DASAR TEORI
Titrasi adalah
cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah pasti dari suatu
larutan dengan mereaksikan dengan larutan lain yang telah diketahui
konsentrasinya. Oleh sebab itu, kita dapat
menghitung jumlah zat pereaksi atau hasil reaksi pada suatu reaksi.
Reaksi
penetralan asam atau basa dapat dilakukan dengan tepat melalui cara titrasi.
Titrasi asam basa adalah penambahan larutan standar atau larutan yang telah
diketahui konsentrasinya.
Larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan asam atau basa sampai suasana netral.
Keadaan netral pada titrasi ditunjukkan oleh indikator yang digunakan yaitu
indikator yang berubah warna pada suasana netral yaitu pH 7. Misalnya indikator
fenolftalein. Sebenarnya indikator ini memiliki trayek pH 8,2–10 tetapi biasa
digunakan karena perubahan warnanya mudah diamati yaitu dari tidak berwarna
menjadi merah.
Kalian telah
mengetahui bukan bahwa reaksi antara asam dan basa akan membentuk garam dan
air. Apabila HCl direaksikan dengan NaOH, maka akan terbentuk garam NaCl dan H2O.
Reaksi ionisasi
yang terjadi bisa dituliskan sebagai berikut.
H+(aq)
+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)
⟶ Na+(aq)
+ Cl-(aq) + H2O(l)
NaCl akan
mengalami ionisasi sempurna sehingga tidak akan mengalami perubahan, dan dalam
larutan berbentuk ion. Reaksi di atas juga dapat disebut sebagai reaksi
pembentukan air atau sering disebut sebagai reaksi netralisasi.
H+(aq)
+ OH-(aq) ⟶ H2O(l)
Reaksi
netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa,
yaitu dengan menambahkan setetes demi setetes larutan asam ke dalam larutan
basa atau sebaliknya.
Setiap asam yang
diteteskan akan bereaksi dengan basa, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah
mol H+ (ion H+ dari asam) setara dengan mol OH–
(ion OH– dari basa).
Pada saat itu,
larutan bersifat netral (sudah terbentuk air) dan disebut titik ekuivalen.
Cara seperti ini disebut titrasi. Analisis dengan cara titrasi juga disebut
analisis volumetri karena yang diukur adalah volume dari asam/basa yang
terpakai dalam titrasi.
PERCOBAAN 1
TUJUAN
Menentukan konsentrasi HCl dengan cara
titrasi.
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Alat
- erlenmeyer 250 mL
- pipet gondok 25 mL
- pipet tetes
- buret 25 mL
Bahan
- Larutan NaOH 0,1 M
- Indikator fenolftalein (PP)
- Larutan HCl yang
belum diketahui konsentrasinya
CARA
KERJA
Langkah-langkah
menentukan konsentrasi asam klorida oleh natrium hidroksida sebagai berikut.
1. Ambil
20 mL larutan HCl dengan pipet volumetrik ukuran 20 mL dan masukkan ke dalam
labu erlenmeyer 125 mL.
2.
Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein.
3.
Siapkan buret yang telah diisi larutan NaOH 0,1 M. Catat volum awal dengan
melihat skala pada buret.
4.
Teteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan tetes demi tetes sambil
menggoyangkan labu erlenmeyer agar asam dengan basa bereaksi sempurna.
5. keluarkan NaOH dari
buret penuh hati-hati dan benar-benar perlahan ketika warna larutan titran
sudah mendekati bening.
6. Hentikan kembali
titrasi ketika tercapai titik ekivalen, yaitu ketika larutan berwarna menjadi
bening. Catat volume penitran.
7. Catat
lagi volum NaOH pada skala buret. Hitung volum NaOH yang digunakan.
8. Ulangi
percobaan hingga diperoleh hasil yang sama atau hampir sama.
CARA MENGHITUNG KONSENTRASI HCl DARI DATA TITRASI
Pada
saat titik akhir titrasi atau saat indikator fenolftalein berubah warna yaitu pH
= 7, akan dicapai titik ekivalen.
Pada
saat titik ekivalen tercapai, maka mol H+ = mol OH–.
Oleh
karena mol zat = volum larutan x molaritas
maka
akan dihasilkan rumus sebagai berikut.
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
Catatan:
V = volum
Masam =
molaritas H+
Mbasa =
molaritas OH–
Misalkan
pada percobaan di atas didapat data sebagai berikut.
No
|
Volume HCl (mL)
|
Volume NaOH (mL)
|
|
Mula-mula
|
Akhir titrasi
|
||
1
|
20
|
50
|
38,35
|
2
|
20
|
38,35
|
26,75
|
3
|
20
|
26,75
|
15,14
|
Untuk
menghitung konsentrasi HCl dilakukan dengan cara:
Volum
NaOH:
Pada
percobaan 1 : 50 mL – 38,35 mL = 11,65 mL
Pada
percobaan 2 : 38,35 mL – 26,75 mL = 11,60 mL
Pada
percobaan 3 : 26,75 mL – 15,14 mL = 11,61 mL
Volum
NaOH rata-rata =
(11,65 + 11,60 + 11,61)
mL /
3 = 11,62 mL
VA x MA = VB x MB
20
mL x MA = 11,62 mL x 0,1
M
MA
= (11,62 mL x 0,1 M)
/ 20 mL
MA
= 0,0581 M
Jadi,
konsentrasi HCl = 0,058 M
PERCOBAAN 2
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar asam cuka perdagangan
atau cuka dapur.
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Alat
- erlenmeyer 250 mL
- pipet
- pipet gondok 25 mL
- buret 25 mL
- labu ukur
- corong gelas
Bahan
- NaOH 0,1 M
- asam cuka dapur yang diperdagangan
- fenolftalein
- aquades
CARA KERJA
1. Ambil 10 mL larutan asam cuka
perdagangan de ngan pipet gondok kemudian masukkan ke dalam labu ukur100 mL,
encerkan hingga volume tanda batas.
2. Ambil 10 mL larutan encer (dari labu
ukur), kemudian maukkan ke dalam erlenmeyer 25 mL dan tambahkan 2 tetes
indikator fenolftalein ke dalamnya.
3. Lakukan titrasi
dengan larutan standar NaOH 0,1M hingga terjadi perubahan warna menjadi merah
muda (hati-hati dalam meneteskan, jangan sampai kelebihan sehingga warnanya
menjadi merah tua).
4. Catat volume NaOH yang dibutuhkan.
5. Lakukan langkah 2-4 sebanyak 3 kali.
HASIL PERCOBAAN
Isilah tabel di bawah ini berdasarkan
hasil pengamatan kalian.
Titrasi
|
Volume NaOH yang digunakan
(mL)
|
Volume asam cuka encer yang diambil
(mL)
|
1
|
||
2
|
||
3
|
||
4
|
||
Rerata
|
PEMBAHASAN
Untuk memperjelas percobaan ini,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
(Cara mengerjakan sesuai dengan contoh
pada titrasi asam kuat basa kuat).
1. Tuliskan reaksi yang terjadi antara
asam cuka dengan NaOH.
2. Hitunglah kadar asam cuka perdagangan
(dalam g/100mL).
Caranya, gunakan rumus berikut.
Kadar cuka (m garam) =
(100/10) × 0,1 × VNaOH × 60
dengan :
V = volume rerata NaOH yang digunakan
60 = massa relatif (Mr) asam asetat
0,1 = konsentrasi NaOH
=
faktor pengenceran asam cuka 10 mL menjadi 100 mL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar