4 Senyawa Dari Unsur Perak yang Beracun

..

WARNING!

Artikel-artikel lain yang masih berkaitan dengan unsur perak:

1. 15 Fakta-Fakta Menarik Unsur Perak

2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia (Reaksi Kimia) Unsur Perak

3. Kelimpahan dan Penambangan Unsur Perak

4. Senyawa Dari Unsur Perak 1

5. Senyawa Dari Unsur Perak 2

6. 4 Senyawa Dari Unsur Perak yang Beracun

 

Mohon maaf, karena saya tidak mengaktifkan link pada judul artikelnya. Jika teman-teman tertarik ingin membacanya, silahkan copy judul artikel, lalu masukan pada kotak "PENCARIAN" yang ada di blog ini.

Artikel yang berkaitan dengan senyawa dari unsur perak dibagi menjadi 3 artikel.

Artikel pertama “Senyawa Dari Unsur Perak 1” membahas tentang 6 unsur perak, yakni:

1. Perak kromat (Ag2CrO4)

2. Perak Dikromat (Ag2Cr2O7)

3. Perak(I) Oksida (Ag2O)

4. Perak(II) Oksida (AgO)

5. Perak Sulfida  (Ag2S)

6. Perak Sulfat (Ag2SO4)

 

Artikel kedua "Senyawa Dari Unsur Perak 2" membahas tentang 4 unsur perak, yakni:

1. Perak Asetileda (Ag2C2)

2. Perak Bromida (AgBr)

3. Perak Klorida (AgCl)

4. Perak Iodida (AgI)

 

Artikel ketiga "4 Senyawa Dari Unsur Perak Yang Beracun" membahas tentang 4 unsur perak, yakni:

1. Perak Sianida (AgCN)

2. Perak Nitrat (AgNO3)

3. Perak(I) Arsenit (Ag3AsO3)

4. Perak(I) Arsenat (Ag3AsO4)

 

1. Perak Sianida (AgCN)

(Sumber gambar: www.exportersindia.com/mahavirexpochem/silver-cyanide-3459683.htm)

Perak sianida (silver cyanide) digunakan dalam pelapisan perak (silver plating). Sebagai kristal heksagonal putih keabu-abuan, senyawa ini memiliki massa jenis 3,95 g/cm3 dan terurai pada suhu 320 °C;

AgCN tidak larut dalam air, alkohol, atau asam encer. Ia larut dalam amonia pekat, asam nitrat mendidih pekat, dan larutan alkali sianida.

Dalam laboratoium, perak sianida dibuat dengan cara menambahkan larutan alkali sianida ke dalam larutan perak nitrat:

Ag+(aq) + CN(aq) → AgCN(s)

 

Warning!

Perak sianida sangat beracun, jika tertelan. Kontak dengan kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi parah. LD50 oral (tikus): 123 mg/kg.

 

2. Perak Nitrat (AgNO3)

 

Perak nitrat (silver nitrate) yang sering disebut juga sebagai lunar caustic merupakan senyawa perak yang paling banyak manfaatnya. Senyawa dengan rumus kimia AgNO3 digunakan dalam film fotografi, tinta (indelible ink), cermin perak, ukiran di gading (etching ivory), dan pewarnaan rambut. Selain itu, digunakan pula untuk membuat sebagian besar garam perak dan sebagai katalis dalam pembuatan etilen oksida. Perak nitrat digunakan sebagai titran dalam semua titrasi argentometrik (titrasi Mohr). Dalam dunia kedokteran, senyawa perak digunakan sebagai obat anti-infeksi topikal, antiseptik. Larutan encernya digunakan sebagai lotion mata (eye lotion).

AgNO3 dijumpai dalam bentuk kristal tidak berwarna (transparan), tidak berbau, dan mempunyai rasa pahit. Senyawa perak dengan massa jenis 4,35 g/cm3 ini, meleleh pada suhu 212 °C, terurai pada suhu 440 °C, dan sangat larut dalam air, etanol, serta aseton.

Dalam laboratorium, perak nitrat dibuat dengan cara melarutkan logam perak dalam asam nitrat encer. Larutan yang diperoleh diuapkan. Residu yang tertinggal dipanaskan dengan asam nitrat pekat hingga memerah untuk menguraikan berbagai pengotor, seperti tembaga nitrat. Residunya kemudian dilarutkan lagi dalam air, disaring, dan direkristalisasi ulang untuk mendapatkan perak nitrat murni.

Tembaga dapat menggantikan perak dari larutan perak nitrat.

Cu(s) + AgNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + Ag(s)

 

Tembaga(I) asetilide (Copper(I) acetylide) jika dicampur dengan perak nitrat, maka akan membentuk campuran asetil perak yang sangat mudah meledak.

Cu2C2 + 2AgNO3 → Ag2C2 + CuNO3

 

Penambahan perak nitrat ke dalam asam heksakloroplatinat (H2PtCl6) akan menghasilkan endapan kuning perak heksakloroplatinat, Ag2PtCl6.

H2PtCl6 + 2AgNO3 → Ag2PtCl6 + 2HNO3

 

Asam heksakloroplatinat dapat direduksi menjadi asam tetrakloroplatinat(II), H2PtCl4, oleh sulfur dioksida dan zat-zat pereduksi lainnya.

 

Warning!

Perak nitrat bersifat toksik pada semua rute paparan. Tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis parah. Selain itu, iritasi parah pada mata dan kulit.

 

3. Perak(I) Arsenit (Ag3AsO3)

Perak(I) arsenit (silver(I) arsenite) disebut juga silver arsenite, trisilver arsenite, atau silver ortho-arsenite, dijumpai dalam bentuk bubuk halus berwarna kuning. Zat yang peka terhadap cahaya ini, dapat mengiritasi kulit, mata, dan membran mukosa. Senyawa perak beracun dan tidak larut dalam air ini, digunakan untuk membuat pewarna dan insektisida.

 Ag3AsO3 sangat beracun jika tertelan dan terhirup. Zat ini tidak mudah terbakar, tetapi dapat terurai pada pemanasan menghasilkan asap korosif dan atau beracun.

Pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terkena atau keracunan Perak(I) arsenit adalah membawa korban ke udara terbuka dan segar; segera hubungi layanan medis darurat atau fasilitas kesehatan terdekat.

Pastikan bahwa petugas medis mengetahui materi yang terlibat, guna mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan untuk melindungi diri mereka sendiri. Berikan pernafasan buatan jika korban tidak bernafas. Jangan menggunakan metode mulut ke mulut (mouth-to-mouth) jika korban menelan atau menghirup zat tersebut; berikan pernafasan buatan dengan bantuan pocket mask yang dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan tepat lainnya. Berikan oksigen jika pasien sulit bernafas.

Lepas dan isolasi semua pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Jika terkena bahan, segera basuh kulit atau mata dengan air mengalir selama setidaknya 20 menit.

 

4. Perak(I) Arsenat (Ag3AsO4)

Perak arsenat (Silver(I) Arsenate) adalah senyawa anorganik yang digunakan dalam analisis kualitatif untuk membedakan antara larutan fosfat (Ag3PO4, berwarna kuning) dan arsenat(V).

Tes kualitatif untuk ion arsenat memberikan dasar demonstrasi penuh warna dari prinsip-prinsip kekuatan asam relatif, produk kelarutan, dan efek pH pada kelarutan. Arsenat digunakan dalam beberapa pengawet kayu, bahan finishing, dan sebagai reagen dalam berbagai reaksi kimia.

Perak arsenat digunakan untuk menghasilkan bahan konduktivitas tinggi, dan dapat menjadi komponen standar elektroda. Juga digunakan sebagai bahan awal dalam senyawa seperti Triethyl Arsenate.

 




SUMBER RUJUKAN

Pradyot Patnaik, Ph.D. 2001. Handbook of Inorganic Chemicals. McGraw-Hill.

 


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *