Banyak
sekali jenis burung di alam ini yang memiliki kemampuan dan keunikan yang
berbeda-beda. Telah kita ketahui bersama jika pada umumnya kemampuan burung
yaitu bisa terbang melambung tinggi di udara. Begitu dekat dengan awan dan
bermain angin seolah-olah dunia ini milik mereka.
Akan
tetapi ada jenis burung yang memiliki keunggulan lain yakni berenang dan juga
menyelam. Pada umumnya jenis burung yang memiliki kemampuan ini adalah jenis
burung pemakan ikan.
Ternyata
ada beberapa jenis burung yang pintar berenang dan juga pintar menyelam.
Berikut ulasan mengenai 3 jenis burung yang sangat ahli berenang dan menyelam.
1. Burung
Loon
Burung
Loon atau yang juga dikenal dikenal divers ini termasuk kelompok burung akuatik
yang bisa dijumpai di berbagai tempat di Amerika Utara dan juga di wilayah
utara Eurasia.
Terdapat
5 spesies burung loon, yaitu:
1. Red-throated
loon
2. Pacific loon
3. Arctic loon
4. Yellow-billed
loon, dan
5. Common loon.
Jenis
common loon merupakan spesies burung yang paling banyak dan paling terkenal.
Tidak
hanya itu saja, jenis burung loon ini juga termasuk satu-satunya jenis burung
loon yang berkembang biak hingga sampai ke New Hampshire.
Burung
loon umurnya bisa mencapai 30 tahun, burung ini juga memiliki ukuran sebesar
bebek besar dan menyerupai burung ketika berenang.
Apabila
dilihat sekilas, maka penampilan burung loon yang berenang sangat mirip dengan
bebek yang besar dan juga mirip dengan angsa yang kecil.
Ciri
khas dari burung loon ini yaitu memiliki bulu berwarna putih dan hitam ini
memiliki bagian paruh yang berbentuk seperti halnya tombak.
Burung
loon juga dikenal sebagai burung yang bisa berenang dengan baik. Mereka akan
memakai kakinya untuk mendayung. Lalu bagian sayapnya digunakan untuk
menggerakkan tubuhnya ketika berada di dalam air.
Burung
ini pada umumnya tidak suka jika berada di daratan. Hal ini disebabkan, burung
loon mempunyai kaki yang berada jauh di belakang, sehingga dirinya akan susah
berjalan.
Semua
burung loon adalah penerbang yang baik, meski spesies yang lebih besar
mengalami kesulitan untuk lepas landas dan harus berenang untuk mencapai
kelajuan terbang. Hanya burung loon berleher merah (Red-throated loon) yang mampu lepas landas dari
daratan. Sekali berada di udara, stamina mereka dapat bertahan untuk terbang
jauh ke selatan selama musim dingin. Kecepatan terbang burung loon bisa
mencapai 120 km per jam selama melakukan migrasi.
Burung
loon mencari mangsa dengan mengandalkan penglihatan mereka yang sangat tajam.
Makanan utama burung ini adalah ikan. Burung loon juga suka memilih danau yang jernih,
karena mereka bisa mengamati mangsa dengan lebih mudah pada air yang jernih.
2. Burung
Grebe
Jenis
burung yang pintar berenang selanjutnya adalah burung Grebe. Jenis burung ini
tersebar di banyak perairan air tawar. Burung grebe terkadang mengunjungi lautan jika sedang bermigrasi di musim dingin.
Burung
ini memiliki kaki yang berada jauh di belakang. Kaki tersebut pada umumnya
digunakan untuk berlari secara cepat di atas permukaan air, namun burung
ini sering juga terjatuh.
Ukuran
burung grebe bervariasi, ada yang kecil dan ada juga yang besar. Burung grebe
yang ukurannya paling kecil, memiliki berat badan sekitar 120 gram. Sedangkan burung
grebe yang besar, berat badannya bisa mencapai sekitar 1,7 kilogram.
Kepakan
sayap burung grebe juga tidak terlalu lebar sehingga ia tidak bisa terbang
tinggi. Untuk menjauhi bahaya, burung ini memiliki kemampuan menyelam di dalam
air.
Dua
spesies burung grebe yang berada di Amerika Selatan tidak dapat terbang sama
sekali. Mereka merespon bahaya dengan cara menyelam.
Paruh
burung grebe bervariasi, dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing,
tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea.
Bulu
yang dimiliki burung grebe juga sangat padat serta bisa tahan terhadap air.
Mereka juga dapat mengatur gaya apung tubuhnya, bahkan sesekali burung ini juga
berenang dengan hanya memperlihatkan pada bagian kepala dan lehernya saja.
Ketika
bukan musim kawin, burung grebe berwarna coklat gelap dan putih. Ketika musim
kawin tiba, mereka memiliki tanda mirip chestnut di bagian kepala mereka, dan
menampilkan ritual atau tarian tertentu.
Burung grebe muda, khususnya dari genus Podiceps,
kadang-kadang merontokkan bulu-bulu muda mereka bahkan setelah mencapai ukuran
dewasa.
Ketika
membersihkan diri, burung grebe seringkali memakan bulu mereka sendiri dan memberikannya
kepada anak-anak mereka sebagai makanan. Hal ini dipercaya untuk membiasakan
burung grebe muda untuk menerima makanan yang halus terlebih dahulu dan juga
untuk meningkatkan ketahanan tubuh mereka terhadap parasit lambung.
Burung
grebe juga dikenal sebagai hewan terbesar yang bisa berjalan di atas air.
Maklum, burung ini mempunyai ukuran cukup besar dibanding bebek biasa, dengan
jenis terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai hampir satu meter.
Ilmuwan
telah memecahkan misteri bagaimana cara burung penyelam ini bisa berjalan di
atas air. Berdasarkan penelitian Universitas Harvard, rahasia kemampuan
berjalan di atas air burung grebe terletak di telapak kakinya.
Burung
grebe mempunyai telapak kaki yang pipih dan lebar, sekilas mirip telapak kaki
cicak. Selain kaki, burung ini mempunyai rahasia lain untuk berjalan di atas
air, yaitu kecepatan melangkah kakinya.
Untuk
bisa memaksimalkan fungsi kaki pipihnya itu, burung grebe bisa berlari dengan
kecepatan 20 langkah tiap satu detik. Kaki kilat itu membuat tubuh burung grebe
lebih ringan hingga 55 persen. Akhirnya, burung ini mampu berjalan atau berlari
di atas air.
Menariknya,
aksi berjalan di atas air burung grebe dilakukan demi menjadi yang tercepat
mendapat betina untuk pasangan kawin. Saat beberapa burung grebe melakukan
ritual kawin itu, mereka terlihat seakan-akan sedang berdansa di atas air.
"Burung-burung ini mampu berlari di atas air untuk mendapat pasangan kawin. Dan sebagai hewan terbesar yang bisa 'berjalan' di atas air, burung grebe adalah contoh terbaik untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan manusia berjalan di atas air," tulis Glenna Clifton, ilmuwan Universitas Harvard, di Jurnal Experimental Biology.
Burung
kormoran atau pecuk lebih sering berkeliaran di sekitar pantai dan ditemukan di
seluruh dunia kecuali di kepulauan di tengah-tengah Samudra Pasifik.
Semua
spesies burung pecuk adalah pemakan ikan, belut kecil, bahkan ular laut.
Burung
kormoran pada umumnya menyelam di dekat permukaan air serta memakai kakinya
untuk mendayung. Beberapa spesies diketahui mampu menyelam hingga kedalaman 45
meter. Burung ini pada umumnya juga akan masuk ke dalam air untuk menangkap
ikan. Setelah itu mereka akan kembali ke tepi pantai untuk menjemur sayapnya di
bawah matahari.
Burung
Kormoran juga mempunyai kelenjar khusus yang membuat bulu mereka bisa
tahan terhadap air. Akan tetapi ada juga yang berkata, tanpa kelenjar itu pun,
bulu burung kormoran tetap bisa tahan terhadap air.
Perilaku
merentangkan dan menjemur sayap dilakukan oleh banyak jenis burung kormoran, bahkan
dilakukan juga oleh kormoran galapagos yang tidak dapat terbang.
Fungsi
lain dari perilaku berjemur ini diduga berkaitan dengan pengaturan termal atau panas
tubuh, membantu pencernaan, untuk keseimbangan tubuh, atau indikasi kehadiran
ikan atau mangsanya. Kajian-kajian yang dilakukan terhadap pecuk-padi besar
menyimpulkan bahwa perilaku ini ditujukan untuk mengeringkan bulu-bulunya.
Pecuk
bersarang dalam koloni pada pepohonan, pulau karang, atau tebing-tebing curam
di tepi laut. Telur mereka berwarna biru, dan umumnya hanya berjumlah satu
butir setiap tahunnya. Anak pecuk diberi makan dari muntahan induk mereka.
Sungai
Lijang adalah sebuah sungai yang melewati provinsi Guangxi, Tiongkok. Sungainya
besar dan banyak ikannya. Karena banyak ikan, burung kormoran suka terbang menyusuri aliran sungai untuk
menangkap ikan.
Air
sungai yang jernih memudahkan kormoran melihat kawanan ikan dari atas. Koromoran
dengan cepat menukik ke permukaan air, lalu menyelam. Beberapa detik kemudian,
kormoran muncul ke permukaan dengan membawa ikan di paruhnya dan langsung
terbang.
Keahlian
burung kormoran dalam menangkap mangsa (ikan) menarik perhatian nelayan yang tinggal
di sekitar Sungai Lijiang. Para nelayan menangkap burung kormoran untuk
dijinakkan dan dilatih untuk menyetor ikan hasil tangkapannya.
Meskipun
burung kormoran bisa dijinakkan, tetapi sewaktu-waktu burung ini bisa kabur
entah kemana. Agar burung tidak terbang kemana-mana, nelayan mengikat kaki burung kormoran dan menambatkannya pada perahu.
Saat
hendak mencari ikan, hal yang dilakukan nelayan adalah mengikatkan tali pada
leher burung agar burung tidak bisa menelan ikan hasil tangkapannya.
Setelah
siap, nelayan akan mengayuh rakit ke tengah sungai tempat ikan berkumpul.
Sesampai di tempat yang banyak ikan, burung diterjunkan ke sungai. Sudah
menjadi naluri burung kormoran, begitu terjun ke sungai, burung kormoran akan
menyelam dan memburu ikan dan menangkapnya.
Setelah
ikan didapat, burung akan naik ke permukaan dengan mengigit ikan hasil
tangkapan di paruhnya. Para nelayan menarik tali yang mengikat burung ke arah
rakit dan mengambil ikan tersebut dari paruhnya. Selesai menangkap banyak ikan,
nelayan akan memberikan upah beberapa ikan untuk dimakan si burung.
Tradisi
menjinakkan burung kormoran untuk menangkap ikan sudah dilakukan nenek moyang bangsa
Tionghoa sejak tahun 900-an. Meskipun tradisi ini masih ada, menangkap ikan menggunakan burung kormoran terutama
dilakukan untuk atraksi wisata.
Selain
di negeri Tiongkok, tradisi menangkap ikan dengan menggunakan burung kormoran
juga dilakukan di Jepang, Yunani, Makedonia, dan Peru.
SUMBER
KUTIPAN
-
www.jalaksuren.net/mengenal-jenis-burung-yang-pintar-berenang-dan-menyelam/
-
bobo.grid.id/read/08774344/mirip-bebek-namun-burung-ini-bisa-terbang-120-km-per-jam?page=all
-
id.m.wikipedia.org/wiki/Loon
-
id.m.wikipedia.org/wiki/Burung_Grebe
-
m.merdeka.com/amp/teknologi/jalani-ritual-kawin-burung-ini-bisa-berjalan-di-atas-air.html wanibesakc.blogspot.com
-
id.m.wikipedia.org/wiki/Pecuk
-
bobo.grid.id/read/08673619/menangkap-ikan-dengan-burung-kormoran?page=all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar