Hebat! Inilah Satu-satunya Jenderal Yang Menaklukkan 3 Negara Hanya Dalam 6 Hari

Setiap negara pasti mempunyai banyak pahlawan yang berjasa bagi bangsanya. Salah satu pahlawan yang menjadi kebanggaan kita adalah Jenderal Soedirman. Walaupun sakit berat, beliau tetap memimpin pasukan untuk melawan penjajah Belanda. Bahkan Beliau juga ikut berpartisipasi dalam perencanaan Serangan Umum 1 Maret. 
Sedangkan Israel, memiliki seorang pria yang tak bisa diragukan lagi kehebatannya dalam menyusun serangan cepat yakni Moshe Dayan.
Hingga detik ini, Moshe Dayan dikenal oleh seluruh dunia sebagai ahli strategi perang. Bahkan strategi darinya dianggap sebagai strategi paling brilian sepanjang sejarah umat manusia.
Pada awal Juli 1967, pasukan-pasukan negara Arab, terutama Mesir, Yordania, dan Suriah mulai menghimpun kekuatan di perbatasan Israel guna menyerang dan menghancurkan negeri Yahudi tersebut. Bahkan ketiga negara ini, mendapatkan bantuan yang sangat besar dari beberapa negara Arab yaitu Arab Saudi, Irak, Kuwait, Sudan, dan Aljazair.
Moshe Dayan yang baru diangkat menjadi menteri pertahanan Israel beberapa hari sebelumnya, mulai menyusun strategi untuk menghadapi pasukan yang sangat besar ini. 
Setelah dipikirkan dengan saksama, menteri pertahanan Yahudi ini pun memutuskan untuk menyerang terlebih dahulu menggunakan operasi fokus. Hal ini dilakukan karena Dayan tahu bahwa, jika hanya menunggu maka sudah pasti Israel akan kalah.
Dalam operasi fokus, Dayan benar-benar mengandalkan peranan dari pesawat tempur. Sedangkan infantri dan tank, Dayan memerintahkan mereka untuk bertahan di berbagai tempat strategis dekat perbatasan, sambil menunggu perintah selanjutnya.
Pada tanggal 5 Juni 1967, pukul 07.45, Israel mulai menerbangkan hampir seluruh jet tempur mereka ke Mesir melalui Laut Tengah dan Laut Merah. Untuk menghindari radar Arab maka Dayan memerintahkan mereka untuk terbang rendah yakni sekitar 60 kaki di atas permukaan laut.
Setelah tiba di Mesir, mereka tidak langsung menyerang, karena Moshe memerintahkan mereka untuk menyerang pada pukul 08.45 waktu Mesir.
Hal ini disebabkan berdasarkan laporan yang diterima dari mata-mata Israel, mengatakan bahwa pada pukul 08.45 waktu Mesir, kabut pagi yang berada di Delta Nil telah hilang. Selain itu, pesawat-pesawat Mesir yang melakukan patroli fajar telah kembali ke pangkalan untuk sarapan pagi.
Mata-mata Israel juga melaporkan bahwa pada jam tersebut sebagian pilot dan kru darat masih dalam perjalanan menuju bandara ataupun tempat kerja.
Dengan memanfaatkan semangat juang para tentara, serta memperhatikan cuaca dan ketepatan waktu, Moshe mulai melakukan penyerangan. Walaupun pada saat itu, Israel hanya memiliki sekitar 200 pesawat tempur, ia tak gentar menghadapi 600-an jet tempur milik negara-negara Arab. Hanya dalam hitungan hari (6 hari), semua tentara dan pesawat tempur milik negara-negara Arab dihancurkan.
Ketika perang berakhir korban dari negara-negara Arab sekitar 20.000 orang, sedangkan dari pihak Israel hanya sekitar 1000 orang. 
Dengan melihat fenomena ini, tidak berlebihan jika Moshe Dayan yang hanya memiliki satu mata dikatakan sebagai orang paling hebat dalam perang modern. 
Bagaimana tidak, negara Israel yang begitu kecil dengan berbagai keterbatasan, mereka mampu mempermalukan negara-negara Arab yang lebih hebat pada waktu itu. Jadi tidak mengherankan jika sampai detik ini Israel sangat susah untuk ditaklukkan.

Karier Dayan mungkin benar-benar tak tertandingi dalam sejarah singkat Israel. Seorang pemimpin militer yang sangat sukses dalam mengembangkan status legendaris, juga berhasil menyeberang ke politik dan memegang sejumlah jabatan pemerintah yang sangat berpengaruh sebelum ia memutuskan untuk meninggalkan politik. 
Hingga saat ini, banyak tokoh militer senior telah mencoba melakukan hal yang sama - pindah dari militer ke politik - tetapi banyak yang gagal.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *