku amfoter.
Dalam larutan basa berair akan menghasilkan ion arsenit yang memiliki rumus, [AsO(OH)2]–, [AsO2(OH)]2– dan [AsO3]3–.
b. Reaksi dengan oksigen
Arsenik trioksida bereaksi dengan oksigen di bawah tekanan untuk membentuk arsenik pentoksida (As2O5).
Senyawa arsenik pentaoksida adalah senyawa kimia yang tidak stabil secara termal dan akan berdisosiasi pada suhu sekitar 300 °C.
c. Reaksi dengan asam nitrat
Reaksi antara arsenik trioksida dengan asam nitrat pekat menghasilkan asam arsenik, H3AsO4•nH2O.
d. Reaksi dengan SnCl2
Arsenik trioksida direduksi oleh stannous klorida (SnCl2) dalam larutan HCl menjadi arsenik monohidrida (As2H2).
Arsenik monohidrida berbentuk bubuk amorf yang berwarna coklat.
e. Reaksi dengan halogen
Reaksi dengan gas fluor, klor, dan brom akan menghasilkan arsenik trifluorida, arsenik triklorida), dan arsenik tribromida.
Persamaan reaksinya:
As2O3
+ F2 → AsF3 + O2
As2O3
+ Cl2 → AsCl3 + O2
As2O3 + Br2 → AsBr3 + O2
f. Reaksi dengan asam klorida
Arsenik trioksida bereaksi dengan larutan HCl pekat di bawah pemanasan akan menghasilkan arsen triklorida.
As2O3 + HCl → AsCl3 + H2O
g. Reaksi dengan asam sulfat
Arsenik trioksida larut dalam H2SO4 pekat membentuk arsenil sulfat, (AsO2)2SO4.
Persamaan reaksinya:
As2O3 + H2SO4 → (AsO2)2SO4 + H2O
Arsenil sulfat berupa zat padat (kristal) yang bersifat higroskopis (menyerap air dan uap air).
h. Reaksi dengan sulfur trioksida
Pada suhu 100 °C, arsenik trioksida bereaksi dengan sulfur trioksida menghasilkan arsen trisulfat (As2(SO4)3).
Persamaan reaksinya:
As2O3 + SO3 → As2(SO4)3
5. Toksisitas
Beracun oleh semua jalur paparan dan karsinogen. Efek sistemik dari asupan oral adalah kelemahan otot, hipermotilitas, perubahan tidur, diare, dan aritmia jantung. LD50 oral (tikus): 14.6 mg/kg.
SUMBER TULISAN
Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill. ISBN 0-07-049439-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar