7 Fakta Mengagumkan Pithovirus yang Terkubur 30.000 Tahun



Ilmu pengetahuan terus berkembang dan berubah. Berbagai hal baru terus ditemukan dan diciptakan seiring berjalannya waktu. Makhluk hidup zaman dulu pun mulai dihidupkan kembali. Makhluk-makhluk ini seolah dibangkitkan dari kematian setelah sekian lama terkubur di dalam tanah.

Bagaimana semua ini terjadi? 
Mari kita telusuri bersama.
Perubahan iklim dan pengeboran lapisan es, akan membuka lapisan tanah yang tak tersentuh selama ribuan, bahkan jutaan tahun. Jika kebetulan terdapat benih tumbuhan atau virus yang terawetkan di bawahnya, maka mereka akan muncul ke permukaan, - dan mungkin saja bisa dihidupkan kembali di laboratorium.

Pada tahun 2000, para ilmuwan berhasil menghidupkan kembali bakteri berusia 250 juta tahun. Bakteri ini ditemukan dari kristal garam yang terkubur sedalam 560 meter di bawah tanah, di New Mexico.

Kemudian pada tahun 2012, ilmuwan Rusia menemukan benih tanaman Silene stenophylla yang terawetkan selama 30.000 tahun di lapisan es Siberia. Benih ini ditemukan di tepi Sungai Kolyma di Siberia. 
Benih purba tersebut sebenarnya disimpan oleh tupai sebagai cadangan makanan. Setelah dibawa ke laboratorium, bibit tanaman ini ternyata dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Tanaman yang hidup dari benih ini, dianggap sebagai tanaman tertua yang pernah dihidupkan kembali. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh benih kurma yang disimpan selama 2.000 tahun di Masada di Israel.

Pada tahun 2014, Jean-Michel Claverie dan Chantal Abergel dari Universitas Aix-Marseille di Marseille, Prancis, mendapat ide untuk menyelidiki sampel permafrost untuk mencari virus baru, setelah membaca percobaan menghidupkan kembali benih purba dua tahun sebelumnya.
Rasa penasaran Jean dan Chantal akhirnya berbuah manis. Keduanya berhasil menemukan Pithovirus sibericum.

Uniknya Pithovirus ditemukan di tanah beku atau permafrost Siberia, yang merupakan tempat tanaman tertua ditemukan. Patogen purba ini ditemukan terkubur 30 meter di bawah permukaan sedimen.

Pithovirus sibericum. (Image credit: Julia Bartoli / Chantal Abergel)


Beberapa fakta keren, berkaitan dengan Pithovirus sibericum sebagai berikut.

1. Virus Zombie

Pithoirus dikatakan sebagai virus zombie karena tidak aktif selama setidaknya 30.000 tahun. Hal ini bisa terjadi karena permafrost. Permafrost inilah yang membuat virus tetap terawetkan dengan baik selama ribuan tahun.

Anda bisa membayangkan 30 ribu tahun lalu bumi kita seperti apa?
Ternyata saat itu adalah masa mamut dan manusia purba Neanderhal masih menguasai bumi. Benar-benar mengagumkan. Wajar dijuluki virus zombie.

2. Umpan Menggunakan Amoeba

Dalam penelitiannya, Claverie dan Abergel, menggunakan amoeba sebagai umpan untuk menangkap virus. Ternyata virus yang telah tertanam lebih dari 30.000 tahun di lapisan es kuno itu masih aktif dan dengan cepat menginfeksi sel inang (amoeba).

3. Namanya berasal dari kendi anggur Yunani Kuno

Virus purba yang ditemukan di Siberia ini dinamakan Pithovirus sibericum, karena bentuknya menyerupai kendi anggur Yunani kuno yang disebut "pithos."

4. Virus Terbesar dan Sangat Keras

Virus raksasa ini tidak hanya lebih besar tetapi juga lebih keras dari pada jenis virus yang lain. Sifat tahan banting ini, kemungkinan membantu spesimen tetap utuh selama ribuan tahun.

Pada skala mikroskopis, Pithovirus benar-benar sangat besar. Ukurannya hampir sama dengan banyak bakteri, bahkan lebih besar dari beberapa sel eukariotik terkecil yang hidup bebas, sehingga mudah dilihat menggunakan mikroskop standar.

Pithovirus mempunyai ukuran panjang 1,5 mikron dan diameter 0,5 mikron. Pandoravirus, virus terbesar yang pernah ditemukan sebelumnya, juga oleh tim Claverie dan Abergel, memiliki ukuran panjang 1 mikron dan diameter 0,5.

5. Mempunyai jumlah gen yang sangat banyak

Sebagai virus raksasa, mereka memiliki kompleksitas genetik yang mengagumkan dan bisa membuat virus lain nampak kerdil. 
Sebagai perbandingan, genon virus HIV hanya mengandung sekitar 12 gen. Pithovirus mengandung 500 gen, sedangkan Pandoravirus mengandung sekitar 2.500 gen .

6. Rumit dan Bervariasi

Dalam dekade terakhir kita telah melihat sesuatu yang namanya 'kebangkitan' setelah ditemukan virus-virus raksasa yang kompleks secara genetik.

Dengan ditemukannya 3 kelompok virus yang berbeda (Mimivirus, Pandoravirus, dan sekarang Pithovirus), menunjukkan kepada kita bahwa virus bisa jauh lebih rumit dan bervariasi dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini juga menunjukan kepada kita bahwa keberadaan virus raksasa mungkin bukan hal yang tidak biasa.

7. Tidak Berbahaya Bagi Manusia

Penelitian menunjukan Phitovirus hanya menyerang amoeba, makhluk hidup bersel tunggal. Virus raksasa ini tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup yang lain.
Meskipun demikian, kita harus selalu ingat bahwa semua hal bisa saja terjadi. Saat ini belum berbahaya, namun kita tak tahu apa yang terjadi dihari esok. Tak ada salahnya kita tidak lengah dan tetap berhati-hati.


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *