Mungkin selama ini Anda penasaran selalu bertanya-tanya –bagaimana
dan mengapa kunang-kunang yang sangat kecil ini bisa menyala? Jawabannya adalah
bahwa kunang-kunang menghasilkan reaksi kimia di dalam tubuh mereka, terutama
perut, yang memungkinkan mereka menyala. Jenis produksi cahaya seperti ini
disebut bioluminescence.
Metode dimana kunang-kunang menghasilkan cahaya mungkin menjadi
contoh terbaik dari bioluminescence.
Reaksi kimia yang terjadi sampai kunang-kunang menghasilkan cahaya secara
efisien disebut chemiluminescence.
Kunang-kunang diberikan wewenang oleh Tuhan untuk mengontrol bioluminescence dalam tubuh mereka
melalui serangkaian reaksi kimia yang cukup kompleks.
Awalnya, mereka mengolah bahan makanan dan memecahnya menjadi
bahan kimia yang diperlukan untuk memulai proses, yang meliputi kalsium dan
transporter energi Adenosine TriPhosphate
(ATP). Zat-zat kimia ini kemudian bereaksi dengan senyawa alami kunang-kunang
yang disintesis di sel-sel perut mereka, yang disebut luciferin, untuk menciptakan
suatu enzim yang disebut luciferase.
Luciferase inilah yang bergabung dengan oksigen dan ATP untuk
menghasilkan cahaya. Ketika oksigen memasuki organ penghasil cahaya tubuh
kunang-kunang, ia bergabung dengan bahan kimia lainnya dalam organ tersebut dengan
cepat, menciptakan energi berlebih yang dibuang dalam bentuk cahaya.
Serangga (termasuk kunang-kunang) tidak memiliki paru-paru. Oleh
sebab itu mereka mengangkut oksigen dari luar tubuh ke sel-sel di dalam tubuh
melalui serangkaian tabung kecil kompleks yang sangat kecil dan dikenal sebagai
tracheoles.
Kunang-kunang mampu mengatur kapan mereka memungkinkan oksigen
memasuki organ cahaya mereka dengan cara "membuka" atau
"menutup" organ cahaya sesuka hati mereka. Ketika organ cahaya
terbuka, oksigen masuk dan kunang-kunang akan bersinar. Begitupun sebaliknya,
ketika mereka menutup organ cahya, oksigen tidak dapat bergabung dengan
luciferase, dan lampunya tidak akan menyala.
Spesies berbeda dari kunang-kunang bahkan dapat bersinar dalam
warna yang berbeda. Beberapa warna cahaya atau warna sinar yang dihasilkan oleh
kunang-kunang yaitu kuning, biru muda, bahkan ada yang menghasilkan warna
merah.
Cahaya yang dihasilkan kunang-kunang tidak seperti bola lampu,
yang menghasilkan banyak panas selain cahaya, cahaya kunang-kunang adalah
cahaya dingin, tanpa banyak energi yang hilang sebagai panas.
Cahaya dingin kunang-kunang tentu sangat bermanfaat bagi dirinya
sendiri. Jika organ penghasil cahaya kunang-kunang menjadi panas seperti bola
lampu, maka kunang-kunang bisa mati karena membakar diri mereka sendiri. Bola
lampu pijar mengeluarkan 90% energinya sebagai panas dan hanya 10% sebagai
cahaya.
2. Mengapa kunang-kunang bercahaya?
Di dunia ini terdapat lebih dari 2.000 spesies kunang-kunang.
Berbagai jenis kunang-kunang ini dapat menyala karena berbagai alasan. Selain
itu spesies yang berbeda memiliki pola flash yang berbeda, yang mereka hasilkan
dengan membuka dan menutup organ cahaya mereka dalam urutan tertentu.
Berdasarkan berbagai penelitian ditemukan bahwa kunang-kunang
menggunakan pola flash ini untuk berkomunikasi satu sama lain. Mereka
menggunakan pola flash 'panggilan dan respons' untuk menunjukkan jenis
kunang-kunang apa mereka, apakah mereka teman atau musuh, dan masih banyak
lagi.
Kunang-kunang bahkan menggunakan cahaya mereka untuk kawin.
Kunang-kunang betina memilih pasangan berdasarkan seberapa besar mereka
menyukai cara seekor pelamar bersinar. Tingkat flash dan intensitas yang lebih
tinggi dianggap paling menarik.
Kunang-kunang jantan akan menerangi perutnya pada tingkat atau
panjang gelombang tertentu, dan ketika kunang-kunang betina melihat seekor
kunang-kunang jantan dari spesiesnya bersinar dengan cara tertentu, dia akan
merespon dengan cahayanya sendiri. Setelah direspon maka merekapun akan berpacaran
penuh keromantisan.
Alasan lain kunang-kunang bersinar (dan yang ini tidak cukup
romantis) adalah untuk memikat mangsanya.
Beberapa kunang-kunang betina akan bersinar untuk memikat
kunang-kunang jantan agar datang kepadanya dan kemudian - haaaapppp! -
kunang-kunang jantan tersebut pun telah menjadi makan malamnya.
Alasan terakhir kunang-kunang bersinar adalah untuk mencegah
pemangsa. Tubuh kunang-kunang dipenuhi dengan bahan kimia yang sulit untuk
ditelan, yang dinamanakan lucibufagins.
Zat ini memiliki rasa yang cukup aneh dan mengerikan.
Ketika seekor pemangsa merasakan kunang-kunang, ia akan belajar
mengasosiasikan cahaya dengan rasa yang buruk. Jadi cahaya kunang-kunang juga
sebenarnya memperingatkan calon predator untuk menjauh.
Kunang-kunang dewasa dari beberapa spesies tidak bercahaya sama
sekali, dan sebaliknya menggunakan feromon untuk mencari pasangannya.
Penggunaan feromon sebagai sinyal seksual tampaknya menjadi kondisi leluhur
kunang-kunang. Penggunaan sinyal seksual bercahaya untuk menarik perhatian
pasangan dianggap sebagai perkembangan yang lebih baru. Ada pula spesies yang
menggunakan komponen feromon dan bercahaya dalam sistem kawin mereka.
Spesies-spesies ini tampak sebagai perantara evolusi antara kunang-kunang yang
hanya memiliki feromon dan kunang-kunang yang bercahaya saja.
SUMBER RUJUKAN
- Why do fireflies glow at night? (www.quora.com/Why-do-fireflies-glow-at-night) diakses Minggu, 17 Juni 2018.
- Marc Branham. 2005. How and why do fireflies light up?
(www.scientificamerican.com/article/how-and-why-do-fireflies/) diakses Minggu, 17 Juni 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar