Mengapa Minuman Berkarbonasi Mendesis dan Berbusa ketika Dibuka?


Sebagai manusia modern yang menempati bumi, tentu kita mengenal minuman berkarbonasi. Di negara yang sangat kita cintai ini, minuman berkarbonasi dikenal pula dengan nama air karbonasi, atau soda. 
Beberapa contoh minuman berkarbonasi yang sangat familiar adalah sprite, coca-cola, dan bir.
Kita semua tentu telah mengkonsumsi salah satu atau semua dari minuman-minuman tersebut. Jadi kita pasti tahu bahwa saat kita membuka minuman-minuman tersebut pasti akan mendesis bahkan berbusa, terutama diguncang atau dikocok sebelum dibuka.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Beberapa dari kita mungkin sudah mengetahui penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi. Tetapi sebagian dari kita belum mengetahuinya. Namun sebelum kita membahas hal tersebut, pertama-tama kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu minuman berkarbornasi.
Minuman berkarbonasi merupakan air yang diisi dengan karbon dioksida (CO2) di bawah tekanan tertentu. Proses pelarutan karbon dioksida dalam air disebut karbonasi.
Orang pertama yang menemukan metode untuk memasukkan gas karbon dioksida ke dalam air adalah kimiawan Inggris, Joseph Priestley, pada tahun 1767. Setelah melakukan eksperimen, Priestley mengetahui bahwa air yang telah dilarutkan CO2 rasanya lebih enak dan menyegarkan.
Minuman karbonasi modern diproduksi dengan cara melewatkan karbon dioksida melalui air pada tekanan tertentu. Tekanan sangat diperlukan untuk meningkatkan kelarutan gas dalam air. Hal ini disebabkan, tekanan bisa memungkinkan lebih banyak gas karbon dioksida untuk larut, dibanding kelarutan gas CO2 di bawah tekanan standar atmosfir.
Saat botol air berkarbonasi dibuka, tekanan akan terlepas, sehingga memungkinkan gas keluar dari larutan. Gas yang keluar dari larutan inilah yang menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung atau buih-buih yang sangat khas. Selain busa, tekanan dan gas CO2 yang terlepas juga akan mengeluarkan bunyi desisan.
Selain Indoneisia, istilah soda atau air soda dipakai juga di Amerika Serikat. Pemakaian istilah soda disebabkan karena di dalam air berkarbonasi, dimasukan garam natrium (sodium). 
Garam natrium ditambahkan sebagai penyedap rasa dan regulator keasaman dengan maksud menirukan rasa air mineral alami.
Di banyak restoran modern dan tempat minum, air soda diproduksi di tempat menggunakan sebuah alat yang disebut karbonator (carbonators). 
Karbonator menggunakan pompa mekanis untuk memompa air ke dalam ruang bertekanan. Ruangan inilah yang bertindak sebagai tempat kombinasi antara air dengan CO2
Tekanan yang dimiliki tangki sekitar 100 psi (690 kPa). Air bertekanan yang telah berkarbonasi kemudian mengalir ke keran atau dicampur dengan zat perasa terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam gelas untuk dihidangkan.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *