Cerita Aneh : Belajar Berbicara Bahasa Indonesia

Pada zaman dulu di Kabupaten Belu, sekarang telah dimekarkan menjadi kabupaten Belu dan Malaka, semua peserta didik mulai dari SD, SMP, hingga SMA ataupun SMEA diharuskan untuk berbicara bahasa Indonesia selama berada di sekolah. 

Maklum pada saat itu sebagian besar peserta didik belum bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 

Anak-Anak sedang bermain (Gambar milik AnnaliseArt di Pixabay)

Di kabupaten Belu terdapat 4 bahasa daerah yakni Bahasa Marae, Bunak, Dawan, dan Tetun. Bahasa Marae dan Bunak digunakan oleh orang-orang Belu Utara, sedangkan Bahasa Dawan dan tetun digunakan oleh orang-orang Belu Selatan. 

Salah satu keunikan dari ke-4 bahasa ini adalah dialeg atau logatnya. Walaupun sama-sama menggunakan bahasa Tetun, namun dialeg atau logat satu desa dengan desa lain tidaklah sama. Demikian juga untuk 3 bahasa daerah lainnya. 

Bagi sebagian besar orang, terutama yang berada di pedesaan, dialeg ini selalu terbawa ketika berbicara bahasa Indonesia. Oleh sebab itu hanya dengan mendengar seseorang berbicara bahasa Indonesia, kita akan langsung tahu bahwa orang tersebut adalah orang Marae, orang Bunak, Dorang awan, ataupun orang Tetun.

Jika berada di luar Kabupaten, maka orang-orang Belu dapat mengenal satu sama lain hanya dengan mendengar orang tersebut berbicara. Bahkan kita bisa tahu orang tersebut berasal dari Belu bagian mana, termasuk kampung halamannya.

"Logat adalah aksesoris yang menghiasi kata-kata.. Kalau mau di lepas boleh, tapi jangan di buang" begitulah menurut Ai Haibara.

Pada suatu siang, ketika sang waktu mulai lelah berputar, Si A dan Si B berkejaran di halaman sekolah, disaksikan oleh Si C.

Keduanya berlari dan terus berlari selama 24 jam dengan kecepatan tinggi hingga ngos ngosan dan tersengal sengal. Tiba-tiba keduanya berhenti berlari karena hampir kehabisan bahan bakar.

Si A: 

haiiiih saya kejar engko tidak dapat beee engko ki haen.. karena ohin sawan, kmai la ka dei eww. (saya kejar engkau tidak dapat tapi engkau ju cape.. karena tadi pagi, datang saya tidak sempat makan eww)

Si B: 

Weee.. Kau bicara bahasa Tetun. Saya lapor kepala sekolah dulu.

Si C: 

“em raak e sa.. kalo ita hi sekolah ket dale Tetun”. (orang bilang apa.. kalau kita berada di sekolah maka jangan berbicara bahasa Tetun)

Si A: 

He’e so kamu.. (bahasa Tetun: He’e so o)


(Cerita lucu dan nyata gabungan orang-orang Seon dan Wanibesak)


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *