PENDAHULUAN
Sabun
adalah produk pembersih yang terbuat dari bahan alami yang dapat mencakup
produk tanaman dan hewan, termasuk item seperti: lemak hewani, lemak atau
minyak sayur, seperti minyak kastor, zaitun, atau minyak kelapa. Sabun diduga
mendapat namanya dari Gunung Sapo di Roma. Kata sapo, bahasa Latin untuk sabun,
pertama kali muncul di Pliny the Elder's Historia Naturalis.
Sabun
pertama dibuat oleh orang Babilonia sekitar tahun 2800 SM. Walaupun demikian produksi
sabun dimulai di Inggris sekitar akhir abad ke-12. Pada saat itu produsen Sabun
harus membayar pajak besar atas semua sabun yang mereka buat. Karena pajak yang
besar membuat harga sabun sangat mahal. Sabun mulai digunakan secara umum di
Inggris setelah pajak dicabut pada tahun 1853. Pada abad ke-19, sabun telah tersedia
di banyak tempat dan telah populer di seluruh Eropa.
Sabun
diproduksi dengan proses industri pada akhir abad ke-19, meskipun orang-orang
di daerah pedesaan terus memproduksi sabun di rumah. Pada tahun 1890 berbagai
jenis sabun ditawarkan, dan dikuasai oleh lima perusahaan besar yakni Colgate,
Morse Taylor, Albert, Pears, dan Bailey.
Pada
tahun 1933 deterjen sintetis rumah tangga pertama diperkenalkan oleh Procter
and Gamble. Sedangkan produk cuci tangan non-sabun pertama kali diciptakan pada
tahun 1947 oleh Tide. Sekarang ini, kebanyakan sabun yang ditemukan di toko
bahan makanan sebenarnya adalah deterjen sintetis.
Selama
berabad-abad sabun telah digunakan untuk mencuci wol di industri tekstil,
menyembuhkan luka dan penyakit kulit, mewarnai rambut, dan sebagai salep atau
salep kulit. Tetapi saat ini sabun umumnya digunakan sebagai pembersih atau
parfum.
Sabun
telah dikategorikan ke dalam beberapa jenis tergantung pada tujuan tertentu
penggunaannya. Industri sabun terus bekerja keras menghasilkan formula sabun
yang lebih baru. Ada sabun untuk penggunaan pribadi, penggunaan laundry,
pencuci piring, dan bahkan pembersihan hewan peliharaan .
Sabun
dapat diproduksi dengan proses sederhana yang disebut saponifikasi yang terjadi
saat asam lemak bersentuhan dengan alkali. Bila lemak atau minyak, yang
mengandung asam lemak, dikombinasikan dengan alkali kuat. Pada sat pencampuran,
alkali pertama kali memecah lemak atau minyak menjadi asam lemak dan gliserin.
Setelah itu, bagian natrium atau potasium alkali bergabung dengan bagian asam
lemak dari lemak atau minyak. Campuran ini disebut sabun atau kalium atau garam
natrium dari asam lemak. Jadi, sabun adalah zat pembersih yang dibuat oleh
kombinasi lemak dan minyak dengan basa alkali.
SABUN DAN DETERGENT DI
DALAM AIR
Sabun
dan detergen larut dalam air membentuk suatu sistem koloid. Sabun adalah garam
natrium atau kalium dari asam karboksilat rantai panjang seperti asam laurat, oleat, palmitat, dan asam
stearat. Proses menghilangkan kotoran oleh sabun merupakan hasil dari sifat
ganda anion asam. Misalnya ion stearat. Ion stearat memiliki ekor hidrokarbon
dan kepala ionik. Ekor hidrokarbon ion
stearat adalah nonpolar dan hidrofobik (takut air), sedangkan kepala ionik
adalah polar dan hidrofilik (suka air).
Ketika
sabun dilarutkan dalam air, ekor hidrofobik ion stearat cenderung menghindari
molekul air, sedangkan kepala hidrofilik dari anion stearat cenderung untuk
menghubungi atau menghadapi air. Ekor hidrofobik juga disebut ekor lyophilic (mencintai lemak). Untuk meminimalkan
kontak antara ekor hidrofobik dengan molekul air dan memaksimalkan kontak
antara kepala hidrofilik dengan molekul air, maka anion stearat akan bersatu atau berkelompok dalam ukuran koloid yang disebut misel (micelle),
seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar Misel
(micelle) sabun ion stearat dalam air
Pembentukan
misel sabun
didorong oleh air yang membenci ekor hidrofobik dari unit sabun dan air yang mencintai kepala hidrofilik dari sabun. Dalam air, ekor hidrofobik selalu berada dibagian dalam misel.
Sebuah koloid dimana fase terdispersi terdiri dari misel disebut koloid
asosiasi.
Kotoran atau noda pada pakaian biasanya berupa lemak
atau minyak. Kotoran yang berupa minyak atau lemak ini mampu diangkat oleh
misel sabun. Ketika pakaian dimasukan dalam sabun, bagian hidrofobik dari sabun
akan mengelilingi minyak atau lemak, sedangkan bagian hidrofilik dari sabun
akan berikatan dengan molekul air melalui ikatan hidrogen.
Gaya tarik menarik
ini akan menyebabkan tegangan permukaan antara minyak atau lemak dengan pakaian
menurun. Hal ini mengakibatkan minyak atau lemak dapat ditarik oleh
molekul-molekul air dari pakaian. Aksi membersihkan noda minyak atau lemak pada
pakaian oleh sabun diilustrasikan menggunakan gambar berikut ini.
(a)
Noda berminyak pada pakaian dan misel yang bergerak menuju noda
(b)
Ekor hidrofobik dari sabun mengelilingi noda
(c)
Noda pada pakaian diangkat oleh misel sabun
Misel yang telah mengikat noda/minyak di dalamnya
merupakan suatu dispersi koloid. Koloid
ini berupa tetesan dengan muatan negatif pada permukaannya. Muatan yang sama akan menyebabkan
terjadi tolakan antara tetesan yang satu dengan tetesan lain
seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Gambar
Tolakan antar tetesan misel yang telah mengikat noda/minyak
Selain itu, tetesan yang terbentuk stabil
dalam air karena terjadinya ikatan hidrogen antara kepala misel dengan molekul air seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut.
Gambar
Ikatan hidrogen antara molekul air dengan kepala misel yang bermuatan negatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar