Spinel merupakan salah mineral batu permata yang
dulu dianggap sebagai ruby dan safir selama lebih dari 1000 tahun. Beberapa
spinel paling spektakuler yang pernah ditemukan dipasang sebagai "permata
mahkota" dan "perhiasan penting lainnya" di bawah asumsi bahwa
mereka adalah batu rubi atau safir.
Hal ini disebabkan spinel memiliki warna merah
dan biru terang yang nampak sama seperti rubi dan safir.
Pada zaman dahulu, pedagang batu permata kuno
tidak tahu bahwa spinel dan corundum (mineral ruby dan safir) memiliki
komposisi kimia dan struktur kristal yang berbeda. Sebagai gantinya, pedagang
permata berpikir bahwa setiap batu permata yang berwarna merah terang adalah
"ruby" dan setiap batu permata yang berwarna biru tua adalah
"safir."
Akibatnya, banyak spinel sekarang berada dalam
koleksi perhiasan yang sangat penting berdasarkan identifikasi mereka yang
tidak tepat sebagai batu rubi.
Spinel memiliki bentuk batuan yang sama dengan
ruby dan safir dan biasanya ditemukan bersama-sama dengan mineral ruby dan
safir. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika pedagang permata kuno mengira
bahwa spinels yang berwarna-warni ini adalah batu rubi dan safir.
Contoh paling terkenal dari spinel yang
diidentifikasi sebagai ruby adalah spinel merah 170 karat yang dinamai
"Ruby Pangeran Hitam". Pemilik pertama yang terkenal dari batu yang
indah ini adalah Abu Sa'id, Pangeran Moor dari Granada, pada abad ke-14.
Batu itu melewati beberapa pemilik dan akhirnya
berhasil masuk ke Mahkota Negara Kekaisaran Kerajaan Inggris. Ia dipasang tepat
di atas berlian Cullinan II yang terkenal.
"Ruby Timur" adalah spinel merah terang
352,5 karat yang saat ini ada dalam kalung Koleksi Royal yang dibuat untuk Ratu
Victoria pada tahun 1853. Batu itu ditemukan di Afghanistan. Sedangkan
sekelompok spinels dari Lahore Treasure diberikan kepada Ratu Victoria oleh
East India Company pada tahun 1849.
PERBEDAAN ANTARA SPINEL, RUBY, DAN SAFIR
Saat ini, ahli permata memahami bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara spinel dan corundum (mineral ruby dan safir).
Perbedaan antara spinel, ruby, dan Safir dirangkum sebagai berikut.
Sifat optik juga bisa digunakan untuk membedakan
spinel dari korundum. Pedagang permata di Myanmar adalah orang pertama yang
mengenali spinel karena sangat berbeda dengan rubi di akhir tahun 1500-an. Di
Eropa, spinel terus salah diidentifikasi sebagai ruby sampai pertengahan
1800-an.
PENGGUNAAN SPINEL
Penggunaan spinel hanya penting sebagai batu
permata. Itu terjadi dalam berbagai warna seperti tidak berwarna, pink, merah,
oranye, biru, ungu, coklat, dan hitam. Warna yang sama seperti ruby dan safir
adalah yang paling populer, bersamaan dengan warna merah oranye yang dikenal
sebagai "spinel api."
Spinel merah dan biru berkualitas termasuk
permata yang sangat langka. Mereka jauh lebih sedikit daripada batu rubi dan
safir dengan kualitas dan warna yang sama. Bahkan dengan keindahan yang setara
dan kelangkaan yang lebih besar, harganya jauh lebih rendah daripada batu rubi
dan safir.
Ini merupakan contoh nyata bagaimana kelangkaan
belum tentu menentukan harganya.
Spinel tidak begitu berharga karena tidak begitu
populer. Spinel belum dipromosikan dengan kuat sebagai batu permata dalam
perdagangan perhiasan karena pasokannya terbatas dan tidak dapat
diandalkan.
Terkadang spinel yang sangat bagus atau barang
perhiasan yang bernilai sejarah dijual atau dilelang dengan harga yang sangat
tinggi. Satu kalung berisi sebelas kilau merah terang, berjumlah 1.132 karat,
dijual dengan harga lebih dari $5 juta.
SPINEL SINTETIS
Spinel sintetis pertama diproduksi pada tahun
1847 oleh Jacques-Joseph Ebelmen, seorang Kimiawan Prancis. Produksi komersial
spinels sintetis sangat terbatas di tahun 1800-an. Namun, pada tahun 1930-an
spinel sintetis dalam berbagai warna diproduksi dengan cara meniru batu permata
populer seperti aquamarine, zirkon, turmalin, zamrud, chrysoberyl, dan ruby.
Warna-warna tersebut dihasilkan dengan memasukkan
logam dalam jumlah sedikit ke dalam batu dengan beberapa zat tambahan seperti
oksida kobalt (biru), mangan (kuning), kromium oksida (hijau), dan besi (pink).
Untuk mengendalikan warna batu maka prosedur kimia yang digunakan harus
benar-benar cermat.
Selain penggunaannya sebagai batu permata, spinel
sintetis juga digunakan sebagai bahan tahan api. Biasanya digunakan untuk
menghasilkan pelapis tahan panas pada alat logam dan sebagai aditif dalam
membuat batu bata tahan api dan keramik.
KELOMPOK MINERAL SPINEL
Nama "spinel" juga digunakan untuk
kelompok mineral yang luas dengan komposisi kimia umum XY2O4.
"X" pada rumus dapat ditempati
oleh:
- Mg (magnesium)
- Fe+2 (ion magnesium)
- Zn (zeng)
- Mn2+ (ion mangan II)
- Ni (nikel)
- Co (kobalt)
- Cu (tembaga)
"Y" pada rumus dapat ditempati
oleh:
- Al (aluminium)
- Fe+3 (ion besi III)
- Cr (krom)
- V3+ (ion vanadium III)
- Ti4+ (ion titanium)
- Ge (germanium)
- Sb (antimon)
Contoh mineral kelompok spinel meliputi gahnite,
magnetite, franklinite, chromite, chrysoberyl, dan Columbite-Tantalite.
SUMBER RUJUKAN
- www.geology.com dengan judul artikel “Spinel”. diakses pada tanggal 11 agustus
2017.
Artikel Terkait:
- Helenite: BatuBerwarna Buatan Manusia yang Terbuat dari Abu Vulkanik
- Ametrin: Batu PermataKuarsa Bikolor yang terdiri dari Amethyst dan Citrine
- Amethys: Batu PermataUngu Paling Populer di Dunia
- Amethyst, MineralBatu Cakra Penyembuh
- Azurite: Mineral Birudalam Bahan Permata, Batu Hias, Bijih Tembaga, dan Pigmen
- Berlian atau BatuPermata Sintetis yang Diproduksi di Dalam Laboratorium
- Topaz: Batu PermataKeren yang Telah Digunakan Sejak Dulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar