Sejarah Penemuan Virus


WANIBESAKc - Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek mikroskopis mulai berkembang.
Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop.


(zeiss-campus.magnet.fsu.edu/articles/basics/images/historicalfigure1.jpg)

Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran objek hingga 150x ukuran asli. Dengan teknik dan susunan, lensa yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini, dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat melihat objek mikroskopis lebih mendetail.
Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis yang akan dipelajari dalam artikel berikut ini, yakni virus.
Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang ilmuwan Jerman bernama Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain. Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular.
Percobaan itu diulang oleh ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovski. Pada saat itu, lembaga Pasteur di Paris telah berhasil menemukan suatu filter saringan, yang dapat menyaring bakteri. Ivanovski menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan pada tanaman sehat. Tanaman sehat tersebut kemudian menjadi tertular. Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut adalah bakteri patogen yang berukuran sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut, yang lolos dari penyaring bakteri.
Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Fakta lainnya menunjukkan bahwa partikel tersebut tidak mati saat dimasukkan dalam alkohol, berbeda dengan bakteri yang mati ketika dimasukkan dalam alkohol. Beijerinck menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. Akan tetapi, Beijerinck belum berhasil menemukan struktur dan jenis partikel itu.
Pada tahun 1935, seorang ilmuwan Amerika, Wendell Stanley, berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Partikel mikroskopis tersebut kemudian dinamakan TMV (Tobacco Mosaic Virus) atau virus mosaik tembakau. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang. Cabang biologi yang mempelajari virus adalah virologi. Gambar virus TMV (Tobacco Mosaic Virus) sebagai berikut.

(www.britannica.com/science/tobacco-mosaic-virus)




Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *