WARNING! Artikel-artikel yang masih berkaitan dengan unsur perak: 1. 15 Fakta-Fakta Menarik Unsur Perak 2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia (Reaksi Kimia) Unsur Perak 3. Kelimpahan dan Penambangan Unsur Perak 4. Senyawa Dari Unsur Perak 1 5. Senyawa Dari Unsur Perak 2 6. 4 Senyawa Dari Unsur Perak yang Beracun
Mohon maaf, karena
saya tidak mengaktifkan link pada judul artikelnya. Jika teman-teman tertarik
ingin membacanya, silahkan copy judul artikel, lalu masukan pada kotak "PENCARIAN"
yang ada di blog ini. |
PENDAHULUAN
Dalam tabel periodik unsur, perak memiliki lambang Ag dan
nomor atom 47. Unsur ini terletak pada periode 5 dan termasuk golongan
transisi, tepatnya golongan 11 atau IB. Simbol
Ag untuk unsur ini berasal dari bahasa Latin, dari kata argentums, yang berarti ‘putih’ atau ‘mengkilap’.
Perak merupakan salah satu logam tertua, yang dikenal
sejak zaman kuno. Sebagai salah satu dari tujuh logam kuno, perak memiliki
kisah abadi dalam sebagian besar budaya manusia. Perak, paduan serta senyawanya,
memiliki banyak aplikasi. Ia digunakan
dalam berbagai ornamen, koin, dan peralatan.
Benda-benda yang terbuat dari perak ada sejak 4000 SM. Diduga
umat manusia belajar memisahkan perak dari timbal pada 3000 SM. Berdasarkan hal
ini, diyakini bahwa unsur perak telah ditemukan sekitar 5000 SM. Dalam teks
alkimia, perak dilambangkan dengan bulan sabit, sementara emas dilambangkan
dengan matahari.
SIFAT
FISIKA DAN KIMIA
Setiap
materi memiliki sifat yang berbeda antara materi yang satu dengan yang lainnya,
walaupun memiliki wujud yang sama. Dengan diketahuinya sifat suatu materi, maka
kita dapat menghindari atau mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan
jumlah dan ukuran suatu materi dikenal 2 sifat materi yaitu sifat intrinsik
(intensif) dan sifat ekstrinsik (ekstensif).
Sifat
intrinsik merupakan sifat khas yang dimiliki materi tanpa memperhatikan jumlah
dan ukuran materi. Contoh: warna, rasa, wujud, massa jenis, titik didih, titik
lebur, kelarutan, mudah terbakar dan bau. Sifat ekstrinsik merupakan sifat
materi yang bergantung pada jumlah dan ukuran materi. Contoh massa, volume dan
kandungan energi (entalpi).
Selain
kedua sifat di atas, dikenal pula dua sifat materi yang lain yakni sifat fisika
dan sifat kimia. Sifat kimia tergolong sifat intrinsik, tetapi sifat fisika ada
yang tergolong berupa sifat intrinsik dan ada pula yang tergolong sifat
ekstrinsik.
Beberapa sifat fisika disajikan pada Tabel di bawah ini.
Sifat Fisika |
|
Wujud
|
Padat
|
Warna |
Putih
berkilau |
Titik
leleh |
961,78
°C |
Titik
didih |
2162
°C |
Massa
jenis |
10,49
g/cm3 |
Elektronegatifan |
1,93
Pauling |
Kekerasan
|
2,5
Mohs |
Kemagnetaan
|
Diamagnetik (ditolak
medan magnet) |
Entalpi
Fusi (Heat of fusion) |
11,28
kJ/mol |
Entalpi
Penguapan (Heat of vaporization) |
254
kJ/mol |
Kapasitas
kalor (Molar heat capacity) |
25.350
J/(mol·K) |
Resistivitas
listrik (Electrical resistivity) |
15.87
nΩ·m (pada 20 °C) |
Konduktivitas
termal (Thermal conductivity) |
429
W/(m·K) |
Struktur
Kristal |
Kubus
berpusat muka (face-centred cubic, fcc) |
Semua garam perak yang larut dalam air beracun. Jika tertelan
dapat menyebabkan keracunan parah. Perak terdaftar oleh US EPA (United States Environmental Protection
Agency) sebagai salah satu polutan logam prioritas (priority pollutant metals) di lingkungan.
REAKSI
KIMIA PERAK
Sifat
kimia yaitu sifat materi yang berhubungan dengan pembentukan materi baru atau
sifat materi yang berkaitan dengan perubahan kimia. Perubahan kimia yaitu
perubahan materi yang disertai pembentukan materi baru.
Perubahan
kimia disebut juga reaksi kimia dan biasanya ditulis dalam bentuk persamaan
reaksi. Persamaan reaksi yaitu pemaparan atau penulisan reaksi kimia
menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam suatu reaksi.
Reaksi kimia perak dengan beberapa zat sebagai berikut.
a. Reaksi
perak dengan udara
Dalam kondisi normal, logam perak stabil di udara yang bersih.
b. Reaksi
perak dengan air
Perak tidak bereaksi dengan air bersih.
c. Reaksi
perak dengan asam
Logam perak larut dalam asam sulfat pekat panas membentuk
perak sulfat, Ag2SO4.
2Ag(s) + 2H2SO4(aq) → Ag2SO4(s) + 2H2O(l) + SO2(aq)
Reaksi dengan asam klorida berjalan lambat dan akan terhenti
setelah terbentuk lapisan pelindung perak klorida di permukaannya.
Ag(s) + HCl(aq) → AgCl(s) + H2(g)
Perak diserang oleh asam nitrat di semua konsentrasi. Perak
juga larut dalam asam nitrat encer. Reaksi yang terjadi eksotermik. Produk dari
reaksi ini adalah perak nitrat disertai dengan pembebasan gas nitrogen
monoksida dan nitrogen dioksida.
4Ag(s) + 6HNO3(aq) → 4AgNO3(aq) + NO(g) + NO2(g) +
3H2O(l)
d. Reaksi
perak dengan amonia
Ion perak Ag+ bereaksi dengan larutan amonia membentuk
endapan oksida perak yang berwarna coklat atau hitam.
2Ag+(aq)
+ 2NH3(aq) + 2H2O(l) → Ag2O(s) [coklat/hitam] + 2NH4+(aq) + H2O(l)
Amonia berlebih dapat melarutkan endapan, membentuk
kompleks perak diamina.
Ag2O(s)
+ 4NH3(aq) + H2O(l) → 2[Ag(NH3)2]+(aq) + 2OH–(aq)
e. Reaksi
perak dengan sianida
Ion Ag+ dapat membentuk kompleks dengan
sianida dengan kehadiran oksigen. Kompleks ini digunakan untuk ekstraksi perak dari
bijih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
4Ag(s) + 8CN–(aq) + O2(g) + 2H2O(l)
→ 4[Ag(CN)2] –(aq)
+ 4OH–(aq)
f. Reaksi
perak dengan halogen
Logam perak bereaksi dengan gas fluor (F2)
membentuk perak(II) difluorida yang stabil secara termal.
Ag(s) + F2(g) → AgF2(s) [coklat]
Perak juga bereaksi dengan gas klor (Cl2), gas
brom (Br2), dan gas iod (I2).
2Ag + Cl2 → 2AgCl [putih]
2Ag + Br2 → 2AgBr [kuning pucat]
2Ag + I2 → 2AgI [hijau]
g. Reaksi
perak dengan halida
Ion Ag+ diendapkan oleh halida. Endapan tersebut
dapat dilarutkan lagi dalam halida pekat.
Ag+(aq)
+ Cl–(aq) → AgCl(s) [putih]
AgCl(s) + Cl–(aq) → [AgCl2] –(aq) + Cl–(aq) → [AgCl3]2–(aq) + Cl–(aq) → [AgCl4]3–(aq)
Ag+(aq)
+ Br–(aq) → AgBr(s) [kuning pucat]
AgBr(s) + Br–(aq) → [AgBr2] –(aq) + Br–(aq) → [AgBr3]2– (aq) + Br–(aq) → [AgBr4]3–(aq)
Ag+(aq)
+ I–(aq) → AgI(s) [kuning]
AgI(s) + I–(aq) → [AgI2] –(aq) + I–(aq) → [AgI3]2–(aq) + I–(aq) →
[AgI4]3–(aq)
Asam klorida yang dapat mengendapkan ion perak sebagai
perak(I) klorida yang berwarna putih ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Ag+(aq)
+ Cl–(aq) → AgCl(s)
Perak(I) klorida tidak larut dalam asam, termasuk dalam HNO3.
Namun endapan tersebut dapat larut dalam larutan amonia.
AgCl(s) + 2NH3(aq) ↔ [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl−(aq)
Penambahan asam ke dalam larutan ini, misalnya HNO3,
dapat menghancurkan ion kompleks yang terbentuk, dan mengendapkan kembali perak(I)
klorida.
[Ag(NH3)2]+(aq) + Cl–(aq) + 2H+(aq) ↔ AgCl(s) + 2NH4+(aq)
h. Reaksi
perak dengan hidroksida
Ion hidroksida mengendapkan ion Ag+ sebagai perak(I)
oksida yang berwana coklat atau hitam. Perak(I) oksida tidak larut dalam NaOH
berlebih.
2Ag+(aq)
+ 2OH–(aq) → Ag2O(s)
[coklat/hitam] + H2O(l)
i. Reaksi
perak dengan sulfida
Perak bereaksi dengan hidrogen sulfida pada suhu kamar, dengan
adanya oksigen.
4Ag(s) + 2H2S(g) + O2(g) → Ag2S(s) + 2H2O(l)
Ion Ag+ diendapkan oleh hidrogensulfida dalam
larutan HNO3 0,4M.
2Ag+(aq)
+ H2S(aq) → Ag2S(s)
[hitam] + 2H+(aq)
j. Reaksi
perak dengan tiosulfat
Ion Ag+ membentuk kompleks dengan tiosulfat.
Ag+(aq)
+ 2S2O32–(aq)
→ Ag(S2O3)23–(aq)
Reaksi ini digunakan untuk menghilangkan AgBr dalam
perbaikan fotografi.
k. Beberapa
zat yang bisa menyerang perak
Perak bisa ternoda oleh belerang, belerang dioksida, dan merkuri.
Selain itu, perak juga diserang oleh ozon, hidrogen peroksida, asam kromat,
besi sulfat, dan larutan permanganat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar