Vitamin
D sangat penting bagi kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar kalsium dan
fosfor dalam darah dan berbagai jaringan. Kehadiran kalsium memungkinkan sel
berkomunikasi satu sama lain, membantu otot berkontraksi, dan memberi kekuatan
pada tulang. Oleh karena itu, kekurangan vitamin D akan sangat merugikan
kesehatan, terutama kesehatan tulang.
Dokter
bisa mendiagnosis kekurangan vitamin D dengan melakukan tes darah sederhana.
Jika Anda memiliki kekurangan vitamin D, maka dokter mungkin akan menggunakan
sinar-X untuk memeriksa kekuatan tulang Anda.
Dalam
beberapa tahun terakhir, para profesional kesehatan dan ilmuwan, telah menaruh
minat pada vitamin D. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya tingkat
rakhitis di negara-negara maju.
Rakhitis
yaitu penyakit masa kecil di mana tulang melembut dan menjadi rentan terhadap
patah tulang dan kelainan bentuk.
Peran
vitamin D dalam metabolisme tulang sudah lama diketahui. Namun baru-baru ini,
telah ditemukan bahwa vitamin D mungkin memiliki banyak fungsi lain dalam tubuh
manusia, dan dapat memainkan peran penting dalam pencegahan banyak penyakit
kronis.
Karena
vitamin D sangat penting, maka sangat penting bagi kita untuk mendapatkannya
dengan benar sejak kita dilahirkan.
Di
dalam tubuh, vitamin D diserap di usus dengan bantuan senyawa garam
empedu.Setelah diserap, vitamin ini kemudian akan disimpan di jaringan lemak
(adiposa) dalam bentuk yang tidak aktif.
Jadi,
apakah ada bayi tertentu yang berisiko kekurangan vitamin D? Apakah bayi yang
menyusui berisiko? Dan jika ya, apa yang harus dilakukan?
Berikut
adalah 7 fakta yang perlu Anda ketahui tentang hubungan antara vitamin D dan
bayi yang menyusui.
# 1. ASI tidak
'kekurangan' vitamin D
Sebagian
besar literatur tentang hubungan antara vitamin D dan bayi akan menyatakan
bahwa ASI kekurangan vitamin D.
Namun,
hal ini bukanlah suatu kebetulan. ASI memang seperti itu. Secara biologis hal
itu normal untuk memberi makan bayi. Jadi jika ada 'banyak' atau 'sedikit' dari
suatu zat di dalam ASI, maka sebenarnya terdapat alasan bagus mengenai hal itu.
ASI
tidak kekurangan vitamin D. Memang benar kadar vitamin D dalam ASI sangat
rendah, tetapi itu bukanlah kesalahan alam. Terdapat alasan fisiologis yang
sangat bagus dan masuk akal untuk hal ini.
Jadi
mengapa ASI memiliki kadar vitamin D yang sangat rendah?
# 2. Kita Dirancang
oleh Tuhan Untuk Mendapatkan Vitamin D dari Eksposur Matahari
Ketika
melihat lebih dalam mengapa kandungan vitamin D dalam ASI sedikit, maka kita
akan menemukan bahwa kita dimaksudkan untuk mendapatkan vitamin D dari paparan
sinar matahari daripada dari makanan kita. Jika kita mendapatkan cukup vitamin
D dari paparan sinar matahari, maka ASI tidak perlu memilikinya sama sekali.
Tapi
berapa banyak sinar matahari yang cukup bagi kita untuk mendapatkan cukup
vitamin D?
# 3. Waktu Pemaparan
Matahari yang Aman untuk Anak Tidak diketahui
Pemaparan
sinar matahari secara teratur dapat membantu mencegah kekurangan vitamin D,
namun waktu pemaparan yang aman untuk anak tidak diketahui. Manfaat paparan
sinar matahari perlu dipertimbangkan untuk melawan risiko kekurangan vitamin D.
Jika Anda ingin menjemur bayi di sinar matahari maka mungkin paparan terbatas
diperlukan. Wwktu terbaik untuk melakukannya adalah di pagi atau sore hari.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk vitamin D yang memadai belum dihitung secara
akurat dan akan bervariasi sesuai dengan waktu dan di mana Anda tinggal.
# 4. Tidak Semua Bayi
Berisiko Defisiensi Vitamin D
Tidak
semua bayi berisiko kekurangan vitamin D. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk mendapatkan cukup banyak vitamin D melalui matahari
saja. Faktor-faktor ini meliputi:
--
Berada di daerah dengan polusi tinggi.
--
Sering menggunakan tabir surya.
--
Menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah.
--
Tinggal di kota-kota besar di mana. bangunan menghalangi sinar matahari
--
Memiliki kulit lebih gelap. (Semakin tinggi kadar melanin, semakin sedikit
vitamin D yang bisa diserap kulit).
--
Bayi yang menerima terlalu sedikit sinar matahari, misalnya dengan hidup di
garis lintang yang lebih tinggi.
--
Bayi yang lahir dari Ibu yang kekurangan vitamin D.
Di
awal kehamilan, seorang Ibu sering diuji untuk menilai status vitamin D mereka
dan memulai suplementasi jika perlu.
# 5. Tingkat Vitamin D
Ideal Tidak Diketahui
Ada
kontroversi mengenai kadar vitamin D yang cukup bagi tubuh seorang bayi.
Institute
of Medicine menunjukkan konsentrasi vitamin D yang diperlukan paling sedikit 50
nmol/L darah.
Sedangkan
kadar vitamin D yang direkomendasikan oleh www.healthline.com
(https://www.healthline.com/health/food-nutrition/benefits-vitamin-d) adalah:
-
anak-anak dan remaja: 600 IU
-
orang dewasa sampai usia 70: 600 IU
-
orang dewasa di atas usia 70: 800 IU
-
wanita hamil atau menyusui: 600 IU
IU
(Internasional Unit)
# 6. Negara yang
Berbeda Memiliki Rekomendasi yang Berbeda
Bergantung
pada tempat tinggal Anda di dunia, rekomendasi mengenai suplementasi vitamin D
bervariasi.
Di
Amerika Serikat, misalnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan 400
IU (internasional unit) per hari vitamin D untuk semua bayi yang mendapat ASI
sejak lahir.
Di
Australia, rekomendasi untuk menggunakan suplemen vitamin D 400 IU terbatas
pada bayi yang diberi ASI 'berisiko' seperti yang lahir dari wanita berkulit
gelap dan berkerudung.
# 7. Suplemen Ibu
Menyusui Dapat Meningkatkan Tingkat Vitamin D Bayi
Penelitian
menunjukkan bahwa suplemen terhadap ibu menyusui dapat memperbaiki tingkat
vitamin D bayi mereka. Jika ibu menyusui mengonsumsi suplemen vitamin D 6400 IU
per hari maka dia akan memasok ASI-nya dengan vitamin D yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang disusui. Hal ini menawarkan strategi alternatif
untuk memberi suplemen secara langsung kepada bayi.
KESIMPULAN
ASI
tidak dapat diharapkan untuk memasok kebutuhan vitamin D bagi seorang bayi. Hal
ini disebabkan manusia membuat vitamin D dari paparan sinar matahari. Namun,
karena kita telah mengurangi paparan sinar matahari, karena gaya hidup, atau
untuk meminimalkan risiko kanker kulit, mereka yang berisiko kekurangan vitamin
D, maka diperlukan suplementasi.
Hanya
sedikit makanan mengandung vitamin D. Beberapa bahan makanan yang mengandung
vitamin D yakni sebagai berikut :
-
Ikan berlemak : Ikan tuna, mackerel, dan ikan salmon
-
Susu (diperkaya dengan vitamin D)
-
Jus jeruk (diperkaya dengan vitamin D)
-
Susu kedelai
-
Sereal
-
Hati sapi
-
Keju
-
Kuning Telur
Bagi
kebanyakan orang, sumber utama zat vital ini adalah sinar matahari, yang
menstimulasi kulit kita untuk menghasilkan vitamin D. Tapi bahkan di
negara-negara yang memiliki banyak sinar matahari, terdapat kekhawatiran bahwa
kekurangan vitamin D adalah masalah kesehatan umum dan mungkin kurang
terdiagnosis.
Jika
Anda atau kerabat Anda yang merasa kesulitan mendapatkan cukup vitamin D setiap
hari melalui paparan sinar matahari dan makanan, maka mengonsumsi suplemen
vitamin D bisa membantu dan jadikan sebagai pilihan yang tepat.
SUMBER RUJUKAN
--
Renee Kam. 2015. Vitamin D And Breast Milk – 7 Facts You Need To Know. Online.
(www.bellybelly.com.au/breastfeeding/vitamin-d-and-breast-milk-7-facts/)
diakses pada Kamis, 08 Februari 2018.
--
Lillian Sando. 2015. Breastfeeding and Vitamin D Deficiency. Online.
(milkgenomics.org/article/breastfeeding-and-vitamin-d-deficiency/)
diakses pada Kamis, 08 Februari 2018.
--
Medically reviewed by Debra Rose Wilson, PhD, MSN, RN, IBCLC, AHN-BC, CHT.
2013. The Benefits of Vitamin D.
(www.healthline.com/health/food-nutrition/benefits-vitamin-d) diakses
pada Kamis, 08 Maret 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar