Gaya tarik atau tarikan antara kation dan anion dalam
senyawa ionik disebut dengan ikatan kimia. Suatu senyawa biner disebut sebagai
senyawa ionik bila perbedaan keelektronegatifan dua atom penyusun senyawa tersebut
sebesar 1,7 atau lebih.
Senyawa ionik dapat berada dalam fasa gas, cair, dan
padat. Secara umum, struktur senyawa dalam fasa gas selalu lebih sederhana
dibanding dalam fasa cair dan fasa padat. Senyawa ionik dalam fasa gas terdiri
dari pasangan-pasangan ion misalnya NaCl, dalam fasa cair terdiri dari ion-ion
positif dan ion-ion negatif yang terusun secara acak. Meskipun acak namun ion
negatif selalu dengan ion positif, begitupun sebalik.
Senyawa ionik dalam fasa padat memiliki struktur
kristal tertentu. Kristal senyawa ionik terdiri dari kation-kation dan
anion-anion yang tersusun secara teratur, bergantian, dan berulang (periodik).
Pola susunan yang teratur dan berulang dari ion-ion yang terdapat dalam suatu
kristal menghasilkan kisi kristal dengan bentuk yang tertentu pula.
Kisi kristal senyawa ionik ada beberapa macam yaitu
diantaranya kisi kristal:
1. Natrium Klorida (NaCl)
2. Sesium Klorida (CsCl)
3. Zink Klorida (ZnS)
4. Fluorit (CaF2)
5. Rutil (TiO2)
6. Perovskit (SrTiO3).
1.
NATRIUM KLORIDA (NaCl)
Keelektronegatifan atom Na dan Cl dalam skala Pauling
adalah 0,93 dan 3,16. Perbedaan keelektronegatifan kedua atom adalah 2,23. Jadi
senyawa NaCl adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion Na+ dan ion
Cl–.
Kisi kristal NaCl adalah kubus berpusat muka (Face Centered Cubic) seperti pada gambar
di bawah.
Gambar Kisi kristal NaCl, kubus
berpusat muka (Face Centered Cubic).
Warna putih adalah ion Na+ (ukurannya lebih kecil) dan warna hijau adalah
ion Cl– (ukurannya lebih besar).
Struktur kristal NaCl dapat pula digambarkan sebagai berikut.
Gambar Kristal NaCl. Ion natrium
berwarna ungu, sedangkan ion klorida berwarna hijau.
Ion-ion Na+ dan Cl– dengan
bola-bola dan dihubungkan dengan garis-garis. Garis-garis yang menghubungkan
bola-bola tersebut bukan lambang dari ikatan kovalen, karena ikatan antara
ion-ion yang ada merupakan ikatan ionik. Garis-garis tersebut digambarkan untuk
memudahkan dalam mengindentifikasi bentuk dari kisi kristal senyawa ionik dan
geometri yang terbentuk oleh suatu ion, dengan ion-ion yang muatannya berlawanan
yang ada disekitarnya, pada jarak yang sama.
Susunan kubus berpusat muka ditunjukan dengan adanya
ion-ion Cl– pada pojok-pojok dan dipusat muka kubus atau adanya
ion-ion Na+ yang terdapat pada pojok dan dipusat muka kubus. Jadi
kristal ionik NaCl, dapat dianggap terdiri dari kisi kubus berpusat muka, yang
terdiri dari ion-ion Na+ dan kisi kubus berpusat muka dari ion-ion
Cl– yang saling menembus.
Dalam kristal ionik, banyaknya anion yang mengelilingi
kation dengan jarak yang sama merupakan bilangan koordinasi dari kation,
sebaliknya banyaknya kation yang mengelilingi anion dengan jarak yang sama
merupakan bilangan koordinasi dari anion.
Pada gambar di atas setiap ion Na+
dikelilingi oleh 6 ion Cl– dengan geometri oktahedral dan setiap ion
Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+ dengan geometri
oktahedral. Jadi bilangan koordinasi ion Na+ dan ion Cl–
yang terdapat dalam NaCl adalah 6.
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
natrium klorida sebagai berikut.
CaO SrO BaO |
FeO NiO CdO |
KBr KF KI |
RbCl TiC TiN |
TiO MnO SrSc |
LiI LiH NaF |
NaI AgF BaSe |
2.
SESIUM KLORIDA (CsCl)
Keelektronegatifan atom Cs dan Cl dalam skala Pauling
adalah 0,79 dan 3,16. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut
adalah 2, 37. Dengan demikian CsCl merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion-ion
Cs+ dan Cl–.
Kisi kristal dari sesium klorida adalah kubus sederhana atau kubus primitif (primitive cubic) seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar kisi kristal sesium
klorida (CsCl). Warna putih yang ukurannya lebih kecil adalah Cs+,
sedangkan warna hijau yang ukuran ionnya lebih besar adalah ion Cl–.
Kisi kristal sesium klorida bukan kubus berpusat badan
(Body Centered cubic) karena ion yang
terdapat pada pusat kubus berbeda dengan ion yang terdapat pada pojok-pojok
kubus.
Pada gambar setiap Cs+ dikelilingi oleh 8
ion Cl– dan setiap ion Cl– dikelilingi oleh 8 ion Cs+
dengan geometri kubus sederhana. Jadi bilangan koordinasi ion Cl–
dan Cs+ dalam CsCl adalah 8.
Beberapa contoh senyawa yang mengkristal dengan
struktur CsCl sebagai berikut.
CsBr CsI CsCn NH4Cl |
NH4Br
TiCl TiBr TiI |
3.
ZINK SULFIDA: ZINK BLENDE DAN WURTZIT (ZnS)
Keelektronegatifan atom Zn dan S dalam skala Pauling
adalah 1,65 dan 2,58. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut
adalah 0,93. Dengan demikian ZnS dapat dianggap sebagai senyawa kovalen yang
terdiri dari atom Zn dan S.
Sink sulfida mengkristal dalam dua kisi yang berbeda yaitu kubus berpusat muka untuk zink blende atau sfalerit dan heksagonal primitif untuk wurtzit, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar Kubus berpusat muka untuk
zink blende atau sfalerit. Warna abu kebiruan adalah atom Zn, sedangkan yang berwarna kuning
adalah atom S.
Gambar Heksagonal primitif untuk
wurtzit. Warna abu kebiruan adalah atom Zn, sedangkan yang berwarna kuning adalah atom
S.
Pada dua kisi tersebut, setiap atom Zn dikelilingi
oleh 4 atom S dan setiap atom S dikelilingi oleh 4 atom Zn dalam bentuk
tetrahedral. Jadi bilangan koordinasi atom Zn dan S dalam ZnS adalah 4.
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
seperti zink blende (sfalerit) sebagai berikut.
CuF CuCl γ-CuI |
BeS BeSe BeTe |
CdSe ZnTe CdSe |
HgSe HgTe GaP |
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
seperti wurtzit sebagai berikut.
ZnO znSe NH4F |
BeO CdS CdSe |
MnS MnSe AgI |
AlN GaN TaN |
Zink blende dan wurtzit merupakan dua alotro dari ZnS.
Alotrop merupakan kristal dari senyawa yang sama namun memiliki struktur yang
berbeda. Suatu gejala dimana suatu senyawa memiliki lebih dari satu struktur
disebut alotropi.
Meskipun sink blende merupakan senyawa kovalen tetapi
ada senyawa ionik seperti CuF yang memiliki kisi kristal sama dengan ZnS zink
blende. Pada kristal CuF, ion Cu+ menempati posisi atom Zn sedangkan
ion F– menempati posisi atom S.
Struktur senyawa ionik yang mengadopsi struktur ZnS
wurtzit diantaranya adalah BeO dan NH4F. Pada kristal BeO ion Be2+
menempati posisi atom Zn sedangkan ion O2- menempati posisi atom S.
Pada kristal kristal NH4F, atom N dari ion
NH4+ menempati posisi atom Zn sedangkan ion F–
menempati posisi atom S.
4.
FLUORIT (CaF2)
Keelektronegatifan atom Ca dan atom F dalam skala
Pauling adalah 1 dan 3,98. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom
tersebut adalah 2,98. Dengan demikian CaF2 adalah senyawa ionik yang
tersusun dari ion-ion Ca2+ dan F–.
Kisi kristal kalsium fluorida atau fluorit adalah kubus
berpusat muka seperti yang ditunjukan pada Gambar di bawah ini.
Gambar kisi kristal kalsium
fluorida atau fluorit (CaF2). Warna hijau atau hijau kekuningan
adalah ion F– dan warna putih adalah ion Ca2+.
Pada kisi kristal CaF2 setiap ion Ca2+
dikelilingi oleh 8 ion F– dengan geometri kubus sederhana. Sedangkan
setiap ion F– dikelilingi oleh 4 ion Ca2+ dengan geometri
tetrahedral. Dengan demikian bilangan koordinasi ion Ca2+ adalah 8,
sedangkan bilangan koordinasi ion F– adalah 4.
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
seperti fluorit sebagai berikut.
CaF2 BaF2 CdF2 |
HgF2 SrF2 SrCl2 |
CeO2 ThO2 ZrO2 |
Selain dikenal struktur fluorit, dikenal juga struktur
antifluorit. Bila pada struktur
fluorit perbandingan jumlah kation dan jumlah anion adalah 1:2; maka pada
struktur antifluorit perbandingannya adalah 2:1. Pada struktur antifluorit
posisi kation-kation pada struktur fluorit diganti oleh anion-anion dan
begitupun sebaliknya.
Salah satu contoh senyawa yang mengkristal dengan struktur antifluorit yaitu Li2O (litium oksida).
Gambar kisi kristal antifluorit Litium Oksida Li2O.
Pada struktur Li2S di atas, ion-ion O2– menempati posisi ion-ion Ca2+ pada struktur fluorit.
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur antifluorit
sebagai berikut.
Li2O Li2Se Rb2Se |
K2S K2Se K2Te |
Li2Te Na2O Na2S |
Na2Se Na2Te K2O |
Rb2O Rb2S Li2S |
5.
RUTIL (TiO2)
Keelektronegatifan atom Ti dan atom O dalam skala
Pauling adalah 1,54 dan 3,44. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom
tersebut adalah 1,90. Dengan demikian senyawa TiO2 adalah senyawa
ionik yang dibentuk dari ion Ti4+ dan ion O2–.
Kisi kristal rutil adalah trigonal primitif, seperti
yang ditunjukan pada Gambar di bawah ini.
Gambar Kisi kristal rutil (TiO2).
Warna merah adalah ion O2–, sedangkan warna putih adalah ion Ti4+.
Pada kisi kristal TiO2, setiap ion Ti4+
dikelilingi oleh 6 ion O2– dengan geometri oktahedral, sedangkan
setiap ion O2– dikelilingi oleh 3 ion Ti4+ dengan
geometri trigonal planar. Dengan demikian bilangan koordinasi ion Ti4+
adalah 6, sedangkan bilangan koordinasi ion O2– adalah 3.
Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
rutil sebagai berikut.
TiO2 CoF2 MgF2 |
MgH2 MnF2 NiF2 |
ZnF2 GeO2 IrO2 |
MoO2 PbO2 SiO2 |
SnO2 TaO2 WO2 |
6.
PEROVSKIT (SrTiO3)
Keeletronegatifan atom Sr, Ti, dan O dalam skala
Pauling berturut-turut adalah 0,95, 1,54, dan 3,44. Perbedaan keelektronegatifan
antara atom Sr dan atom O adalah 2,49, sedangkan perbedaan keelektronegatifan
antara atom Ti dan atom O adalah 1,90. Dengan demikian senyawa SrTiO3
adalah senyawa ionik yang tersusun dari ion-ion Sr2+, Ti4+,
dan O2–.
Kisi kristal dari perovskit adalah kubus primitif
seperti yang ditunjukan pada Gambar di bawah ini.
Gambar kisi kristal perovskit
(SrTiO3). Setiap ion Ti4+ (warna hitam) dikelilingi oleh
6 ion O2– (putih) terdekat dengan geometri oktahedral
Kisi perovskit adalah kisi primitif karena ion Ti4+
hanya menmpati pojok-pojok kubus. Bilangan koordinasi Sr2+ adalah
12, bilangan koordinasi Ti4+ adalah 6.
Beberapa senyawa yang mengkristal sesuai struktur
perovskit sebagai berikut.
KnBO3 KIO3 LaCrO3 |
LaFeO3 SrZrO3 SrThO3 |
CsCaF3 CsCdCl3 CsHgCl3 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar