Bagaimana dan Mengapa Kunang-Kunang Menyala pada Malam Hari?

 

1. Pendahuluan

Mungkin selama ini Anda penasaran selalu bertanya-tanya –bagaimana dan mengapa kunang-kunang yang sangat kecil ini bisa menyala? Jawabannya adalah bahwa kunang-kunang menghasilkan reaksi kimia di dalam tubuh mereka, terutama perut, yang memungkinkan mereka menyala. Jenis produksi cahaya seperti ini disebut bioluminescence.

Metode dimana kunang-kunang menghasilkan cahaya mungkin menjadi contoh terbaik dari bioluminescence. Reaksi kimia yang terjadi sampai kunang-kunang menghasilkan cahaya secara efisien disebut chemiluminescence.

Kunang-kunang diberikan wewenang oleh Tuhan untuk mengontrol bioluminescence dalam tubuh mereka melalui serangkaian reaksi kimia yang cukup kompleks.

Awalnya, mereka mengolah bahan makanan dan memecahnya menjadi bahan kimia yang diperlukan untuk memulai proses, yang meliputi kalsium dan transporter energi Adenosine TriPhosphate (ATP). Zat-zat kimia ini kemudian bereaksi dengan senyawa alami kunang-kunang yang disintesis di sel-sel perut mereka, yang disebut luciferin, untuk menciptakan suatu enzim yang disebut luciferase.

Luciferase inilah yang bergabung dengan oksigen dan ATP untuk menghasilkan cahaya. Ketika oksigen memasuki organ penghasil cahaya tubuh kunang-kunang, ia bergabung dengan bahan kimia lainnya dalam organ tersebut dengan cepat, menciptakan energi berlebih yang dibuang dalam bentuk cahaya.

Serangga (termasuk kunang-kunang) tidak memiliki paru-paru. Oleh sebab itu mereka mengangkut oksigen dari luar tubuh ke sel-sel di dalam tubuh melalui serangkaian tabung kecil kompleks yang sangat kecil dan dikenal sebagai tracheoles.

Kunang-kunang mampu mengatur kapan mereka memungkinkan oksigen memasuki organ cahaya mereka dengan cara "membuka" atau "menutup" organ cahaya sesuka hati mereka. Ketika organ cahaya terbuka, oksigen masuk dan kunang-kunang akan bersinar. Begitupun sebaliknya, ketika mereka menutup organ cahya, oksigen tidak dapat bergabung dengan luciferase, dan lampunya tidak akan menyala.

Spesies berbeda dari kunang-kunang bahkan dapat bersinar dalam warna yang berbeda. Beberapa warna cahaya atau warna sinar yang dihasilkan oleh kunang-kunang yaitu kuning, biru muda, bahkan ada yang menghasilkan warna merah.

Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang tidak seperti bola lampu, yang menghasilkan banyak panas selain cahaya, cahaya kunang-kunang adalah cahaya dingin, tanpa banyak energi yang hilang sebagai panas.

Cahaya dingin kunang-kunang tentu sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri. Jika organ penghasil cahaya kunang-kunang menjadi panas seperti bola lampu, maka kunang-kunang bisa mati karena membakar diri mereka sendiri. Bola lampu pijar mengeluarkan 90% energinya sebagai panas dan hanya 10% sebagai cahaya.

 

2. Mengapa kunang-kunang bercahaya?

Di dunia ini terdapat lebih dari 2.000 spesies kunang-kunang. Berbagai jenis kunang-kunang ini dapat menyala karena berbagai alasan. Selain itu spesies yang berbeda memiliki pola flash yang berbeda, yang mereka hasilkan dengan membuka dan menutup organ cahaya mereka dalam urutan tertentu.

Berdasarkan berbagai penelitian ditemukan bahwa kunang-kunang menggunakan pola flash ini untuk berkomunikasi satu sama lain. Mereka menggunakan pola flash 'panggilan dan respons' untuk menunjukkan jenis kunang-kunang apa mereka, apakah mereka teman atau musuh, dan masih banyak lagi.

Kunang-kunang bahkan menggunakan cahaya mereka untuk kawin. Kunang-kunang betina memilih pasangan berdasarkan seberapa besar mereka menyukai cara seekor pelamar bersinar. Tingkat flash dan intensitas yang lebih tinggi dianggap paling menarik.

Kunang-kunang jantan akan menerangi perutnya pada tingkat atau panjang gelombang tertentu, dan ketika kunang-kunang betina melihat seekor kunang-kunang jantan dari spesiesnya bersinar dengan cara tertentu, dia akan merespon dengan cahayanya sendiri. Setelah direspon maka merekapun akan berpacaran penuh keromantisan.

Alasan lain kunang-kunang bersinar (dan yang ini tidak cukup romantis) adalah untuk memikat mangsanya.

Beberapa kunang-kunang betina akan bersinar untuk memikat kunang-kunang jantan agar datang kepadanya dan kemudian - haaaapppp! - kunang-kunang jantan tersebut pun telah menjadi makan malamnya.

Alasan terakhir kunang-kunang bersinar adalah untuk mencegah pemangsa. Tubuh kunang-kunang dipenuhi dengan bahan kimia yang sulit untuk ditelan, yang dinamanakan lucibufagins. Zat ini memiliki rasa yang cukup aneh dan mengerikan.

Ketika seekor pemangsa merasakan kunang-kunang, ia akan belajar mengasosiasikan cahaya dengan rasa yang buruk. Jadi cahaya kunang-kunang juga sebenarnya memperingatkan calon predator untuk menjauh.

Kunang-kunang dewasa dari beberapa spesies tidak bercahaya sama sekali, dan sebaliknya menggunakan feromon untuk mencari pasangannya. Penggunaan feromon sebagai sinyal seksual tampaknya menjadi kondisi leluhur kunang-kunang. Penggunaan sinyal seksual bercahaya untuk menarik perhatian pasangan dianggap sebagai perkembangan yang lebih baru. Ada pula spesies yang menggunakan komponen feromon dan bercahaya dalam sistem kawin mereka. Spesies-spesies ini tampak sebagai perantara evolusi antara kunang-kunang yang hanya memiliki feromon dan kunang-kunang yang bercahaya saja.

 

SUMBER RUJUKAN

- Why do fireflies glow at night? (www.quora.com/Why-do-fireflies-glow-at-night)  diakses Minggu, 17 Juni 2018.

- Marc Branham. 2005. How and why do fireflies light up? (www.scientificamerican.com/article/how-and-why-do-fireflies/)  diakses Minggu, 17 Juni 2018.


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *