Puntung Rokokmu Membunuh Bumi Kita, Sayang


Gambar 1: Puntung rokok


Apakah puntung rokok berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan?

Pertanyaan di atas sekilas terdengar sederhana, namun jawabannya bisa sangat kompleks dan bervariasi. 

Mungkin sebagian besar dari kita, terutama para perokok, tidak memikirkan pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan, kita berpikir puntung rokok bukanlah sampah.


Menurut WHO, sekitar 5,6 triliun batang rokok yang diisap di dunia setiap tahun. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 4,5 triliun puntung rokok yang menjadi sampah karena dibuang di sembarang tempat. 

Coba Anda bayangkan jumlah puntung rokok sebanyak 4.500.000.000.000 triliun. Jika Anda benar-benar membayangkan maka Anda akan yakin bahwa ini jumlah yang sangat banyak. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika puntung rokok disebut sebagai sampah yang paling berserakan di muka bumi, namun lolos dari pandangan kita karena ukurannya yang kecil. Ia ada di mana-mana. Trotoar, jalan raya, bandara, terminal, sungai, danau, pantai, semuanya ada puntung rokok.

Secara kasat mata, puntung rokok hanya terdiri dari beberapa bagian yakni arang/karbon sisa pembakaran, sisa tembakau, sisa kertas, dan filter rokok. Namun tahukah Anda bahwa, selain tar dan nikotin, puntung rokok mengandung banyak racun mematikan?

Berbagai penelitian berhasil mengidentifikasi sangat banyak zat beracun - termasuk arsenik, timbal, kadmium, dan etil fenol. Racun-racun mematikan ini sangat berbahaya bagi lingkungan, termasuk semua makhluk hidup di dalamnya.

Racun-racun dalam puntung rokok dapat larut dalam air. Ketika terkena air hujan, zat-zat beracun yang telah larut tersebut ikut terserap masuk ke dalam tanah, atau mengalir ke sungai. Melalui aliran sungai, racun-racun ini akhirnya mencapai lautan. Bahan-bahan kimia dari puntung rokok ini dapat membunuh biota-biota air tawar dan air laut.

Percobaan yang dilakukan oleh Dannielle Green, di Universitas Anglia Ruskin, membuktikan bahwa tumbuhan yang ditanam di sekitar puntung rokok pertumbuhan atau perkembangannya akan terganggu, Gambar 2.

Gambar 2: Pertumbuhan tanaman di sekitar batang kayu versus pertumbuhan tanaman disekitar puntung rokok (Sumber foto theconversation.com)


Dalam penelitiannya, Dannielle menemukan bahwa kehadiran puntung rokok dapat mengurangi perkecambahan dan panjang pucuk tanaman hingga 25% dan mengurangi biomassa akar hingga hampir 60%.

Beberapa jenis burung memiliki rasa penasaran yang tinggi. Mereka akan berusaha mencoba apa yang dibuang manusia, untuk memastikan itu makanan atau bukan.

Hal ini berlaku juga untuk puntung rokok. Saat kita membuang puntung rokok, burung akan memungut dan mencoba memakannya.

Sayangnya, beberapa jenis burung telah memutuskan bahwa puntung rokok adalah makanan. Hal ini berhasil didokumentasikan oleh Karen Mason, seorang fotografer satwa liar di salah satu pantai di Florida, AS.

Waktu itu, Karen memotret seekor burung skimer hitam (black skimmer bird) yang sedang memberi makan anaknya dengan puntung rokok, Gambar 3. Anak burung yang menerima puntung rokok dari sang ibu nampak kegirangan. Matanya berbinar-binar bahagia menerima makanan dari ibunya.

Hal yang paling menyedihkan dari foto tersebut adalah sang ibu tidak tahu jika ia telah memberi racun mematikan kepada anaknya. Sungguh sangat memilukan, bukan?

Gambar 3: Burung skimer hitam yang sedang menyuap anaknya dengan puntung rokok (Foto milik Karen Mason).


Selain adanya banyak racun, filter rokok juga sangat berbahaya. Sebagian besar orang beranggapan bahwa filter rokok itu mudah terurai setelah dibuang. Kenyataannya tidak demikian. Filter rokok yang kelihatan seperti kapas putih ini terbuat dari selulosa asetat, yang merupakan sejenis plastik.

Setelah dibuang, plastik dari filter rokok membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 25 tahun untuk benar-benar terurai di alam - tergantung pada kondisi lingkungan seperti hujan dan matahari. Setelah terurai, satu filter rokok akan melepaskan jutaan partikel mikroplastik ke lingkungan. Partikel-partikel mikroplastik tersebut, bisa mencemari air dan lautan kita. Indonesia termasuk negara pemasok mikroplastik lautan terbesar di dunia.

Seiring berjalannya waktu, jumlah puntung rokok di sekitar kita nampaknya semakin banyak. Berbagai usaha pun dilakukan guna mengurangi sampah puntung rokok.

Beberapa Negara menyediakan tempat sampah khusus puntung rokok di berbagai tempat seperti di halte, taman, jalan kota, depan toko, dan lain sebagainya.

Ada pula negara memberlakukan denda bagi mereka yang membuang puntung rokoknya disembarang tempat - contohnya Singapura dan Thailand.

Beberapa pantai di Thailand menyediakan area khusus bagi perokok untuk mencegah berserakannya puntung rokok. Bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi pidana atau denda sebesar 100 ribu baht atau sekitar Rp 42 juta.

Selain denda, ada beberapa orang yang menyarankan agar perusahaan rokok tidak menggunakan filter. Hal ini disebabkan, filter tersebut tidak mampu mengurangi jumlah racun dari rokok itu sendiri. Filter rokok hanya memudahkan si perokok agar mulutnya tidak langsung bersentuhan dengan tembakau.

Penyebab berbagai negara, organisasi, ataupun kelompok pecinta lingkungan mengkhawatirkan keberadaan puntung rokok adalah karena kurangnya pemanfaatan dan atau daur ulang puntung rokok. Hal ini berlaku pula untuk negara kita Indonesia. Sebagian besar puntung rokok kita menumpuk di lingkungan dan atau berakhir di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir).

Salah satu perusahaan pengelolaan sampah yang sedang melakukan riset pemanfaatan dan daur ulang puntung rokok adalah Waste4Change. Riset yang mengusung tagar #PuntungItuSampah merupakan kerja sama antara Waste4Change dan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI).

Mari kita semua mendukung apa yang dilakukan oleh Waste4Change dan SUI, agar program ini bisa berjalan lancar sehingga puntung rokok di negara kita tidak semuanya berakhir di TPA.

Waste4Change merupakan kewirausahaan sosial yang dapat memberikan solusi dalam mengelola sampah, agar sampah tidak berakhir di TPA. Angka 4 dalam nama Waste4Change menunjukkan empat inti layanan utama yakni Consult, Campaign, Collect, dan Create.

  • Consult artinya menyediakan riset berbasis data serta masukan dari ahli-ahli persampahan ditingkat lokal dalam rangka mengoptimalkan solusi pengelolaan sampah.
  • Compaign artinya memfasilitasi program sosialisasi dan edukasi antar pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan ekosistem dalam rangka mewujudkan ekonomi sirkular.
  • Collect artinya memfasilitasi klien dengan pengangkutan sampah terpilah, tempat sampah terpilah, serta laporan mengenai alur sampah.
  • Create artinya memproses sampah yang terkumpul dengan cara yang bertanggung jawab untuk diubah menjadi materi daur ulang.


Perlu diketahui bahwa pada tahun 2020 lalu, Waste4Change terpilih menjadi pemenang dari 15 peserta Social Entrepreneur Bootcamp DBS Bank Indonesia.


Sebarkan Semangat

#BijakKelolaSampah 

#HariPeduliSampahNasional

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *