5 Ikan Unik yang Dapat Menghasilkan Arus Listrik


Pendahuluan
 Beberapa ratus spesies ikan memiliki organ penghasil listrik, namun hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik kuat. Organ penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting. Organ ini disusun oleh electroplates atau electroplaxes, yang merupakan kumpulan sel berbentuk cakram sehingga nampak searah.
Jalinan saraf pada satu sisi dari beberapa lempengan elektrik berakhir dengan multinuklei seperti layaknya jaringan otot.Semua organ elektrik adalah semitransparan dan sebagai konsekuensinya adalah bergelatin. Pada umumnya, semua piringan menghadap arah yang sama dan memiliki 150 atau 250 lempengan setiap susunannya. Misalnya pada ikan torpedo, terdapat 140 sampai 1000 lempengan listrik pada setiap kolom. Pada ikan torpedo yang sangat besar, jumlah seluruh piringan sampai setengah juta. Namun arah arus listrik berbeda-beda untuk setiap jenis ikan. Belut listrik, arah arus listrik mulai dari ekor ke arah kepala, sementara ikan pari listrik arus listrik mengalir pada permukaan tubuh mulai dari ventral ke arah dorsal.
Prinsip kerja lempengan listrik mirip dengan cara kerja baterai. Ketika ika beristirahat, otot-otot yang tidak berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan dari saraf, akan segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan daya listrik. Pada saat itu, voltase semua lempengan menyatu, sehingga mampu menghasilkan daya listrik yang memiliki kekuatan sampai 220 volt pada ikan torpedo misalnya, atau sampai 650 volt pada belut listrik. Listrik bertegangan tinggi ini tidak hanya digunakan untuk mempertahankan diri.Selain digunakan untuk menemukan jalan di kegelapan laut dalam, listrik yang dihasilkan juga membantu mereka mengindra objek tanpa harus melihatnya.Ikan dapat mengirim sinyal-sinyal dengan menggunakan listrik dalam tubuhnya. Dari sinyal-sinyal yang dipantulkan objek, ikan dapat menentukan jarak dan ukuran objek.

1. Belut Listrik
www.apakabardunia.com/2011/04/bagaimanakah-cara-belut-listrik.html
Di dunia ini terdapat sangat banyak hewan dengan berbagai keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah belut listrik atau sidak listrik yang memiliki nama Latin Electrophorus electricus. Belut listrik memiliki panjang hampir 3 meter (sebagian besar memiliki panjang 1 meter) dan memiliki massa hampir 25 Kg. Belut listrik ditemukan di Amerika yakni sungai Amason dan sungai Maroko serta daerah-daerah disekitarnya.
Arus listrik yang dihasilkan belut ini sangat tinggi yakni sekitar 650 volt. Ini merupakan arus listrik yang sangat tinggi. Coba bandingkan dengan sebuah baterai yang hanya menghasilkan arus sebesar 1,5 volt. Arus listrik yang dimiliki tidak dikeluarkan tiap saat, ia hanya mengeluarkan arus listrik pada saat-saat tertentu saja.
Arus listrik ini akan dikeluarkan ketika belut ini sedang berburu maupun untuk mempertahankan diri dari serangan musuhnya, salah satunya manusia.
Belut listrik dapat menghasilkan arus listrik karena pada bagian ekor, terdapat sekitar 5000 buah lempengan-lempengan kecil. Lempengan-lempengan inilah yang bertindak sebagai sumber arus.
Tiap lempengan menghasilkan arus listrik dalam jumlah kecil. Gabungan semua lempengan-lempengan yang dimiliki akan diperoleh arus listrik yang sangat kuat.
Arus listrik yang dihasilkan sangat kuat bahkan dapat membunuh seekor anak buaya. Di Jepang belut listrik pernah digunakan untuk menyalakan pohon natal. Selain itu belut listrik juga digunakan untuk mengobati orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Hal ini dilakukan dengan cara menyentuhkan pasien ke dalam air yang ada belut listrik. Karena hal inilah pengobatan ini disebut sebagai pengobata kejutan listrik.
Kini pengobatan gangguan jiwa telah dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Obat gangguan jiwa pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1988 oleh pabrik obat Elli Lilly. Obat pertama yang diproduksi disebut prozac. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa Prozac dapat merangsang pembentukan hormon serotin. Hormon serotin merupakan neurotransmitter yang terletak di otak dan berfungsi menyampaikan pesan antar sel syaraf yang mempengaruhi selera makan, agresivitas, dan mood seseorang.

2. Ikan Belalai Gajah
(Sumber gambar www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-yang.html)
- Nama Ilmiah - Gnathonemus petersii
- Nama Umum - Ikan Elephantnose, Gajah Peter.
- Ukuran - 9-13 inci (23-53 cm)
- pH - 6 sampai 7,2
- Suhu - 73-82 * F (23-28 * C)
- Umur - 6-10 tahun

Ikan Elephantnose adalah ikan pemalu dan sensitif, yang membutuhkan kondisi air murni untuk berkembang. Mereka sebenarnya sangat sensitif sehingga digunakan di departemen air pemerintah di AS dan Jerman untuk menguji kualitas air.
Ikan ini sangat sulit berkembang biak di penangkaran. Studi telah menunjukkan bahwa ketika dimasukan ke dalam akuarium, organ listrik yang digunakan untuk menemukan makanan dapat dibalik dari jantan ke betina, sehingga tidak mungkin ikan untuk memberi tahu jenis kelamin pasangan mereka.
Seperti yang nampak pada gambar, tambahan aneh di ujung dagunya bukanlah tampak seperti batang tubuh, tapi itu adalah perpanjangan sensitif dari mulut yang digunakannya untuk pertahanan diri, komunikasi, navigasi, dan untuk menemukan makanan. Ilmuwan menganggapnya cukup mirip dengan belalai gajah sehingga bisa memberi nama Elephant Nose Fish yang memiliki nama Latin Gnathonemus petersii.
Makhluk aneh ini ditemukan di sungai-sungai yang berlumpur, keruh, dan berbagai vegetasi di Afrika Barat dan Tengah di perairan yang bergerak lambat. Ikan ini pernah dianggap benar-benar buta. Namun seiring berjalannya waktu ilmuwan telah menemukan bahwa mereka dapat melihat dengan baik dalam kondisi kurang cahaya. Cara utama mereka untuk "melihat" dunia adalah melalui impuls listrik, yang digerakkan oleh ikan dengan menggunakan jaringan otot yang disesuaikan secara khusus yang terletak di ekor. Ini juga memiliki electroreceptors (bintik-bintik yang ada di tubuhnya) yang memungkinkan ikan menerima sinyal listrik. Dengan ini, ikan bisa merasakan perubahan jika medan di sekitarnya terganggu, dan bernavigasi dalam kegelapan. Sinyal listrik yang dihasilkan penting untuk ikan ini saat berburu mangsa atau sedang diburu. Bahkan lebih keren lagi, adaptasi ini memungkinkan ikan berkomunikasi satu sama lain dan menemukan pasangannya.
Ikan Hidung Gajah juga memiliki otak yang relatif besar, setara dengan otak manusia dalam hal ukurannya. Ada 3 jenis electroreceptors yang membawa informasi ke berbagai bagian otak ikan.

3. Electric Ray
(http://www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-yang.html)
Mereka dikenal karena mampu menghasilkan arus listrik yang berkisar antara 8 sampai 220 volt, tergantung pada spesies. Arus listrik ini biasanya digunakan untuk mengejutkan mangsa dan untuk mempertahankan diri.
Mungkin anggota yang paling terkenal adalah gen Torpedo, yang juga disebut crampfish dan numbfish. Perangkat yang disebut torpedo dinamai sesuai namanya. Nama itu berasal dari bahasa Latin torpere, yang berarti menjadi kaku atau lumpuh. Hal ini mengacu pada efek pada seseorang yang menangani atau menginjak electric ray yang hidup.
Electric ray memiliki cakram dada bulat dengan dua sirip punggung bulat yang agak besar, dan ekor berotot yang kokoh dengan sirip ekor yang berkembang dengan baik. Tubuhnya tebal dan lembek, dengan kulit longgar lembut tanpa denticles dermal atau duri. Sepasang organ listrik berbentuk ginjal berada di dasar sirip dada. Moncongnya lebar, namun berkurang di semua keluarga lainnya. Mulut, lubang hidung , dan lima pasang celah insang ada di bawah piringan.
Electric ray ditemukan dari perairan dangkal sampai kedalaman paling tidak 1.000 m (3.300 kaki). Mereka lamban, mendorong diri dengan ekor mereka, bukan dengan menggunakan sirip dada seperti yang dilakukan ikan lainnya. Mereka memakan invertebrata dan ikan kecil. Dalam mencari mangsanya, electric ray selalu berbaring menunggu mangsa di bawah pasir atau substrat lainnya, kemudian menggunakan arus listrik mereka untuk menyetrum dan menangkap mangsanya.
Sifat elektromagnetik electric ray telah dikenal sejak jaman dahulu. Orang-orang Yunani kuno menggunakan electric ray untuk mematikan rasa sakit saat persalinan dan operasi.
Electric ray mungkin yang paling electrosensitive dari semua hewan. Mata mereka berada di atas kepala mereka, sehingga memilikj penglihatannya buruk.
Banyak spesies Ray memiliki organ listrik di ekor; Namun, electric ray memiliki dua organ listrik besar di setiap sisi kepalanya, di mana arus melintang dari permukaan bawah ke permukaan bagian atas tubuh. Organ-organ tersebut diatur oleh empat saraf pusat dari masing-masing sisi lobus listrik, atau lobus otak khusus, yang memiliki warna berbeda dari otak lainnya. Cabang saraf utama tersusun berulang kali, yang terdiri dari kolom heksagonal, dalam formasi sarang lebah. Setiap kolom terdiri dari 140 sampai setengah juta piring. Pada ikan air laut, baterai ini dihubungkan dalam rangkaian paralel, sedangkan baterai ikan air tawar tersusun secara seri. Dengan baterai semacam itu, electric ray rata-rata dapat menyalurkan arus yang lebih baik hingga 30 ampere dan 50 volt sampai 200 volt.

4. Lele Listrik
www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-yang.html
Lele listrik dari Sungai Nil dikenal baik oleh orang Mesir kuno. Orang-orang Mesir zaman dulu menggunakan sengatan listrik dari mereka untuk mengobati sakit artritis. Mereka hanya akan menggunakan ikan kecil, karena ikan besar bisa menghasilkan sengatan listrik 300 sampai 400 volt. Orang-orang Mesir telah menggambarkan ikan itu dalam lukisan mural mereka dan di tempat lain. Penggambaran lele listrik yang pertama diketahui ada di palet batu tulis penguasa Mesir yang predynastic, Narmer, sekitar tahun 3100 SM. Itu sesuai disebut "Lele marah" di Mesir kuno.

Sebuah catatan tentang sifat listriknya diberikan oleh dokter Arab abad ke-12; Kemudian ikan itu dikenal dengan nama raad, abo el raash, el raad atau raash, yang berarti "guntur" yang secara harfiah berarti "gemetar" atau "shaker".
Kejutan ikan lele ini digunakan untuk membuat mangsa dan pertahanan. Hal ini tidak diketahui berakibat fatal bagi manusia, namun lele listrik besar bisa mengejutkan orang dewasa. Dalam lele kecil listrik yang dihasilkan saat ini jauh lebih sedikit dan hanya terasa seperti tergelitik pada manusia.

5. Hiu Kepala Martil
www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-yang.html

Hiu kepala martil dari genus Sphyrna merupakan anggota dari famili Sphyrnidae. Ini adalah satu-satunya genus selain Sphyrnidae, Eusphyra, yang hanya terdiri dari satu spesies, Esphyra blochii, winghead shark. Sembilan spesies hiu martil yang sudah diketahui memiliki panjang antara 2 hingga 6 meter (6,5 sampai 20 kaki), dan semua spesies memiliki proyeksi kepala menyerupai martil ceper ketika dipandang dari salah satu sisi. Mata dan lubang hidung hiu ini berada di ujung kepala.
Hiu kepala martil merupakan predator agresif yang biasanya memakan ikan, ikan pari, cumi-cumi, dan udang-udangan. Biasanya, mereka akan dengan mudah dijumpai di perairan hangat sepanjang garis pantai di semua benua.
Seperti semua hiu lainnya, hiu kepala martil memiliki pori-pori sensor electrolocation yang di sebut ampullae of Lorenzini. Dengan menyebarkan reseptor ke berbagai area, hiu martil dapat mencari mangsa dengan lebih efektif. Selain itu, hiu ini mampu mendeteksi sinyal listrik setengah miliar Volt. Kepala yang berbentuk seperti martil juga memberikan keuntungan berupa area penciuman yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan potensi menemukan partikel kecil di dalam air, sedikitnya 10 kali lebih baik dibandingkan dengan hiu 'klasik' lainnya. Ampullae dapat mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh hewan bawah air lainnya, sehingga memungkinkan hiu martil untuk memindai pasir dan menggali makanannya dari dasar laut. Hiu Martil juga dikatakan menggunakan deteksi internal mereka seperti perangkat GPS, yang membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan mendeteksi arus laut yang bergerak dalam medan magnet bumi.


SUMBER RUJUKAN 
www.apakabardunia.com/2012/09/7-hewan-dengan-kekuatan-listrik-yang.html

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *