Koloid dan Jenis-Jenis Sistem Koloid


A. PENDAHULUAN
Istilah koloid pertama kali digunakan oleh Thomas Graham ilmuwan Inggris dan diambil dari bahasa Yunani yakni dari kata kolla yang artinya lem dan kata eidos yang artinya seperti. Hal ini disebabkan berdasarkan eksperimen yang dilakukan Graham, zat-zat seperti kanji, putih telur dan gelatin memiliki sifat disfusi yang rendah seperti lem.
Sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting karena kebanyakan zat berada dalam keadaan koloid. Semua jaringan hidup bersifat koloid. Dalam ilmu kimia, banyak reaksi kimia yang ditafsirkan berdasarkan kimia koloid. Tanah untuk bertani merupakan bagian-bagian koloid. Dalam bidang industri misalnya industri cat, kulit, detergen, semen, keramik dan industri karet untuk membuat ban, semuanya melibatkan sifat dari koloid.
Selain itu beberapa kegiatan seperti menghilangkan bau, mewarnai dan pemurnian serta pengapungan bahan galian, semuanya melibatkan adsorbsi pada permukaan partikel-partikel kolid. Oleh sebab itu, kimia koloid sangat penting bagi kehidupan manusia dan sangat penting untuk dikaji. 

B. PERBEDAAN LARUTAN, KOLOID DAN SUSPENSI
Berdasarkan ukuran partikel, koloid berbeda dengan larutan dan suspensi. Partikel-partikel koloid lebih besar dibanding partikel-partikel dalam larutan tetapi lebih kecil dibanding partikel yang ada dalam suspensi. Ukuran partikel larutan berkisar antara 0,1-1 nm, koloid berkisar antara 1-100 nm sedangkan ukuran partikel suspensi lebih besar dari 100 nm. Partikel-partikel koloid dapat berupa atom, molekul dan ion.
Suatu campuran yang mengandung partikel-partikel koloid disebut sistem koloid atau dispersi koloid atau koloid. Sistem koloid menyerupai larutan yakni terdapat pelarut dan zat terlarut. Pelarut, dalam sitem koloid disebut medium pendispersi (medium yang menyebarkan), sedangkan zat terlarut dalam sistem koloid disebut zat terdispersi (zat yang tersebar). Zat terdispersi bersifat diskontinu (putus-putus) sedangkan medium pendispersi bersifat kontinu (tidak putus-putus atau menyambung). Contoh koloid dalam kehidupan diberikan pada Gambar.


Susu dan santan secara makroskopis akan terlihat kedua sangat homogen namun jika diamati menggunakan mikroskop ultra akan tampak partikel-partikel lemak dan protein yang terus bergerak kemudian bertabrakan dengan partikel-partikel lemak dan protein lainnya. Pada contoh susu dan santan partikel-partikel protein dan lemak merupakan zat terdispersi atau zat yang tersebar, sedangkan air merupakan medium pendispersi atau medium yang menyebarkan.
Berdasarkan sifat dan ukuran partikel, sistem koloid diartikan sebagai campuran yang keadaannya berada diantara larutan dan suspensi. Suatu larutan bersifat stabil dan homogen, suspensi bersifat heterogen dan tidak stabil, sedangkan sistem koloid bersifat stabil, homogen secara mikroskopis dan heterogen secara makroskopis. Untuk memperjelas perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi perhatikan Gambar berikut.



     
       (a)               (b)                (c)

Gambar:
(a)     Sistem larutan (homogen dan transparan)
(b)     Sistem suspensi (heterogen)
(c)     Sistem koloid (homogen, tetapi tidak transparan)

Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi dapat dilihat pada Tabel di baw.
Larutan
Koloid
Suspensi
Ukuran partikel: 0,1-1 nm
Ukuran partikel: 1-100 nm
Ukuran partikel: > 100 nm
Homogen
Heterogen secara mikroskopis, homogen secara makroskopis
Heterogen
Stabil
Stabil
Tidak stabil
Seolah-olah hanya terdiri dari satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
Tidak dapat disaring
Hanya bisa disaring menggunakan penyaring ultra
Bisa disaring
Amikron, partikel-partikel hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
Submikron, partikel-partikel dapat dilihat dengan mikroskop ultra
Mikron, partikel-partikel dapat dilihat dengan mikroskop biasa


UJI KOMPETENSI
1. Apa yang dimaksud dengan koloid.
2. Sebutkan 5 contoh zat koloid dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sebutkan spesi yang bertindak sebagai fasa terdispersi dan medium pendispersi ketika susu dimasukan ke dalam air.
4. Tulislah dalam bentuk tabel perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi.


C. JENIS-JENIS KOLOID
Berdasarkan fasa terdispersi dan fasa medium pendispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi aerosol, sol, emulsi dan buih. Secara ringkas jenis-jenis koloid yang diperoleh dari berbagai wujud zat beserta contohnya ditunjukan pada Tabel.

No
Zat terdispersi
Medium pendispersi
Nama Koloid
Contoh
1
Gas
Cairan
Busa (foam)
Krim cukur, busa bir, busa sabun
2
Gas
Padat
Busa padat (foam padat)
Batu apung, karet alam, styrofoam
3
Cairan
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan, aerosol parfum (aerosol spray), polutan cair diudara
4
Cairan
Cairan
Emulsi
Susu, krim muka, minyak didispersikan dalam air, mayones,
5
Cairan
Padat
Emulsi padat
Keju, mentega, jeli
6
Padat
Gas
Aerosol (asap)
Asap, debu di udara
7
Padat
Cair
Sol dan gel
Cat, lumpur, puding, pati dalam air, selai agar-agar dingin
8
Padat
Padat
Sol padat
Intan hitam, porselin, mutiara, batu permata, aloi berbagai logam, kaca berwarna


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada sistem koloid yang terbentuk dari campuran antara gas dengan gas. Hal ini disebabkan partikel-partikel dalam gas lebih kecil dari partikel-partikel koloid, sehingga ketika dicampurkan, akan bercampur secara homogen membentuk larutan.

D. KOLOID LIOFOB (HIDROFOBIK) DAN KOLOID LIOFIL (HIDROFILIK)
Berdasarkan tingkat kestabilannya, koloid dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil memiliki kestabilan tinggi, sedangkan koloid liofob memiliki kestabilan rendah. Istilah liofil diambil dari bahasa Latin yang artinya menyukai pelarut, sedangkan liofob artinya benci pelarut. Jika dalam sistem koloid medium pendispersinya adalah air, maka koloid liofil disebut koloid koloid hidrofilik, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofobik. Hidrofilik artinya suka air, sedangkan hidrofobik artinya benci air.
Koloid hidrofilik (liofil) yaitu koloid yang memiliki kestabilan tinggi karena gaya tarik antara fase terdispersi dan medium pendispersi (air) kuat.  Partikel koloid hidrofilik biasanya berupa molekul tunggal yang memiliki ukuran besar dalam daerah ukuran koloid. Contoh koloid hidrofilik: protein, kanji, karet alam, gelatin, sabun, detergen, agar-agar. Koloid hidrofilik terbentuk ketika beberapa bagian partikel-partikel fase terdispersi mampu berinteraksi dengan molekul air melalui ikatan hidrogen dan gaya tarik dipol-dipol. 
Contohnya protein dalam media air adalah koloid hidrofilik. Terdapat banyak  kelompok hidrofilik pada permukaan protein. Kelompok-kelompok hidrofilik tersebut yang menstabilkan molekul protein dalam air melalui ikatan hidrogen seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar:
(a) Kelompok hidrofilik pada permukaan protein 
(b) Ikataan hidrogen yang terbentuk antara molekul protein dengan molekul air

Koloid hidrofobik memiliki kestabilan yang rendah karena gaya tarik antara fasa terdispersi dan medium pendispersi (air) kurang kuat. Contoh koloid hidrofobik: sol Fe(OH)3, As2S3, AgI, AgCl, sol emas dan sol belerang. Kurangnya gaya tarik antar zat terdispersi dengan medium pendispersinya menyebabkan koloid hidrofilik tidak stabil. Untuk menstabilkan diri, partikel koloid hidrofobik menyerap (adsorbsi) ion sejenis pada permukaannya sehingga partikel koloid menjadi bermuatan. Misalnya sol AgCl. Agar stabil maka permukaan sol AgCl menyerap ion Ag+ dari larutan sehingga partikel koloid AgCl menjadi bermuatan positif. Partikel-partikel koloid yang telah bermuatan positif akan saling tolak menolak karena memiliki muatan yang sama. Tolakan inilah yang menyebabkan sol AgCl stabil. Selain karena tolakan, kestabilan sol AgCl disebabkan pula oleh adanya interaksi ion-dipol seperti yang ditunjukan pada Gambar.


Gambar Tolakan Antar partikel koloid yang memiliki muatan sama dan interaksi ion-dipol yang terjadi antara ion-ion di permukaan partikel koloid dengan molekul air

Koloid hidrofobik umumnya kurang stabil dan cenderung mudah mengendap. Contohnya lumpur. Lumpur merupakan koloid hidrofobik dan mengendap dalam kurun waktu yang relatif singkat. Walaupun demikian terdapat koloid hidrofobik yang dapat bertahan dalam waktu sangat lama. Contohnya sol emas dalam medium air. Sol emas yang medium pendispersinya air dapat bertahan sangat lama. Sol emas yang dibuat oleh Michael Faraday pada tahun 1857 hingga saat ini masih berupa sol emas dan disimpan di museum London.

Uji Kompetensi
Apa yang dimasud dengan:
    a. koloid hidrofilik (liofil)
     b. koloid hidrofobik (liofob)

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *