Mengapa Indonesia tidak Menggunakan Energi Nuklir? Inilah Alasan Adanya Pro dan Kontra

. 


A. ENERGI NUKLIR

Hampir semua massa atom terkonsentrasi di tengah-tengah atom, yang disebut nukleus (inti atom). Inti atom terutama tersusun dari dua jenis partikel yaitu proton dan neutron. Proton bermuatan positif, sedangkan neutron tidak bermuatan (netral). Massa neutron sedikit lebih besar daripada proton.

Energi yang tersimpan dalam nukleus atau inti atom disebut energi nuklir. Energi tersebut digunakan untuk merekatkan proton dan neutron yang terdapat pada inti atom. Energi ini bisa digunakan untuk menghasilkan listrik. Tetapi, sebelum bisa dipakai, energi tersebut harus dilepaskan terlebih dahulu. Energi besar yang tersimpan dalam inti atom dapat dilepaskan menggunakan dua proses atau reaksi yaitu reaksi fisi dan reaksi fusi.

Dalam reaksi fisi, atom-atom diuraikan atau dipecah menjadi atom-atom yang massanya lebih kecil. Sedangkan pada reaksi fusi atom-atom yang massanya kecil bergabung menjadi atom yang massanya lebih besar.

Baik pada reaksi fisi maupun fusi, terjadi pelepasan sejumlah besar energi dan beberapa jenis partikel. Beberapa partikel yang dilepaskan dalam kedua proses tersebut yaitu partikel alfa (α), beta (β), dan gama (γ).

Salah satu contoh reaksi fusi yang terjadi secara alami adalah reaksi yang terjadi di matahari dalam menghasilkan energi. Penyusun utama matahari adalah hidrogen (H) dan helium (He). Suhu di bagian dalam matahari mencapai sekitar 15.000.000 °C (lima belas juta derajat celcius). Sedangkan suhu inti Matahari mencapai 15 juta Kelvin. Karena suhunya yang sangat tinggi maka reaksi fusi dapat berlangsung. Hal ini wajar, karena reaksi fusi hanya bisa berlangsung pada suhu yang sangat tinggi.

Sumber utama energi matahari, dan juga bintang-bintang, adalah reaksi perpaduan hidrogen untuk membentuk helium, melalui reaksi rantai proton-proton. Reaksi fusi yang terjadi di matahari dapat ditulis sebagai berikut.



 

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang beroperasi di seluruh dunia saat ini, menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan energi listrik. Alasan tidak menggunakan reaksi fusi adalah karena belum ditemukan cara yang aman dan ekonomis untuk mengontrol reaksi fusi yang terjadi.

Reaksi untuk menghasilkan energi listrik pada PLTN dilangsungkan dalam sebuah tempat atau perangkat yang dinamakan reaktor nuklir. Pada reaktor nuklir inilah laju atau kecepatan reaksi fisi dikontrol agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Secara sederhana proses pembentukan energi listrik dapat dijabarkan sepert ini. Reaktor nuklir menggunakan batang uranium sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas. Karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) kemudian digunakan untuk menyerap panas yang terbentuk, sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian dipakai untuk memutar turbin yang berbentuk seperti kipas raksasa. Gerakan putaran turbin akan menyalakan generator dan menghasilkan energi listrik. Proses yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga batubara dan gas kurang lebih sama seperti itu.

Uranium adalah unsur kimia dengan simbol U dan nomor atom 92. Unsur ini berupa logam putih keperakan mengilap yang bersifat ulet dan mudah dibentuk. Ulet berarti mampu ditarik ke menjadi kabel tipis. Lunak berarti mampu dipalu menjadi lembaran tipis.

Uranium alami terdiri dari tiga isotop utama: uranium-238 (99,28% kelimpahan alami), uranium-235 (0,71%), dan uranium-234 (0,0054%). Ketiganya bersifat radioaktif dan memancarkan partikel alfa (α).

Uranium-238 adalah isotop uranium yang paling stabil, dengan masa paruh sekitar  4,468 × 109 tahun, kira-kira setara umur Bumi. Uranium-235 memiliki waktu paruh sekitar  7,13 × 108 tahun, dan uranium-234 memiliki waktu paruh sekitar 2,48 × 105 tahun.

Hingga saat ini banyak Negara yang telah menggunakan nuklir sebagai sumber energi. Menurut World Nuclear Association, terdapat 441 reaktor nuklir secara global. AS sendiri memiliki reaktor nuklir terbanyak, yakni 96 buah.

Beberapa Negara yang telah menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik yaitu Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Israel, Jepang, dan beberapa Negara lainnya. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita juga akan menggunakan energi nuklir?

Jawaban untuk pertanyaan ini masih butuh pertimbangan yang matang. Indonesia memang pernah berencana membangun PLTN, namun belum terlaksana hingga sekarang. Ada yang kontra, ada pula yang pro.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda kontra terhadap penggunaan energi nuklir? Ataukah Anda pro terhadap penggunaan energi nuklir? Sebelum menentukan pilihan Anda, sebaiknya baca terlebih dahulu alasan-alasan yang sering dikemukakan oleh mereka yang kontra dan pro terhadap penggunaan energi nuklir di bawah ini.

 

B. KONTRA PENGGUNAAN ENERGI NUKLIR

1. Uranium Terbatas

Uranium terbatas dan hanya dimiliki oleh beberapa Negara. Indonesia belum bisa memproduksi uranium sendiri. Jika kita menggunakan nuklir sebagai tenaga listrik, maka kita harus mengimpor uranium dari Negara lain. Artinya PLTN kita akan tergantung pada pada produksi uranium Negara lain. Selain itu, biaya untuk mengambil dan mengangkut uranium cukup mahal.

 

2. Mahal

Biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu reaktor nuklir sangat tinggi. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk mengolah limbah nuklir pun termasuk besar.

 

3. Merusak Lingkungan

Salah satu masalah terbesar dari penggunaan energi nuklir adalah dampak lingkungan. Proses penambangan dan pemurnian uranium atau yang sering disebut pengayaan uranium, bukanlah proses yang bersih. Berbagai limbah berbahaya dihasilkan selama proses pengayaan.

Selain proses pengayaan, pengangkutan bahan bakar nuklir juga dapat merusak lingkungan karena bersifat radioaktif.

Limbah yang dihasilkan juga sangat berbahaya. Peluruhan limbah nuklir ke tingkat yang aman memerlukan waktu bertahun-tahun. Bahkan limbah radioaktif tingkat rendah saja, memakan waktu ratusan tahun untuk mencapai tingkat aman.

 

4. Kecelakaan Nuklir Sangat Berbahaya

Perlu ditekankan bahwa, jika terjadi kecelakaan nuklir, maka akan diperlukan biaya yang sangat besar untuk membersihkan dan membuat semuanya semuanya menjadi aman lagi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Tidak ada yang namanya “rute sederhana atau mudah” dalam membersihkan materi radioaktif yang bocor atau tumpah ke lingkungan. Hal ini disebabkan, diperlukan waktu bertahun-tahun, untuk memastikan area tumpahan telah aman. Dalam kasus kecelakaan yang sangat serius, mungkin butuh waktu puluhan tahun.

Telah terjadi tiga bencana nuklir yang sangat menakutkan yakni bencana yang terjadi di:

1. Three Mile Island (Amerika Serikat); 

2. Chernobyl (Ukraina); dan 

3. Fukushima (Jepang).


Kecelakaan di Three Mile Island terjadi pada 28 Maret 1979. Meskipun tidak mengakibatkan kematian atau cedera pada pekerja pabrik atau di masyarakat sekitar, namun kecelakaan ini sangat merusak lingkungan. Pada 14 Agustus 1993, 14 tahun setelah kecelakaan, The New York Times baru melaporkan bahwa pembersihan telah selesai.

Kecelakaan Chernobyl terjadi pada tanggal 26 April 1986 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina. Kecelakaan ini disebut sebagai kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah umat manusia. Efek nuklir yang sangat berbahaya bagi manusia dan efek ekologinya masih bisa dilihat hingga hari ini.

Kecelakaan nuklir di Fukushima terjadi pada 11 Maret 2011. Meski korbannya tidak sebanyak kecelakaan Chernobyl, namun menimbulkan masalah lingkungan yang serius.

 

5. Target Serangan Teroris

Limbah fisi nuklir memiliki waktu paruh yang panjang. Hal ini menunjukan bahwa limbah nuklir akan terus bersifat radioaktif selama bertahun-tahun. Tentu saja hal ini sangat berbahaya. Jika sesuatu terjadi pada silinder tempat limbah nuklir disimpan dan membuatnya bocor, maka bahan ini bisa akan menjadi bahaya yang serius. Bukan saja saat terjadi kebocoran, namun memberikan bahaya selama bertahun-tahun yang akan datang. Limbah ini akan sangat membahayakan dunia jika jatuh ke tangan yang orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Energi nuklir memiliki kekuatan dan daya hancur yang sangat besar. Saat ini, banyak Negara menggunakan nuklir sebagai senjata/bom. Sama seperti limbah nuklir, jika senjata-senjata ini jatuh ke tangan yang salah, maka bisa menjadi akhir dari dunia kita yang indah ini.

Pembangkit listrik tenaga nuklir, bisa menjadi target empuk para teroris. Sedikit kelemahan dalam keamanan, bisa brutal bagi umat manusia. Satu kesalahan dalam keamanan, hujan air mata masyarakat tak berdosa akan mengalir tiada henti.

 

6. Mempengaruhi Alam

Apakah anda pernah mendengar istilah mutasi? 

Menurut Wikipedia, mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf tingkatan gen maupun pada tingkat kromosom. Unsur-unsur penyebab mutasi disebut mutagen, sedangkan organisme yang mengalami mutasi disebut mutan.

Salah satu unsur penyebab terjadinya mutasi adalah zat radioaktif. Jadi keberadaan nuklir dapat menyebabkan terjadinya mutasi terhadap berbagai makhluk hidup. Meskipun limbah telah disegel dengan baik di dalam drum baja dan atau beton yang besar, terkadang bisa terjadi kecelakaan karena adanya kebocoran.

Perubahan yang terjadi karena mutasi bisa membuat makhluk hidup mati, bisa juga tetap bertahan hidup, namun tidak sama lagi dengan sebelumnya. Kebocoran nuklir yang pernah terjadi di Chernobyl menyebabkan sekitar 1.000 orang meninggal karena menderita kanker.

 

C. PRO PENGGUNAAN ENERGI NUKLIR

1. Uranium dan Thorium Milik Indonesia Melimpah

Berdasarkan eksplorasi dan pendataan mengenai potensi sumber daya radioaktif di Indonesia, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mencatat total sumber daya uranium yang dimiliki Indonesia sebanyak 81.090 ton dan thorium 140.411 ton.

Kedua bahan baku nuklir ini tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sumatera mempunyai 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium. Kalimantan memiliki 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium. Sulawesi mempunyai 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium.

Meskipun Indonesia mempunyai cadangan uranium dan thorium yang melimpah, namun tidak dapat dieksploitasi karena dilarang oleh Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara.

 

2. Lebih Andal

Ketika dalam mode menghasilkan energi, sebuah PLTN dapat beroperasi tanpa gangguan selama setahun sekalipun. Hal ini tentu saja berbeda dengan energi matahari dan angin yang selalu bergantung pada kondisi cuaca. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mampu beroperasi tanpa gangguan dalam kondisi iklim (cuaca) apapun.

 

3. Rendah Polusi

Sampai dengan hari ini, energi nuklir dianggap sebagai salah satu sumber energi yang paling ramah lingkungan. Hal ini disebakan, selama menghasilkan energi, nuklir lebih sedikit melepaskan gas-gas rumah kaca ke lingkungan, dibanding sumber energi tradisional, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara.

Sumber energi tradisional yang menggunakan bahan bakar fosil, melepaskan sangat banyak gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). 

Gas-gas inilah yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global (global warming). Pemanasan global telah menjadi momok yang menakutkan karena memberikan dampak yang merugikan air, tanah, dan udara. Hanya untuk perbandingan, batu bara melepaskan gas rumah kaca 30 kali lebih banyak dari pada energi nuklir.

 

4. Biaya Operasional Rendah

Tak bisa dipungkiri bahwa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir sangat tinggi. Namun harus pula diingat bahwa, setelah sebuah PLTN berdiri maka listrik yang dihasilkan sangat murah. Bahkan biaya operasional, jauh lebih rendah dibanding pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil.

 

5. Biaya Kompetitif

Biaya tenaga nuklir lebih stabil dan kompetitif, dibanding bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil sangat tergantung pada keadaan pasar. Jika pasar bagus, harga minyak menjadi stabil. Namun jika bergejolak, misalnya karena corona seperti saat ini, harga minyak tak menentu. Terkadang naik, terkadang turun.

 

6. Lebih Menguntungkan

Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan oleh PLTN relatif kurang dari pada yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik lainnya. Hal ini disebabkan, energi yang dikeluarkan oleh fisi nuklir, kira-kira sepuluh juta kali lebih besar daripada jumlah energi yang dikeluarkan oleh bahan bakar fosil.

Secara teoritis, dengan asumsi terjadi reaksi fisi lengkap, satu kilogram uranium-235, dapat menghasilkan sekitar 20 terajoule energi (2 × 1013 joule). Energi ini setara dengan 1.500 ton batubara.

Tenaga nuklir tidak bergantung pada bahan bakar fosil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dan gas. Pembangkit listrik tenaga batubara dan gas alam melepaskan karbon dioksida (CO2) ke udara, yang menyebabkan sejumlah masalah lingkungan. Dengan pembangkit listrik tenaga nuklir, emisi karbon tidak signifikan.

 

7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir saat ini lebih Modern

Wajar jika energi nuklir menjadi momok yang menakutkan bagi dunia. Hal ini disebabkan, energi nuklir dikenalkan ke dunia melalui kehancuran dua kota besar di Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki. Namun kini, zaman telah berubah menjadi lebih modern. Pengetahuan manusia mengenai energi nuklir terus berkembang ke arah yang baik.

Setelah terjadinya bencana bencana nuklir di masa lalu, seperti yang terjadi di Three Mile Island di Amerika Serikat, Chernobyl di Ukraina, dan Fukushima di Jepang, para ilmuwan mulai mengembangkan PLTN yang lebih modern.

PLTN saat ini tidak bergantung pada pasokan listrik eksternal atau pasokan air eksternal sebagai pendingin. Kini, menggunakan air yang diberi gravitasi, tangki air bertekanan gas, dan penukar panas konveksi alami. Sistem ini dikenal sebagai 'sistem keamanan pasif'.

Keuntungan lain dari sistem keamanan pasif adalah reaktor dapat dipasang di bawah tanah. Hal ini tentu saja sangat bagus, karena dapat bertindak sebagai isolasi tambahan terhadap berbagai akses yang membahayakan.

 

8. Pengolahan Limbah lebih Modern

Mereka kontra terhadap penggunaan energi nuklir mengatakan, dibutuhkan biaya yang besar untuk mengolah limbah nuklir. Namun sebenarnya tidak. Limbah nuklir dapat dibiarkan dingin dalam waktu lama, lalu dicampur dengan kaca cair. Kaca yang telah mengeras kemudian disimpan dalam suasana yang sangat dingin. Limbah ini terus dijaga, diamati, dan diperhatikan agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

 

9. Jumlah Kecelakaan Nuklir Lebih Sedikit

Dalam keseluruhan sejarah produksi energi nuklir, hanya terjadi 3 bencana besar yaitu Three Mile Island, Fukushima, dan Chernobyl. Di sisi lain, dalam 25 tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 10 bencana besar saat menggunakan bahan bakar fosil. Bencana terbesar yang melibatkan bahan bakar fosil adalah tumpahan minyak BP (kebocoran minyak Deepwater Horizon).

 

10. Militer Indonesia Bisa Semakin Maju

Menurut Anda, jika Indonesia mempunyai PLTN dan mengelola uranium dan thorium dengan baik, persenjataan milik kita seperti apa? Tanpa nuklir saja kekuatan negera kita masuk 16 besar dunia dan peringkat satu di Asia Tenggara. Jika kita mempunyai nuklir, maka kita bisa masuk peringkat 5 besar terkuat di dunia. Bahkan mungkin saja kita bisa menjadi perangkat satu dunia.

 

DAFTAR PUSTAKA

- Krista West. Materi Kimia! Reaksi Kimia Volume 3. 2007. Pakar Raya, Pakarnya Pstaka.

- Rinkesh. Pros and Cons of Nuclear Energy. Online.  diakses Senin, 25 Desember 2017.

- Rinkesh. What is Nuclear Energy? Online.  diakses Senin, 25 Desember 2017.

- Greentumble. 2015. 15 Interesting Facts AboutNuclear Energy. Online.  diakses pada Selasa, 26 Desember 2017.

- Wikipedia. Uranium. Online.   diakses pada Minggu, 21 Januari 2018.

 -  

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *