Senyawa-senyawa
ion umumnya larut dalam air, walaupun beberapa senyawa ion tidak atau sukar
larut dalam air. Kelarutan senyawa ion dalam air bergantung pada harga Ksp-nya.
Sedangkan
senyawa-senyawa kovalen yang bersifat polar dapat larut dalam air karena air
merupakan pelarut polar. Senyawa kovalen polar dapat larut, karena mampu
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Senyawa-senyawa
kovalen nonpolar tidak mampu membentuk ikatan hidrogen, sehingga kelarutan
dalam air rendah atau tidak larut.
Perlu
ditekankan bahwa ikatan hidrogen hanya terbentuk, bila satu atom H ditarik atau
diikat bersama oleh dua atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi yakni N, O,
F dan memiliki elektron bebas (lone pair
electron). Selain tarikan antara unsur-unsur tersebut, berarti bukan ikatan
hidrogen.
Secara
sederhana ikatan hidrogen dapat digambarkan sebagai berikut.
atom berkeelektronegatifan tinggi-H-atom berkeelektronegatifan tinggi
Ikatan hidrogen dapat terjadi karena elektron
bebas pada atom yang berkeelektronegatifan tinggi menarik proton yang dimiliki
oleh atom H. Hal mengakibatkan seolah-olah terbentuk suatu ikatan kimia.
Perbedaan ikatan kovalen dan ikatan hidrogen pada molekul air, bisa dilihat
pada gambar di bawah ini.
Selain kelarutan dalam air, terbentuknya ikatan hidroogen intramolekul (dalam satu molekul) atau antarmolekul (minimal 2 molekul) dapat mempengaruhi titik didih suatu zat. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen, titik didihnya cenderung lebih tinggi dibanding senyawa-senyawa yang tidak mempunyai ikatan hidrogen, dengan ketentuan senyawa-senyawa massa molekul relatifnya sama atau hampir sama.
Oleh sebab itu, jika terdapat senyawa yang memiliki
unsur-unsur berkeelektronegatifan tinggi yang mengikat atom H, kemudian memiliki
titik didih tinggi, hal ini pasti disebabkan karena adanya ikatan hidrogen.
Senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar, titik didih umumnya ditentukan oleh massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut. Makin besar Mr senyawa, makin tinggi titik didihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar