Cerita Aneh: Teropong Hidup, Teropong Bintang, dan Teropong Allah

Seorang wanita sedang menggunakan teropong untuk melihat indahnya dunia

Setiap malam, di sebuah tanah lapang dua orang ahli astrologi selalu menyelidiki bintang-bintang di langit biru dan langit hijau menggunakan teropong bintang. Salah satu dari kedua ahli tersebut adalah atheis. 

Secara sederhana atheis diartikan sebagai pandangan yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau pandangan yang menolak keberadaan Tuhan. 

Pada suatu malam yang cerah, saat mereka sedang berjalan sambil menatap ke langit, tiba-tiba si atheis jatuh terperosok ke dalam sebuah lubang buatan manusia. Ada yang mengatakan lubang tersebut buatan alien.

“Adohhhh” jerit si atheis saat ia terjatuh dengan indahnya ke dalam lubang yang dalamnya 2020 kilometer. Benar-benar sangat dalam, sahabat-sahabatku.

Setelah membantu si atheis keluar, sahabatnya tersenyum lalu berkata, 

“Boleh berpandangan jauh sampai ke bintang-bintang, tetapi jangan lupa untuk melihat ancaman, bahaya, dan hal-hal indah yang berada di sekitarmu.”

Mendengar ini si atheis nampak kesal dan frustasi hingga kedua pipi memerah bagaikan tomat dibelah tiga. Ia sadar ini merupakan suatu sindiran. Sindiran halus, sehalus sutra.

“Seandainya kau bukan sahabatku, pasti sudah ku tunjukan padamu tendangan gunting yang sempat ku pelajari beberapa abad lalu” guman si atheis dalam hati dan luar jantung.

Ketika mereka sedang mengamati bulan dan bintang si atheis berkata: 

“Dengan teropong ini saya dapat melihat semua benda-benda kecil di langit, namun sampai saat ini saya belum pernah melihat Allah. Kalau Allah benar-benar ada pasti saya sudah bisa melihat-Nya”.

Setelah hening beberapa saat sahabatnya yang theis menyahut, 

“Sama juga saudaraku. Menggunakan teropong ini saya tidak bisa melihat Allah. Mungkin kesalahannya ada pada teropong kita. Yang kita miliki sekarang adalah teropong bintang, bukan teropong Allah. Jika kita menggunakan teropong Allah saya yakin kita pasti bisa melihat Allah”

•