Teknik Menggunakan Buret


Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi:
1. Peralatan gelas (glass ware equipment)
2. Peralatan bukan gelas (non glass equipment)
3. Peralatan pemanas (heating equipment).
Peralatan gelas dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Peralatan gelas dasar
2. Peralatan pengukuran
3. Peralatan analisis.
Berdasarkan ketahanan terhadap panas, peralatan gelas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Peralatan gelas tahan panas pada suhu tinggi
2. Peralatan gelas tidak tahan pada suhu tinggi.
Berdasarkan pengelaman empirik peralatan gelas yang bermerek pyrex biasanya lebih tahan terhadap panas.
Salah satu peralatan gelas yang sering digunakan dalam laboratorium adalah buret. Buret adalah salah satu alat laboratorium yang terbuat dari kaca, berbentuk silinder, memiliki garis ukur, serta pada bagian bawah terdapat keran.
Gambar Buret

Berdasarkan ukuran silindernya, buret dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Buret makro, yaitu buret yang kapasitasnya 50 mL dan skala terkecilnya 0,10 mL.
2) Buret semimikro, yaitu buret yang kapasitasnya 25 mL dan skala terkecilnya 0,050 mL.
3) Buret makro, yaitu buret yang kapasitasnya 10 mL dan skala terkecilnya 0,020 mL.

Berdasarkan fungsinya, buret dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut.
1) Buret asam, yaitu buret yang digunakan untuk larutan yang bersifat asam, seperti asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3). Selain itu, buret asam digunakan juga untuk larutan netral seperti tiosulfat dan larutan pengoksidasi seperti KCrO4.
2) Buret basa, yaitu buret yang digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH, dan NH4OH. Ujung buret basa memiliki karet dengan bola kaca yang berfungsi mirip seperti keran.
3) Buret ambergias, yaitu buret yang digunakan untuk larutan yang bersifat mudah teroksidasi oleh cahaya matahari larutan kalium permanganate atau iodium. Buret jenis ini terbuat dari bahan-bahan kaca yang berwarna gelap.
4) Buret universal, yaitu buret yang digunakan untuk semua larutan baik yang bersifat asam maupun basa. Ujung buret ini terbuat dari Teflon.

Buret biasanya digunakan untuk mengukur volume cairan titer (larutan yang digunakan  untuk menitrasi) secara teliti. Penggunaan buret untuk menitrasi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap teknik titrasi dan indikator. 
Ada beberapa jenis titrasi diantaranya adalah:
- titrasi asam–basa (asidi-alkalimetri)
- titrasi Iodometri
- titrasi permanganometri
- titrasi Argentometri, dan lain-lain. 
Indikator yang digunakan dari tiap-tiap titrasi tersebut berbeda-beda diantaranya adalah: fenolftalein (pp), metilen biru, metilen orange, amilum, dan lain-lain.

Prinsip penggunaan buret yang harus diperhatikan secara saksama adalah sebagai berikut:
1) Buret harus dalam kondisi bersih dan kering.
2) Sebelum digunakan, pastikan bahwa buret dalam kondisi baik yaitu: tidak  bocor, skala penunjukkan jelas, kran buret dapat diputar dengan mudah, ujung  buret  tidak cacat dan pangkal buret (tempat mengisi cairan) masih utuh.
3) Pilih buret sesuai dengan tingkat ketelitian yang anda kehendaki. Tersedia  buret  biasa  dan  mikroburet. Buret biasa dengan skala pembacaan terkecil  0,05  mL sedangkan mikroburet  mempunyai  skala pembacaan terkecil 0,01 mL.
4) Untuk  mengisi  cairan  kedalam  buret  gunakan  corong atau beker gelas dan usahakan tidak ada gelembung udara dalam buret.
5) Pembacaan skala buret harus datar antara permukaan lengkung cairan (meniskus) dengan mata anda.
6) Untuk  memudahkan  pembacaan letakan skala pembacaan buret di depan. 
7) Saat membaca skala usahakan larutan dalam buret tidak bergerak.
8) Biasakan membilas buret dengan cairan titer minimal 2 kali.

Memasang buret pada statif hendaknya dengan posisi yang kokoh dan tegak lurus. Terdapat cara yang untuk meletakkan tangan pada buret. 
Jika tangan kanan lebih  terampil dibandingkan dengan tangan kiri maka gunakan tangan kanan untuk  mengguncang erlenmeyer dengan gerakan memutar agar tercampur merata dan tangan kiri memegang  kran  buret. 
Sebaliknya apabila tangan kiri lebih terampil (kidal) maka gunakan tangan kiri  untuk  mengguncang dan tangan kanan memegang kran buret. Cara memegang kran buret harus benar yaitu kran buret diantara ibu jari dan jari telunjuk sehingga jari tangan melingkar penuh sekitar laras kran.
Saat mengamati skala pada buret maka mata harus sama tinggi dengan meniskus.  Membaca skala dilakukan dari atas ke bawah. Misalnya skala miniskus terlihat 4,40 mL kalau dibaca dari atas ke bawah  dan 5,60 mL jika dibaca dari bawah ke atas. 
Pembacaan yang benar adalah 4,40 mL. Usahakan membaca skala buret seteliti mungkin. Buret berukuran 10 mL maka 1 skala = 0,1 mL, misalnya miniskus menunjuk 5,5 mL  amati lebih seksama apakah 5,45 mL, 5,50 mL atau 5,55 mL.
Teknik menggunakan buret dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Tata Cara Penggunaan Buret
1) Pasang buret pada tempatnya dengan posisi skala puret berada pada bagian depan. Pemasangan buret harus tegak lurus dengan datar air. Pemasangan harus kuat, begitu pula klem penopangnya.
2) Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Aliran air dari keran buret harus diatur sehingga dapat keluar tetes demi tetes.
3) Bila keran sukar diputar atau bocor, lepaslah keran tersebut kemudian olesilah dengan vaselin seperlunya.
4) Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi sebanyak minimum dua kali.
5) Isi buret dengan larutan yang sama sampai di atas titik nol menggunakan corong. Biarkan gelembung-gelembung udara keluar atau lapisan larutan yang berada pada dinding dalam diatas permukaan larutan tersebut turun sehingga tinggi permukaan tidak berubah lagi.
6) Titrasi larutan titran hingga volume yang dikeluarkan dari buret mencapai 20.50 mL dan 23.25 mL.
7) Sebagai batas pembacaan adalah bagian bawah permukaan lengkung cairan (meniskus).


SUMBER RUJUKAN
Buku Paket Keahlian Kimia Analisis, Teknik Dasar Pekerjaan Laboratoriu Kimia Kelas X Semester 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *