Matahari di sini bersinar terang. Setiap pagi, siang, dan sore selalu sama.
Selalu indah dan terang. Setiap kali menatap matahari aku selalu bertanya pada
diri sendiri.
"Akankah masa depan anakku selalu bersinar indah seperti
matahari?" gumanku suatu hari dikala sang mentari akan tenggelam di ufuk
barat. "Apa yang harus aku lakukan agar mimpi-mimpinya bisa
terwujud?" lanjutku.
"Bisa saja. Jika kita selalu memberikan dia makanan dengan gizi
seimbang dan kaya akan zat besi, sehingga ia terhindar anemia" jawab sang
istri yang saat itu bersamaku menghantar kepergian sang mentari ke
pembaringannya.
Aku tertegun berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan orang ku cintai
ini.
"Apa itu anemia? Bagaimana kaitan antara zat besi dengan anemia?"
Tanyaku dalam hati. Aku tak menanyakan hal itu kepada istriku, karena tak ingin
merusak momen indah sunset saat itu.
Setelah beberapa hari mencari kesana kemari, akhirnya saya menemukan
jawabannya. Pencarian panjang tersebut saya rangkum membentuk artikel ini.
1. Apa itu anemia?
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah yang sehat di
dalam tubuh sangat sedikit. Sel darah merah memiliki hemoglobin yang bertugas
mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oleh sebab itu, seseorang yang
mengalami anemia akan kekurangan oksigen tubuh. Pada akhirnya sel-sel tubuh
tidak bekerja secara maksimal karena kurangnya pasokan oksigen.
2. Penyebab Terjadinya
Anemia Pada Anak
Anemia pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab paling umum adalah kekurangan zat besi.
Zat besi merupakan
komponen paling penting dari molekul hemoglobin. Tanpa kehadiran zat besi tubuh
tidak mampu memproduksi hemoglobin. Tanpa hemoglobin oksigen tidak dapat
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi zat besi, sehingga perlu dipasok dari luar. Jika asupan zat besi dari luar tidak memadai, maka tubuh akan kekurangan zat besi. Karena zat besi yang tersedia sedikit, maka jumlah hemoglobin yang mampu diproduksi oleh tubuh juga sedikit.
Anemia yang terjadi karena asupan zat
besi yang buruk atau kurang memadai disebut anemia defisiensi zat besi (Iron Deficiency Anemia).
Penyebab kurangnya zat besi pada anak bisa dirangkum sebagai berikut.
- Asupan makanan yang kaya akan zat besi rendah.
- Si kecil termasuk pemilih makanan (picky eater).
- Asupan makanan yang tidak bervariasi.
- Asupan makanan didominasi dengan pangan nabati.
- Kurangnya asupan vitamin C.
- Konsumsi sumber fitat yang berlebihan.
- Konsumsi sumber tanin (kopi, teh) berlebihan.
- Konsumsi makanan yang kandungan gizinya tidak seimbang.
Selain pengaruh asupan makanan dan minuman, anemia defisiensi zat besi
dapat terjadi karena adanya kondisi tertentu yang membuat terganggunya
penyerapan zat besi. Kondisi tertentu yang dimaksud, bisa berupa sakit, infeksi, ataupun penyakit kronis. Contohnya adanya
tukak lambung dan pendarahan kronis yang lambat (kanker usus besar, kanker
rahim, polip usus, wasir, dan lain sebagainya).
3. Gejala Anemia Pada
Anak
Secara umum gejala anemia pada anak dapat diketahui dari
beberapa tanda berikut, yakni:
- Rewel
- Kelelahan
- Sering mengantuk
- Tidak aktif bergerak
- Pucat atau kekuningan
- Kelopak mata pucat
- Pusing (sakit kepala)
- Tidak ada nafsu makan
- Sesak napas
- Tekanan darah rendah
- Detak jantung cepat
- Pembesaran limpa
- Gangguan pertumbuhan
- Gangguan konsentrasi
4. Dampak Jangka Panjang
Anemia Pada Anak
Anemia yang menyerang si buah hati mempunyai efek jangka
panjang yang menakutkan. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
- Menurunnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit.
- Menurunnya kebugaran tubuh.
- Infeksi meningkat.
- Menurunnya kinerja dan prestasi.
5. Upaya Mengatasi
Anemia Pada Anak
Anak-anak merupakan harapan bangsa. Anak-anak adalah pemilik masa depan. Dimasa
yang akan datang, bahu merekalah yang akan memikul semua cita-cita bangsa ini.
Mampukah mereka memikul semua itu, jika tubuh mereka terserang anemia?
Saya ragu mereka mampu. Anemia, bisa saja membuat bangsa ini letih, lesu, lemah, dan tak berdaya menghadapi perubahan-perubahan yang terus terjadi. Perubahan yang kian hari, kian cepat.
Demi terciptanya generasi yang kuat dan sehat, maka mata rantai anemia
harus diputuskan. Rantai anemia yang membelenggu bangsa ini harus dihancurkan
secara bersama-sama. Berbagai sektor perlu bahu membahu guna melawan anemia
yang mengancam masa depan anak-anak, nusa dan bangsa ini.
Dalam merayakan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association (INA)
memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia
sehat.
Salah satu paparan Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK, dokter spesialis
gizi klinik INA, dalam acara, Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas
Generasi adalah berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penanganan
anemia dan masalah gizi lainnya. Berbagai upaya tersebut ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa, penanganan anemia dan
masalah gizi lainnya, dimulai sejak kehamilan hingga memasuki usia lansia.
6. Zat Peningkat dan
Penghambat Penyerapan Zat Besi
Berdasarkan sumbernya zat besi dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni zat
besi heme dan zat besi non-heme. Zat besi heme merupakan zat besi yang berasal
dari hewan, sedangkan zat besi non-heme merupakan zat besi yang berasal dari
tumbuhan.
Di dalam tubuh, zat besi heme mudah diserap, sedangkan zat besi non-heme
sulit diserap. Penyerapan zat besi non-heme akan meningkat jika terdapat asam
askorbat (vitamin C), asam sitrat, dan komponen-konponen makanan lainnya.
Begitupun sebaliknya, penyerapan zat besi non-heme akan terhambat jika terdapat
fitat, tanin, polifenol, kalsium, dan seng (zink).
Di pasaran, terdapat berbagai jenis susu yang beredar. Salah satu susu yang
mempu meningkatkan penyerapan zat besi pada anak-anak yang berusia 1-12 tahun adalah
susu pertumbuhan SGM Eksplor Pro-gress
Maxx dengan IronC. Kombinasi unik zat besi dan vitamin C yang terkandung di
dalamnya, membantu penyerapan nutrisi-nutrisi penting yang dibutuhkan oleh
tubuh anak.
Pastikan usia anak sebelum membeli susu SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan
IronC. SGM Eksplor 1 Plus Pro-gress Maxx dengan IronC, diberikan kepada anak
yang berusia 1-3 tahun. SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx dengan IronC,
diberikan kepada anak yang berusia 3-5 tahun. Sedangkan, SGM Eksplor 5 Plus Pro-gress
Maxx dengan IronC, diberikan kepada anak yang berusia 5-12 tahun.
7. Kesimpulan
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi anemia pada
anak adalah sebagai berikut.
1. Memastikan asupan makanan dengan gizi seimbang.
2. Memberikan kepada anak makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin
C.
3. Bila terlihat gejala anak mengalami anemia segera diantar ke puskesmas
atau dokter.
4. Mengkonsumsi suplemen Fe yang disarankan oleh dokter.
5. Mengkonsumsi susu pertumbuhan SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan IronC,
secara teratur.
6. Selalu mengikuti posyandu.
7. Melakukan fortigasi makanan/PMT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar