Cerita Aneh: Rainbow Stars dan Catatan 7 Warna

Tanpa menghiraukan sapuan angin gunung yang sedingin salju, berdiri dua orang saudara kembar di atas sebuah planet. Sebuah planet yang permukaannya berupa air namun di dalam tanahnya terdapat bara api yang sangat panas bagaikan neraka. Sebuah planet yang berisi masalah-masalah yang selalu bergemuruh bagaikan angin topan. 

Sebuah planet yang memperdengarkan jeritan anak-anak dan pekikan suara wanita yang selalu meminta perselisihan atas nama agama segera dihentikan. Namun sayang.. telinga keangkuhan tentu saja tak mampu mendengar semua itu. Semuanya mengabur, semuanya seperti tak pernah ada. Tapi angin dari gunung itu berembus juga. Dan seperti angin itu, semuanya lewat tiada berkesan.

Ternyata benar yang mereka katakan. Kita berdua mirip bagaikan kelapa dibelah empat”. Ucap Canon kepada Conan malam itu.

mungkin itu benar” jawab conan dingin tanpa mengubah ekspresinya sambil memandang bintang Timor yang bertaburan di langit ke tujuh.

Apa yang kamu lihat?” Tanya Canon, saat melihat saudara kembarnya yang menengadah memandang ke atas.

Bintang” jawab Conan singkat.

Setiap malam bintang-bintang itu selalu di sana. Selalu berada di tempat yang sama karena mereka tak pernah berpindah, tetapi kamu tak pernah menatap mereka seperti sekarang. Ada apa malam ini?”

Entah mengapa malam ini bintang-bintang terasa sangat indah. Terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya. Dari semua ciptaan Tuhan, mungkin hanya benda-benda langit yang masih asli (original). Sebagian besar yang ada di bumi telah dipalsukan manusia. Saat ini ada: ijazah palsu, uang palsu, beras palsu, dokter palsu, dukun palsu dan PSK palsu. Mungkin beberapa saat lagi akan ada otak palsu hasil rekayasa genetika. Bahkan bisa saja akan muncul manusia palsu hasil kloning”.

Pembicaraan mereka malam itu jadi melankolis dan kelabu, seperti awan kelabu yang menggelayut manja di langit malam itu. Awan pun memantulkan bayang-bayang dunia yang mulai memudar. Langit tampak memucat dengan sisa-sisa senja yang masih menggantung di tepi cakrawala ufuk barat.

jika kamu bingung mengapa seperti itu, cobalah bertanya pada langit

“Sudah ku tanya, tapi langit tak menjawab”.

Kalo begitu..coba tanya saja pada awan yang terombang ambing di atas sana..

“Sudah ku tanya, tapi awan tak mendengar”.

Kalau begitu saya akan ke atas sana kemudian memetik 2 bintang untukmu. Mung...

Jangannnnn” potong Conan cepat, secepat kecepatan cahaya. 

jangan merusak dan memalsukan keindahan yang telah ada. Biarkan dia tetap di atas sana. Saat ini, saya ingin melukis pelangi di atas bintang itu, agar bisa ku toreh kisah persahabatanku, kisah cintaku, harapanku dan mimpiku di atas catatan tujuh warna” lanjut Conan.

Mendengar ini Canon pun tersenyum bahagia. Namun tiba-tiba dia berteriak dengan suara yang teramat sangat nyaring dan lantang.

tiiiiaraaaaaaaaap..ada UFO!”.


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *