Kelimpahan dan Penambangan Unsur Perak

..

WARNING!

Artikel-artikel lain yang masih berkaitan dengan unsur perak:

1. 15 Fakta-Fakta Menarik Unsur Perak

2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia (Reaksi Kimia) Unsur Perak

3. Kelimpahan dan Penambangan Unsur Perak

4. Senyawa Dari Unsur Perak 1

5. Senyawa Dari Unsur Perak 2

6. 4 Senyawa Dari Unsur Perak yang Beracun

 

Mohon maaf, karena saya tidak mengaktifkan link pada judul artikelnya. Jika teman-teman tertarik ingin membacanya, silahkan copy judul artikel, lalu masukan pada kotak "PENCARIAN" yang ada di blog ini.


PENDAHULUAN

Dalam tabel periodik unsur, perak memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Simbol Ag untuk unsur ini berasal dari bahasa Latin, dari kata argentums, yang berarti ‘putih’ atau ‘mengkilap’.

Tak ada tahun penemuan logam perak. Diduga perak ditemukan sekitar 5000 SM. Sebagai salah satu logam kuno, dalam teks-teks alkimia, unsur perak dilambangkan dengan bulan sabit, sedangkan emas dilambangkan dengan matahari. Koin perak awal Athena dari abad ke-5 SM ditunjukan pada gambar di bawah ini.

 

Gambar Koin perak Athena dari abad ke-5 SM yang disimpan di British Museum

 

ISOTOP

Secara alami perak memiliki 2 isotop stabil yaitu Ag-107 dan Ag-109. Kelimpahan kedua isotop ini hampir sama. Hal ini dikatakan unik karena jarang terjadi pada unsur-unsur kimia yang lain. Kelimpahan Ag-109 yaitu 51,839%, sedangkan kelimpahan Ag-107 yaitu 48,161%.

Terdapat 29 isotop radioaktif perak, dalam kisaran massa 94-106, 108, 110-124. Dari semuanya, terdapat 3 isotop yang paling stabil yaitu isotop Ag-105 dengan paruh 41,29 hari; Ag-111 dengan paruh 7,45 hari; dan Ag-112 dengan paruh 3,13 jam.

 

KELIMPAHAN

Perak terjadi di alam dalam bentuk murni, umumnya bercampur dengan emas. Perak juga ditemukan di sebagian besar bijih timah dan tembaga. Kelimpahan perak di kerak bumi diperkirakan 0,075 mg/kg dan konsentrasi rata-rata dalam air laut adalah 0,014 μg/L.

Mineral utama perak adalah argentite, Ag2S. meskipun demikian terdapat mineral-mineral perak yang lain. Berbagai mineral perak disajikan pada Tabel di bawah ini.

Nama Mineral

Rumus Mineral

Gambar

 

Argentite

Ag2S

Pyrargyrite

Ag3SbS3

Proustite

Ag3AsS3

Polybasite

Ag16Sb2S11

Cerargyrite (Chlorargyrite)

AgCl

Stephanite

Ag5SbS4

Tetrahedrite

Cu3(AsSb)S3

 

TAMBANG

Terdapat banyak cara memurnikan perak dari bijihnya. Sebagian besar proses bergantung pada sifat mineral, kandungan perak, dan penghilangan logam lain yang terdapat dalam bijih. Beberapa proses dijelaskan secara singkat di bawah ini.

Sejak zaman dulu, terdapat 3 proses yang sering digunakan untuk ekstraksi perak dari bijih yaitu amalgamasi (amalgamation), pencucian (leaching), dan sianidasi (cyanidation).

Dalam satu proses amalgamasi, bijih dihancurkan dan dicampur dengan natrium klorida, tembaga sulfat, asam sulfat, dan merkuri, dan dipanggang dalam panci besi cor. Amalgam yang terbentuk dipisahkan dan dicuci. Setelah kering, amalgam didestilasi untuk memisahkan perak dari merkuri. Merkuri yang memiliki titik didih rendah akan menguap meninggalkan logam perak.

Dalam proses sianidasi, bijih dihancurkan dan dipanggang dengan natrium klorida dan kemudian diolah dengan larutan natrium sianida. Perak yang ada akan membentuk kompleks natrium perak sianida (Sodium argento cyanide) yang stabil, Na[Ag(CN)2].

Ag2S + 4NaCN 2Na[Ag(CN)2] + Na2S

 

Kompleks stabil yang terbentuk ditambahkan logam seng, sehingga terbentuk natrium tetracyanozicate (sodium tetra cyanozicate) dan endapan perak.

Zn + 2Na[Ag(CN)2] → Na2[Zn(CN)4] + 2Ag

 

Perak yang dihasilkan pada tahap ini disebut perak sepon (spongy silver). Perak sepon disatukan dengan kalium nitrat, lalu dimurnikan dengan proses elektrolitik.

Terdapat beberapa proses pencucian (leaching) yang diketahui. Salah satu proses yang dikembangkan sejak pertengahan abad ke-19 dikenal sebagai proses Patera (Patera process), yang pertama kali dilakukan oleh von Patera di Joachimstal (Jachymov), Republik Ceko. Proses ini melibatkan pemanggangan bijih dengan natrium klorida diikuti dengan pencucian dengan larutan natrium tiosulfat. Perak dapat diendapkan sebagai perak sulfida, Ag2S, dengan cara menambahkan natrium sulfida ke dalam campuran cucian. Dalam proses Clandot (Clandot process), pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan besi klorida. Penambahan seng iodida mengendapkan perak iodida, AgI. AgI kemudian direduksi dengan logam seng untuk mendapatkan perak.

Proses-proses di atas digunakan untuk mengekstraksi perak dari bijih bermutu tinggi. Namun, seiring dengan berkurangnya bijih tinggi kadar perak, banyak proses mulai dikembangkan untuk mengekstraksi perak dari bijih yang kadar peraknya rendah. Beberapa bijih logam yang mengandung perak dalam jumlah yang sangat kecil adalah bijih timah, tembaga, dan seng.

Bijih berkadar rendah dipekatkan dengan cara pengapungan (floatation). Konsentrat yang diperoleh dimasukan ke dalam smelter untuk dilakukan pemurnian. Di dalam smelter, bijih diberikan berbagai perlakuan, baik sebelum maupun setelah peleburan, termasuk sintering, kalsinasi, dan pencucian. Sintering yaitu proses pemanasan terhadap bijih, namun tidak melampaui titik leburnya. Sintering dilakukan untuk menghilangkan pengotor, sekaligus memperbaiki struktur dan kualitas suatu material.

Konsentrat tembaga dikalsinasi untuk menghilangkan belerang dan dilebur dalam tungku reverberatory untuk diubah menjadi tembaga blister yang mengandung 99% berat Cu. Untuk mendapatkan tembaga yang lebih murni maka harus dilakukan elektrolisis. Dalam elektrolisis tembaga blister digunakan sebagai anoda, sedangkan tembaga dengan kemurnian 99,9% digunakan sebagai katoda.

Saat elektrolisis berlangsung tembaga blister akan larut ke dalam elektrolit. Ion tembaga yang telah larut, bergerak menuju anoda untuk menempel di sana.

Lumpur anoda yang tidak larut dari pemurnian elektrolitik mengandung logam perak, emas, dan platina. Perak diambil dari lumpur dengan cara menambahkan asam sulfat. Logam-logam lain yang bersifat basa, tetap larut dalam asam sulfat, meninggalkan perak dan emas dalam lumpur. Perak dan emas dapat dipisahkan dengan cara elektrolisis.

Konsentrat timbal dan seng dapat diperlakukan dengan cara yang kurang lebih sama dengan konsentrat tembaga.




SUMBER RUJUKAN

Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill.

 


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *