Mikroplastik Dalam Air Kemasan dan Lautan Semakin Banyak! Apakah Berbahaya?



Pada bulan maret 2018, dunia dihebohkan dengan sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Orb Media. Orb mengatakan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh State University of New York at Fredonia, dari 259 air mineral kemasan botol yang beredar di sembilan negara, terdapat 242 botol yang mengandung partikel mikroplastik. Dengan kata lain, 93 persen air minum kemasan yang dijadikan sebagai sampel penelitian mengandung mikroplastik.
Keberadaan partikel-partikel mikroplastik tersebut dikonfirmasi dengan menggunakan sebuah mikroskop inframerah standar industri.
Air mineral botol yang diuji pun bukanlah sembarangan, melainkan berasal dari merek-merek populer seperti:
1. Evian
2. Nestle Pure Life
3. San Pellegrino
4. Aqua (Produk Danone - Indonesia)
5. Bisleri (Produk Bisleri Internasional - India)
6. Epura (Produk PepsiCo - Meksiko)
7. Gerolsteiner (Produk Gerolsteiner Brunnen - Jerman)
8. Minalba (Produk Grupo Edson Queiroz - Brasil)
9. Wahaha (Produk Hangzhou Wahaha Group - China)
Adapun jumlah partikel plastik di botol-botol air kemasan cukup beragam. Aqua Danone dari Indonesia, misalnya, memiliki 4.713 partikel plastik per liter. Kemudian, Nestle Pure Life mengandung 10.390 partikel plastik per liter. Evian mengandung 256 partikel plastik per liter, dan San Pellegrino mempunyai 74 partikel plastik per liter.

BATAS AMAN MIKROPLASTIK
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan hingga kini belum ada studi ilmiah bahaya kandungan mikroplastik bagi tubuh manusia. BPOM menyebutkan, perkembangan isu mikroplastik masih diamati oleh lembaga pangan internasional, seperti European Food Safety Authority (EFSA) otoritas US-Environmental Protection Agency (US-EPA).
BPOM juga menjelaskan, lembaga pengkaji risiko untuk kemanan pangan, The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), pun belum mengevaluasi soal toksisitas plastik dan komponen-komponennya. JECFA merupakan lembaga naungan FAO-WHO. Oleh karena itu, hingga sekarang belum ditetapkan batas aman untuk mikroplastik.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Rachmat Hidayat, menyampaikan, produk air minum dalam kemasan harus lolos pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlebih dulu. Setelah mendapat sertifikasi produk dari SNI dan izin edar dari BPOM, industri air minum dalam kemasan baru diperbolehkan menjual produknya.
Dalam panduan SNI tahun 2015, di poin kesembilan tertulis bahwa produk dinyatakan lulus uji bila memenuhi syarat mutu air mineral. Totalnya terdapat 38 kriteria uji, namun tidak ada tulisan mengenai mikroplastik.

MIKROPLASTIK DALAM AIR LAUT
Ancaman kerusakan ekosistem di laut Indonesia dari waktu ke waktu semakin nyata dan sulit dibendung. Ancaman tersebut, di antaranya berasal dari mikroplastik yang ada di dalam air laut. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan saat ini mikroplastik yang ada di air laut Indonesia jumlahnya berada di kisaran 30 hingga 960 partikel/liter.
Fakta tersebut diuraikan Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), M Reza Cordova, belum lama ini. Menurut dia, keberadaan mikroplastik di dalam air laut Indonesia, jumlahnya sama dengan jumlah mikroplastik yang ditemukan di air laut Samudera Pasifik dan Laut Mediterania.
Reza menyebut keberadaan mikroplastik di laut Indonesia tak ubahnya seperti monster mini yang setiap saat merusak ekosistem di dalamnya. Keberadaan mikroplastik, harus segera ditangani untuk mencegah kerusakan yang lebih luas lagi di dalam laut. Salah satu cara yang bisa dilakukan, adalah dengan mengubah perilaku manusia yang menjadi konsumen utama mikroplastik.
Reza memaparkan, setiap tahunnya manusia menggunakan plastik hingga sebanyak 78 juta ton. Dari jumlah tersebut, hanya dua persen saja yang dilakukan daur ulang dan sebanyak 32 persen diketahui masuk ke dalam ekosistem darat yang kemudian masuk ke dalam laut. Sementara, sisanya diolah secara bervariasi untuk kebutuhan manusia lagi.

SUMBER RUJUKAN
- bisnis.tempo.co/amp/1070577/bpom-belum-ada-studi-bahaya-mikroplastik-di-air-minum-kemasan
- www.idntimes.com/news/world/amp/rosa-folia/air-mineral-ternama-mengandung-mikroplastik-who-buka-suara-1
- m.viva.co.id/amp/gaya-hidup/kesehatan-intim/1017080-tak-cuma-aqua-ini-daftar-air-mineral-terpapar-mikroplastik
- www.mongabay.co.id/2018/06/08/air-laut-indonesia-sudah-terpapar-mikroplastik-dengan-jumlah-tinggi-seperti-apa/amp/


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *