Mengapa Madu Tidak Boleh Diberikan Kepada Bayi??



1. Pendahuluan

Madu merupakan suatu cairan kental manis yang dibuat oleh lebah menggunakan nektar dari bunga. Lukisan di gua-gua menunjukkan bahwa sekitar 8.000 tahun yang lalu, madu pertama kali digunakan oleh manusia. Meskipun demikian, tidak ada bukti menunjukan manusia menjaga dan memelihara koloni lebah sampai 2.400 SM.

Madu adalah andalan dalam praktik medis dari banyak budaya selama berabad-abad. Lebih dari 4.000 tahun yang lalu, madu digunakan dalam pengobatan tradisional Ayurvedic di India. Pada waktu itu, madu dianggap efektif dalam mengobati gangguan pencernaan dan ketidakseimbangan dalam tubuh.

Sebelum digunakan oleh orang Mesir Kuno, madu digosokkan ke kulit untuk mengobati luka dan telah ditemukan dalam zat obat dari lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Madu disebut juga sebagai "Yogavahi" karena memiliki kualitas menembus jaringan terdalam dari tubuh. Ketika digunakan bersamaan dengan obat herbal lainnya, madu mampu meningkatkan kualitas obat tersebut, dan juga membantu menjangkau jaringan yang lebih dalam.

Sifat menguntungkan madu telah dieksplorasi dan dipelajari di zaman modern, dan ada bukti yang menunjukkan bahwa beberapa bagian dari reputasi historisnya mungkin mengandung kebenaran.

Rasa manis dari madu bervariasi, tergantung pada jenis bunga dari mana nektar dipanen. Terdapat dua jenis madu yang beredar dipasaran yaitu madu mentah dan madu pasteurisasi. Madu mentah diambil dari sarang dan langsung dimasukan ke dalam botol. Dengan demikian akan mengandung sejumlah ragi, lilin, dan tepung sari. Sedangkan madu pasteurisasi telah dipanaskan dan diproses untuk menghilangkan berbagai jenis pengotor yang ada.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa lebah madu sangat baik bagi kesehatan tubuh orang dewasa. Hal ini disebabkan lebah madu mengandung berbagai senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

Kandungan utama lebah madu adalah gula glukosa dan fruktosa yang diperoleh dari nektar bunga. Selain itu, lebah madu juga mengandung sejumlah kecil vitamin B riboflavin, niacin, asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B6. Madu juga mengandung asam askorbat (vitamin C), mineral kalsium, zat besi, seng, kalium, fosfor, magnesium, selenium, kromium, dan mangan.

Walaupun mengandung berbagai zat penting, namun madu dipercaya berbahaya bagi bayi, terutama yang berumur di bawah satu tahun. Mengapa madu berbahaya bagi bayi?

Ternyata saat lebah madu mengumpulkan nektar, spora bakteri Clostridium botulinum juga bisa terbawa. Spora ini berubah menjadi bakteri di dalam usus dan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya di dalam tubuh, penyebab botulisme bayi (Infant botulism). Botulisme bayi akan menyebabkan otot seorang bayi melemah dan badan mengalami demam. Bahkan bisa terjadi gangguan pernapasan. Pada tingkat yang lebih parah bisa menyebabkan kematian bagi si bayi.

Sebagian besar madu dikonsumsi dalam bentuk mentah dan biasanya tidak dipasteurisasi, disterilkan atau diradiasi. Bahkan madu yang dipasteurisasi dapat mengandung spora botulism dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 12 bulan. Botulisme bayi memang jarang terjadi namun kita sebagai orang tua perlu mewaspadai hal yang sangat fatal ini.

 

2. Tanda Peringatan Botulism Bayi

Bayi dengan botulism mungkin memiliki gejala berikut:

- wajah lesu

- tidak bisa makan

- sembelit

- memiliki suara tangisan atau otot yang lemah

- muntah

Semua gejala-gejala di atas merupakan hasil dari kelumpuhan otot yang disebabkan oleh toksin bakteri. Jika bayi Anda memiliki tanda-tanda botulisme, disarankan disarankan untuk segera puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Hal ini disebabkan botulisme bayi merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Selain itu, pastikan juga menyimpan sampel makanan yang berpotensi terkontaminasi untuk dilakukan pengujian laboratorium.

 

3. Madu Bagi Orang Dewasa

Mengapa madu yang mengandung spora clostridium botulinum tidak berbahaya bagi orang dewasa?

Ternyata hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh orang dewasa bisa mengatasi spora bakteri Clostridium botulinum yang masuk bersama madu. Sedangkan antibody bayi tidak cukup kuat untuk mengatasi spora bakteri tersebut.

Oleh sebab itu, sebaiknya tidak perlu memberikan madu kepada anak di bawah umur satu tahun. Cukup berikan ASI secara teratur. Semua kebutuhan bagi tubuh bayi sudah tersedia di dalam ASI. Tak perlu mengambil resiko dengan dengan memberikan madu kepada bayi. Namun jika anda masih berniat ingin memberikan madu kepada bayi yang berumur di bawah satu tahun maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

 

SUMBER RUJUKAN

Anonim. Infant Botulism- Why Babies Should Not Eat Honey. (wholesomebabyfood.momtastic.com/infantbotulismhoney.htm)  diakses pada Sabtu, 21 Juli 2018.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *