Madu
merupakan suatu cairan kental manis yang dibuat oleh lebah menggunakan nektar
dari bunga. Lukisan di gua-gua menunjukkan bahwa sekitar 8.000 tahun yang lalu,
madu pertama kali digunakan oleh manusia. Meskipun demikian, tidak ada bukti
menunjukan manusia menjaga dan memelihara koloni lebah sampai 2.400 SM.
Madu
adalah andalan dalam praktik medis dari banyak budaya selama berabad-abad.
Lebih dari 4.000 tahun yang lalu, madu digunakan dalam pengobatan tradisional
Ayurvedic di India. Pada waktu itu, madu dianggap efektif dalam mengobati
gangguan pencernaan dan ketidakseimbangan dalam tubuh.
Sebelum
digunakan oleh orang Mesir Kuno, madu digosokkan ke kulit untuk mengobati luka
dan telah ditemukan dalam zat obat dari lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Madu
disebut juga sebagai "Yogavahi" karena memiliki kualitas menembus
jaringan terdalam dari tubuh. Ketika digunakan bersamaan dengan obat herbal
lainnya, madu mampu meningkatkan kualitas obat tersebut, dan juga membantu
menjangkau jaringan yang lebih dalam.
Sifat
menguntungkan madu telah dieksplorasi dan dipelajari di zaman modern, dan ada
bukti yang menunjukkan bahwa beberapa bagian dari reputasi historisnya mungkin
mengandung kebenaran.
Rasa
manis dari madu bervariasi, tergantung pada jenis bunga dari mana nektar
dipanen. Terdapat dua jenis madu yang beredar dipasaran yaitu madu mentah dan
madu pasteurisasi. Madu mentah diambil dari sarang dan langsung dimasukan ke
dalam botol. Dengan demikian akan mengandung sejumlah ragi, lilin, dan tepung
sari. Sedangkan madu pasteurisasi telah dipanaskan dan diproses untuk
menghilangkan berbagai jenis pengotor yang ada.
Berbagai
penelitian menunjukan bahwa lebah madu sangat baik bagi kesehatan tubuh orang
dewasa. Hal ini disebabkan lebah madu mengandung berbagai senyawa penting yang
sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Kandungan
utama lebah madu adalah gula glukosa dan fruktosa yang diperoleh dari nektar
bunga. Selain itu, lebah madu juga mengandung sejumlah kecil vitamin B
riboflavin, niacin, asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B6. Madu juga
mengandung asam askorbat (vitamin C), mineral kalsium, zat besi, seng, kalium, fosfor,
magnesium, selenium, kromium, dan mangan.
Walaupun
mengandung berbagai zat penting, namun madu dipercaya berbahaya bagi bayi,
terutama yang berumur di bawah satu tahun. Mengapa madu berbahaya bagi bayi?
Ternyata saat lebah madu mengumpulkan nektar, spora bakteri
Clostridium botulinum juga bisa terbawa. Spora ini berubah menjadi bakteri di
dalam usus dan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya di dalam tubuh, penyebab
botulisme bayi (Infant botulism). Botulisme bayi akan menyebabkan otot seorang
bayi melemah dan badan mengalami demam. Bahkan bisa terjadi gangguan
pernapasan. Pada tingkat yang lebih parah bisa menyebabkan kematian bagi si
bayi.
Sebagian besar madu dikonsumsi dalam bentuk mentah dan biasanya
tidak dipasteurisasi, disterilkan atau diradiasi. Bahkan madu yang
dipasteurisasi dapat mengandung spora botulism dan tidak boleh diberikan kepada
anak-anak di bawah usia 12 bulan. Botulisme bayi memang jarang terjadi namun
kita sebagai orang tua perlu mewaspadai hal yang sangat fatal ini.
2. Tanda Peringatan
Botulism Bayi
Bayi dengan botulism mungkin memiliki gejala berikut:
- wajah lesu
- tidak bisa makan
- sembelit
- memiliki suara tangisan atau otot yang lemah
- muntah
Semua gejala-gejala di atas merupakan hasil dari kelumpuhan otot
yang disebabkan oleh toksin bakteri. Jika bayi Anda memiliki tanda-tanda
botulisme, disarankan disarankan untuk segera puskesmas atau rumah sakit
terdekat.
Hal ini disebabkan botulisme bayi merupakan penyakit yang
mengancam jiwa. Selain itu, pastikan juga menyimpan sampel makanan yang
berpotensi terkontaminasi untuk dilakukan pengujian laboratorium.
Mengapa madu yang mengandung spora clostridium botulinum tidak
berbahaya bagi orang dewasa?
Ternyata hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh orang
dewasa bisa mengatasi spora bakteri Clostridium botulinum yang masuk bersama
madu. Sedangkan antibody bayi tidak cukup kuat untuk mengatasi spora bakteri
tersebut.
Oleh sebab itu, sebaiknya tidak perlu memberikan madu kepada anak
di bawah umur satu tahun. Cukup berikan ASI secara teratur. Semua kebutuhan
bagi tubuh bayi sudah tersedia di dalam ASI. Tak perlu mengambil resiko dengan
dengan memberikan madu kepada bayi. Namun jika anda masih berniat ingin
memberikan madu kepada bayi yang berumur di bawah satu tahun maka sebaiknya
konsultasikan dengan dokter.
SUMBER RUJUKAN
Anonim. Infant
Botulism- Why Babies Should Not Eat Honey.
(wholesomebabyfood.momtastic.com/infantbotulismhoney.htm) diakses pada Sabtu, 21 Juli 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar