SENDOK EMAS HASIL ELEKTROPLATING (www.electroplating.net/images/Gold-Electroplating-Of-Silverware.jpg)
WANIBESAKc - Terdapat beberapa
aplikasi penggunaan elektrolisis terutama dalam dunia industri manufaktur dan pemurnian
zat kimia. Beberapa diantaranya adalah untuk memproduksi zat-zat kimia, untuk
pemurnian logam, dan penyepuhan logam.
Beberapa zat
kimia yang dapat diperoleh dengan proses elektrolisis adalah natrium, kalsium,
magnesium, aluminium, tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor, natrium hidroksida,
kalium dikromat, dan kalium permanganat.
A. ELEKTROLISIS NaCl
Salah satu
proses elektrolisis yang penting untuk keperluan komersial adalah elektrolisis
larutan natrium klorida. Proses elektrolisis larutan natrium klorida disebut
proses klor-alkali.
Elektrolisis
larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode dan gas klor di anode.
Reaksi secara keseluruhan sebagai berikut.
2Na+(aq)
+ 2Cl–(aq) ⟶ 2Na+(aq) +
2OH–(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Permasalahan
yang muncul pada proses klor-alkali adalah bagaimana menjaga agar gas klor yang
terbentuk tidak kontak dengan larutan NaOH. Dalam larutan alkali Cl2
akan terdispro porsionasi menghasilkan ClO– dan Cl–.
Untuk mencegah hal tersebut, maka ruang katode dan anode dipisahkan menggunakan
sekat yang disebut sel diafragma. Sel diafragma juga menjaga bercampurnya gas
hidrogen dan gas klor, karena kedua gas tersebut dapat menyebabkan terjadinya
ledakan apabila bercampur.
Sel diafragma
terbuat dari suatu selaput berpori yang dapat dilalui ion-ion, namun tetap
dapat menahan percampuran larutan. Anode pada sel diafragma dibuat khusus dari
logam titanium. Diafragma dan katode terdiri atas unit yang terbuat dari polimer
asbes ditempatkan pada logam berpori.
Ruang katode
yang dipisahkan oleh sel diafragma mengandung campuran NaOH (10-12%) dan NaCl
(14-16%). Larutan dari ruang katode tersebut dipekatkan dengan penguapan dan pemurnian
dengan pengkristalan natrium klorida. Hasil akhir dalam proses klor-alkali ini
adalah 50% NaOH(aq) dengan 1% NaCl sebagai pengotor. Klor yang dihasilkan juga
terdapat 1,5% O2(g) sebagai pengotor yang disebabkan proses
oksidasi.
B.
TAHUKAH KALLIIAN
Harga E°sel
menunjukkan bahwa elektrolisis NaCl(aq) hanya memerlukan arus searah dengan
tegangan lebih dari 2,19 V. Karena tahanan dalam dari sel elektrolisis dan
overpotensial pada elektrode, maka diperlukan suatu tegangan yang agak lebih tinggi,
yaitu sekitar 3,5 V.
Jika sebuah arus
1 Ampere dilewatkan melalui sel diafragma secara kontinu selam 24 jam, jumlah
Cl2 yang diperoleh hanya 32 gram.
Ini merupakan
kecepatan produksi yang tidak berarti untuk tujuan komersial. Jika sebuah sel
menghasilkan 1 ton Cl2 per hari, maka diperlukan arus sekitar 31 Ampere.
Proses elektrolisis pada industri klor-alkali
memerlukan sekitar 0,5% dari seluruh daya listrik yang diproduksi tiap tahun di
Amerika Serikat.
C.
SEL MERKURI
Hasil dari
proses sel diafragma banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya pada
pembuatan rayon memerlukan NaOH(aq) dengan kemurnian yang tinggi. Suatu proses
elektrolisis yang menghasilkan NaOH(aq) dengan kemurnian yang lebih tinggi adalah
sel merkuri.
Katode merkuri
mempunyai overpotensial yang lebih tinggi untuk mereduksi H2O
menjadi OH– dan H2(g), sehingga reduksi yang terjadi
adalah Na+(aq) menjadi Na(l) yang larut dalam merkuri membentuk
suatu amalgam berupa 0,5 % Na.
Reaksi yang
terjadi dalam sel merkuri sebagai berikut.
Katode : 2Na(aq)
+ 2e– ⟶ 2Na (dalam Hg)
Anode : 2Cl–(aq)
⟶
Cl2(g) + 2e–
Reaksi Total : 2Na(aq)
+ 2Cl–(aq) ⟶ 2Na (dalam Hg) + Cl2(g)
Jika amalgam Na
yang dikeluarkan dari sel ditambah air, maka akan terbentuk NaOH(aq) dan
merkuri cair dikembalikan lagi ke dalam sel elektrolisis.
2Na (dalam Hg) +
2H2O(l) ⟶ 2Na+(aq) +
2OH–(aq) + H2(g) + Hg(l)
Keuntungan sel
merkuri dapat menghasilkan NaOH pekat dengan kemurnian tinggi. Kelemahannya
adalah memerlukan energi listrik yang lebih banyak, disamping itu merkuri mempunyai
dampak negatif terhadap lingkungan.
D.
SEL MEMBRAN
Proses
klor-alkali yang ideal adalah efisien dari segi energi dan tidak membahayakan lingkungan.
Jenis sel yang memberikan keuntungan ini adalah sel membran. Sel membran sama
dengan sel diafragma, hanya saja diafragma berpori diganti dengan suatu membran
penukar kation dari polimer.
E.
PEMURNIAN LOGAM
Pada pengolahan
tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih tercampur dengan sedikit
perak, emas, dan platina. Untuk beberapa keperluan dibutuhkan tembaga murni,
misalnya untuk membuat kabel. Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat
pengotornya dengan elektrolisis.
Tembaga yang
tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang sebagai katoda dalam
elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan teroksidasi menjadi
Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.
Anoda : Cu(s)
⟶
Cu2+(aq) +2e
Katoda : Cu2+(aq)
+ 2e ⟶
Cu(s)
Reaksi total : Cu(s)
⟶
Cu (s)
Dengan demikian
tembaga di anoda pindah ke katoda sehingga anode semakin habis dan katoda semakin
bertambah besar. Logam emas, perak, dan platina terdapat pada lumpur anoda
sebagai hasil samping pada pemurnian tembaga.
F. ELEKTROPLATING
Logam besi/baja
mudah terkena korosi/karat. Untuk melindungi besi/ baja dari korosi, maka
besi/baja dilapisi suatu logam yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni),
timah (Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au). Prinsip kerja
penyepuhan/pelapisan logam adalah sel elektrolisis.
Proses pelapisan
suatu logam dengan logam lain dengan cara elektrolisis Disebut elektroplating.
Tujuan dari
pelapisan ini ialah untuk melindungi logam yang mudah rusak karena udara
(korosi) dengan logam lain yang tidak mudah berkarat atau tahan korosi. Elektroplating
dapat dilakukan pada beberapa logam oleh beberapa logam yang lainnya yang tidak
mudah berkarat.
Misalnya: Logam
lain dilapisi nikel disebut parnikel, logam lain dilapisi krom disebut perkrom,
dan besi dilapisi tembaga.
Prinsip
elektroplating ialah sebagai berikut.
- Katode : logam yang akan dilapisi.
- Anode : logam untuk melapisi.
- Elektrolit : garam dari logam anode.
Contoh : Besi
akan dilapisi tembaga, maka sebagai katodenya adalah besi, anodenya tembaga,
dan sebagai elektrolit adalah tembaga sulfat CuSO4.
Penjelasan reaksi
yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Ion Cu2+
bergerak ke katode, mengambil elektron dan menjadi logam tembaga yang menempel
pada besi katode.
Katode : Cu2+(aq)
+ 2 e– → Cu(s)
Ion SO42–
bergerak ke anode memberikan elektron dan bereaksi dengan tembaga anode.
Anode : Cu(s)
→ Cu2+(aq) + 2e–
Lama kelamaan
tembaga pada anode berkurang dan besi katode dilapisi tembaga. Bila proses ini
makin lama, maka pelapisannya makin tebal.
Proses
elektroplating sendok perak dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
(www.newworldencyclopedia.org/entry/Electroplating)
Sendok dari besi
yang akan dilapisi dengan perak diletakkan sebagai katode, sedangkan sepotong
logam perak murni sebagai anode. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Ag+(aq)
+ e– ⟶ Ag(s)
Anode : Ag(s) ⟶
Ag+(aq) + e–
Ag (Anode) ⟶
Ag (Katode)
Pemanfaatan
elektrolisis terus berkembang. Penelitianpenelitian elektrolisis terus
dilakukan. Di Indonesia penelitian ini banyak dilakukan di laboratorium BATAN
(Badan Tenaga Nuklir Indonesia) yang berada di Yogyakarta, Jawa Tengah dan di
Serpong, Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar