Unsur-Unsur Alkali Tanah atau Golongan IIA


PENDAHULUAN

Dalam tabel periodik unsur atau sistem periodik unsur, berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra) merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan IIA disebut alkali tanah.

Unsur-unsur golongan ini disebut alkali tanah karena unsur dari golongan ini semuanya ditemukan dari dalam tanah dan membentuk basa apabila direaksikan dengan dengan air. Basa yang dibentuk tidak sekuat basa dari unsur-unsur golongan IA atau 1. Radium merupakan unsur yang radioaktif sehingga tidak dibahas dibagian ini.

Berikut konfigurasi elektron unsur-unsur alkali tanah
Nomor atom dan Simbol Unsur
Konfigurasi Elektron
4Be
2  2
12Mg
2  8  2
20Ca
2  8  8  2
38Sr
2  8  18  8  2
56Ba
2  8  18  18  8


Berdasarkan konfigurasi di atas diketahui semuanya mempunyai 2 elektron valensi yang didahului oleh 6 elektron kecuali pada berilium yang hanya mempunyai 2 elektron. 2 elektron valensi ini meneybabkan unsur-unsur ini sangat reaktif walaupun tidak sereaktif unsur-unsur golongan alkali.
Dalam reaksi kimia kedua elektron valensi ditransfer sehingga terbentuk ion dengan jumlah elektron yang sama seperti gas mulia.

1. SIFAT LOGAM ALKALI TANAH
Salah satu sifat yang membedakan antara unsur-unsur golongan alkali dengan golongan alkali tanah yaitu terletak pada kelarutan senyawa-senyawa yang dibentuk di dalam air. Senyawa-senyawa yang dihasilkan dari logam alkali sebagian besarnya tidak larut dalam air. Beberapa sifat fisika logam alkali tanah dapat dilihat pada Tabel.
Be
Mg
Ca
Sr
Ba
Nomor Atom
4
12
20
38
56
Konfigurasi elektron
[He] 2s2
[Ne] 3s2
[Ar] 4s2
[Kr] 5s2
[Xe] 6s2
Titik leleh
1280
650
850
768
714
Titik didih
2477
1100
1487
1380
1640
Jari-jari atom, nm
0,089
0,065
0,099
0,113
0,135
Jari-jari ion, nm
0,031
0,065
0,099
0,113
0,135
Energi ionisasi
  Pertama kJ/mol
900
740
590
550
500
  Kedua kJ/mol
1800
1450
1150
1060
970
Elektronegativitas
1,5
1,2
1,0
1,0
0,90
E standart, volt
-1.85
-2.37
-2.87
-2.89
-2.90
Massa jenis, g/mL
1.86
1.75
1.55
2.6
3.6


2. Sifat Kimia
Logam-logam alkali merupakan unsur-unsur reduktor kuat. Kereaktifan dan sifat reduktor logam-logam alkali, dari atas ke bawah makin bertambah seiring berambahnya nomor atom.

Senyawa-senyawa yang dibentuk dari 4 unsur terakhir berupa senyawa ionik. Sedangkan magnesium dan berilium menghasilkan senyawa ionik tetapi terdapat bagian yang bersifat kovalen. Hal ini dapat diamati pada leburan berilium klorida yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

2.1 Reaksi dengan Air
Berilium merupakan satun-satunya logam alkali tanaha yang tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi sangat lambat dan lebih cepat bila reaksi disertai pemanasan atau direaksikan dengan air panas. Sedangkan kalsium, stronsium, barium, dan radium bereaksi keras dengan air. Produk yang diperoleh dari reaksi berupa logam hidroksida dan gas hidrogen.

 M(s) + 2H2O(l) M(OH)2(aq) + H2 (g)

Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan zat padat putih yang larut dalam air yang menyebabkan ada endapan putih ketika dipanaskan (air kapur).  Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk menetralkan zat-zat asam yang terdapat di mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan gigi dan digunakan pula dalam obat-obat maag untuk menetralkan asam lambung (HCl). Sedangkan Ca(OH)2 atau kapur mati digunakan untuk menetralkan tanah-tanah yang bersifat asam.

2.3 Reaksi dengan Oksigen dan Hidrogen
Dengan pemanasan, logam-logam alkali dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam (MO). Oksida yang terbentuk akan menutupi permukaan logam sehingga reaksi akan terhenti.

Pembakaran magnesium menghasilkan sinar putih terang. Barium dan strosium jika disertai tekanan pada pemanasan dapat membentuk peroksida (MO2).  Semua logam alkali tanah dapat bereaksi dengan hidrogen, namun Ca, Sr dan Ba bereaksi pada suhu tinggi.
2M(s) + O2 (g)  2MO(s)        (M = logam alkali)
M(s) + O2(g)  MO2(s)        (M = barium dan stronsium)
M + H2 MH2          (M = logam alkali)

BeO tidak larut dalam air karena memiliki ikatan kovalen sedangkan oksida logam yang lain larut dalam air karena memiliki ikatan ionik.
MgO mempunyai titik lebur 2.800 °C sehingg sering dipakai untuk melapisi dinding-dinding tungku api. Kalsium oksida atau kapur mentah (CaO) dalam laboratorium dipakai untuk mengeringkan amoniak dan menghilangkan air dalam etanol.

2.3 Reaksi dengan Nitrogen, Halogen dan Amoniak
Pada suhu tinggi semua logam alkali dapat bereaksi dengan nitrogen. Sedangkan halogen dan amoniak pada suhu kamar dapat bereaksi.
3M +  N2 M 3N2
 M  +  X2 MX2                            
M  +   2NH3 M(NH2)2  +  H2
(M = logam alkali tanah, X = halogen)


3. PEMAKAIAN LOGAM DAN SENYAWAAN ALKALI TANAH
Berilium dipakai pada kontener-kontener bahan bakar atom karena berilium mampu menyerap netron dan tidak menjadi radioaktif dan dipakai pada alat-alat sinar-X karena berilium transparan terhadap sinar-X.
Sedangkan paduannya dengan tembaga digunakan pada barang-barang elektronik seperti televisi karena memiliki daya hantar listrik yang bagus.
Selain itu paduannya berlium sering (biasanya dengan aluminium) dgunakan pada bagian tertentu dari pesawat jet karena memiliki sifat yang ringan.

Magnesium memiliki sifat yang ringan sehingga sering dipadukan dengan aluminium untuk meperoleh paduan logam yang ringan namun kuat, misalnya magnalum (Al 95% dan magnesium 5%) dan duralumin (Al 95%, Mg 0,5% dan Mn 0,5%).
Selain itu digunakan sebagai perlindungan katodik untuk melindungi pipa besi, tiang listrik dan bangunan-bangunan yang menggunakan besi yang tertanam di dalam tanah. Selain magnesium dapat digunakan untuk mereduksi beberapa logam dari senyawaannya, salah satunya titanium.

TiCl4(s)   +   2Mg(s) 2MgCl2(s)  Ti(s)

Kalsium sering dipakai sebagai bahan untuk mengeringkan zat-zat organik cair seperti alkohol, untuk mengeluarkan oksida logam dan pemurnian logam misalnya kromium.

Stronsium dan barium dalam bentuk logam belum digunakan dalam skala yang besar namun dalam bentuk senyawaan banyak dimanfaatkan. Senyawa Sr(NO3)2 digunakan pada kembang api sebagai penghasil warna merah.


4. SUMBER DAN EKSTRAKSI LOGAM ALKALI TANAH
4.1 Ekstraksi Berilium
Berlium merupakan unsur yang ditemukan di alam dalam jumlah sidikit dan sukar diekstraksi. Berilium ditemukan sebagai mineral silikat, seperti beril BeAl2Si6O18 (sumber utama berilium) dan pansit, BeSiO4.

Untuk memperoleh Be diawali dengan melarutkan beril dalam NaOH kemudian ditambah asam sulfat sehingga diperoleh endapan BeSO4. Setelah dilakukan pemisahan BeSO4 ditambahkan NH4OH sehingga terbentuk Be(OH)2 yang teurai menjadi BeO ketika dipanaskan. 

Reaksi sebagai berikut:
Be2+  +  SO4- BeSO4(s)
BeSO4(s)  +  NH4OH Be(OH)(s)
Be(OH)(s) BeO(s)
2BeO(s) + C(g) + 4Cl2(g) 2BeCl2 + CO2

BeO yang diperoleh dipanaskan bersama karbon dan gas klor sehingga diperoleh berilium klorida. Lelehan BeCl2 inilah yang kemudian dielektrolisis. Reaksi elektrolisis
Katoda: Be2+(aq)  Be(s)+2e
Anoda: 2Cl-(aq) + 2e Cl2(g)


4.2 Ekstraksi Magnesium
Magnesium merupakan unsur yang sangat melimpah dalam kerak bumi. Di alam magnesium ditemukan sebagai mineral karbonat, sulfat, klorida dan silikat, seperti dolomit (MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), epnosit (MgSO4.7H2O), kiserit (MgSO4.H2O), krisotil (Mg(OH)4Si2O5).
Selain dari meneral-meneral ini, magnesium ditemukan pula pada klorofil dan garam-garam magnesium yang larut dalam air.

Metode Reduksi: untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit (MgCa(CO3)2) karena dolomit merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.

2(MgO.CaO) +  FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe

Metode elektrolisi: selain dengan ekstraksi dolomit magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air laut dengan CaO. Reaksi yang terjadi: 
CaO + H2O Ca2+  + 2OH-
Mg2+ + 2OH-   Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 yang terbentuk direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 +  2HCl MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- Mg
Anode  : 2Cl- Cl2 + 2e-

4.3 Ekstraksi Kalsium
Kalsium merupakan unsur yang kelimpahannya lebih besar dari magnesium dan biasanya diperoleh dalam bentuk mineral. Mineral-mineral kalsium, seperti gamping, marmer dan batu karang merupakan mineral kalsium dalam bentuk karbonat. Selain itu kalsium dapat ditemukan sebagai fluorit (CaF2), fluorapatit yang juga merupakan sumber fosfat (Ca3(PO4)2.CaF2) dan gipsun (CaSO4.2H2O).
Metode Elektrolisis: batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium. Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi:

CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2 maka dapat dilakukan proses elektrolisis ubtuk mendapatkan kalsium. Reaksi yang terjadi:
Katoda  : Ca2+ + 2e-   Ca
Anoda  : 2Cl- Cl2 + 2e-

Metode Reduksi: logam kalsium juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2­ oleh Na. Reduksi CaO oleh Al:
6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6

Reduksi CaCl2 oleh Na:
CaCl2 + 2 Na Ca + 2NaCl


4.4 Ekstraksi Stronsium
Stronsium dan barium kelimpahannya sebih sedikit dibanding kalium dan magnesium. Di alam kedua logam ini ditemukan sebagai mineral karbonat dan mineral sulfat, seperti stontionit (SrSO4), witerit (BaCO3), selestin (SrSO4) dan barit (BaSO4).

Metode elektrolisis: untuk mendapatkan Strontium dapat diperoleh dengan melakukan  elektrolisis terhadap lelehan SrCl. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit (SrSO4) karena senyawa selesit merupakan sumber utama strontium. Reaksi yang terjadi:
Katode  :  Sr2+ +2e-   Sr
Anoda  : 2Cl- Cl2 + 2e-


4.5 Ekstraksi Barium
Metode Elektrolisis: barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium. Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa  diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi:
Katode :  Ba2+ +2e-   Ba
Anoda  : 2Cl- Cl2 + 2e-

Metode Reduksi: selain dengan elektrolisis, barium dapat diperoleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi: 
6BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *