Bunga matahari adalah spesimen kecil yang menarik dari alam. Tumbuhan ini memungkinkan kita untuk melihat secara langsung bagaimana tumbuhan bukanlah makhluk statis seperti yang kita pikirkan selama ini.
Bunga-bunga istimewa ini sebenarnya selalu menghadap ke arah matahari
mulai dari ketika terbit di ufuk timur dan mengikutinya melintasi langit hingga
terbenam di tepi barat.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah
bunga matahari tak putus asa berjemur dan memandang matahari setiap hari?
Sifat menghadapi matahari sebagian besar diamati pada bunga-bunga muda dan umumnya berhenti setelah bunga mulai mekar – bunga matahari tua umumnya menghadap ke timur. Fenomena bunga bergerak mengikuti matahari di langit disebut heliotropisme (heliotropism).
Pertanyaannya adalah, apa yang membuat mereka bisa
melakukan hal ini?
Tanaman, seperti makhluk hidup lainnya, memiliki jam biologis internal - yang dikenal sebagai jam sirkadian (circadian clocks) atau ritme Circadian (Circadian rhythm). Jam sirkadian dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri secara mandiri, yang memungkinkan mereka untuk merespon perubahan dalam siklus 24 jam.
Pada tumbuhan, jam sirkadian
mengatur hal-hal seperti penutupan bunga dan perubahan posisi daun yang selalu
ditunjukan oleh banyak tanaman di malam hari.
Cahaya dan suhu adalah dua rangsangan lingkungan yang paling penting karena biasanya berubah antara siang dan malam.
Bunga matahari memiliki caranya sendiri dalam penggunaan hormon tertentu.
Tanaman bunga matahari mengandung hormon
pertumbuhan yang disebut auxins.
Hormon auxin ini sangat sensitif terhadap sinar matahari dan akan melakukan
segala hal yang mereka bisa untuk mencari keteduhan.
Oleh karena itu, auxins akan bermigrasi
dari bagian tanaman yang terkena sinar matahari ke daerah yang lebih teduh di
batang. Sesampai di sana, auksin (yang pada dasarnya hormon pertumbuhan) akan
merangsang pertumbuhan sel. Hal ini menyebabkan batang menjadi lebih besar di
daerah yang ternaungi dan bunga mulai membungkuk ke arah yang berlawanan - ke
arah Matahari.
Ketika Matahari bergerak melintasi
langit, auksin juga terus bermigrasi ke bagian batang yang diteduhi, terus
membuat bagian yang dinaungi menjadi lebih besar dengan merangsang pertumbuhan
sel. Begitulah cara bunga matahari terus menghadap ke arah matahari.
Penjelasan di atas dapat pula disingkat seperti ini:
“pada siang hari, sisi timur batang tumbuh lebih cepat dari sisi barat. Sedangkan pada malam hari, sisi barat batang tumbuh lebih cepat sehingga batang tumbuhan berayun ke arah lain.”
Mengapa harus menghadap matahari?
Berdasarkan berbagai pengamatan di
temukan bahwa hanya bunga matahari muda yang selalu mengikuti arah matahari,
sedangkan bunga matahari yang sudah tua tidak.
Untuk membuktikan hal ini, para peneliti
menumbuhkan bunga matahari di pot-pot, dan memutar beberapa dari mereka ke arah
barat. Dengan mengukur menggunakan kamera inframerah, mereka menemukan bahwa
bunga matahari yang menghadap ke timur memanas lebih cepat di pagi hari - dan
juga menarik lima kali lebih banyak serangga penyerbuk. Artinya serangga penyerbuk
lebih tertarik pada bunga yang lebih hangat.
Bunga matahari dewasa akan berhenti
menunjukan fenomena heliotropisme ketika mereka mulai membentuk biji. Biji
bunga yang berat, membuat bunga terkulai. Sebagian besar dari mereka, biasanya
menghadap ke tarah timur sebagai titik akhir siklus hidup mereka.
SUMBER RUJUKAN
- Brendan D'mello.
2015. Why Do Sunflowers Always Face The
Sun? (www.scienceabc.com/nature/sunflowers-always-face-follow-sun.html)
diakses pada Minggu, 22 Juli 2018.
- Andy Fell. 04
Agustus 2016. How Sunflowers Move to
Follow the Sun. (nature.berkeley.edu/news/2016/08/sunflowers-move-clock)
diakses pada Minggu, 20 Juli 2018.
- Eleanor Imster. 16
Agustus 2016. How sunflowers follow the
sun. (earthsky.org/earth/how-sunflowers-follow-the-sun) diakses pada
Minggu, 22 Juli 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar