Tikus, Lebah, dan Anjing Ternyata Bisa Dilatih untuk Mendeteksi Ranjau Darat

Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini kita berada di dunia yang sangat tidak ramah. Peperangan terjadi di mana-mana. Rakyat sipil yang tak tahu apa-apa terus dikorbankan demi tercapainya ambisi beberapa orang atau kelompok. Siapa yang harus disalahkan? Tak ada yang tahu. Semuanya bingung.
Teknologi semakin berubah, seiring berubahnya zaman. Berbagai alutsista modern terus dikembangkan demi keamanan negara, katanya. Salah satu peralatan militer yang sangat getol dikembangkan adalah robot pendeteksi ranjau. Dana milyaran rupiah terus dikucurkan demi terciptanya robot yang sempurna. 
Untuk mengatasi jatuhnya korban dan pengeluaran dana yang besar, beberapa negara melatih jenis binatang tertentu untuk mendeteksi ranjau. 
Tiga jenis binatang yang telah sukses dilatih untuk mendeteksi ranjau adalah tikus, lebah, dan anjing.

1. TIKUS
Tikus raksasa Afrika atau African giant pouched rat yang sedang mencium ranjau darat karena gemas. Selain gemas, tikus ini pun merasa was-was karena kesalahan sedikit saja, bisa membawa malapeka bagi dirinya dan para tentara yang sedang menuntun dirinya. (sumber gambar globalgiving.org)

Sebagian besar orang sangat membenci tikus karena merupakan pengganggu di pemukiman dan hama di persawahan. Namun ternyata binatang pengganggu yang termasuk hewan pengerat ini mampu dilatih untuk mendeteksi keberadaan ranjau darat dan alat peledak improvisasi dengan menggunakan moncong sensitif mereka. Mulai dari tahun 1997, tikus telah dilatih untuk mendeteksi keberadaan ranjau di suatu lokasi.
Spesies tikus yang dilatih secara khusus ini adalah spesies tikus raksasa Afrika atau African giant pouched rat. Spesies tikus ini sebenarnya memiliki penglihatan yang buruk, namun seiring dengan berlarinya sang waktu, beliau telah berevolusi menjadi binatang yang memiliki penciuman yang luar biasa tajam (Mungkin 'setajam silet').
Waktu yang dibutuhkan oleh tikus ini untuk menemukan ranjau pun sangat mengesankan, yakni bisa mencapai 185 meter persegi hanya dalam waktu 20 menit. Di sisi lain, penggunaan tikus untuk mendeteksi ranjau juga termasuk sangat efektif karena tikus tidak terlalu berat untuk memicu terjadinya ledakan ranjau.

2. LEBAH MADU
Lebah madu yang sedang bekerja keras merapikan sarangnya agar enak dipandang, nyaman ditinggali dan memanjakan di mata

Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Sama seperti tikus, lebah madu dapat dilatih untuk menemukan ranjau darat secara efektif. Hal ini dilakukan dengan cara mengasosiasi atau mencampur bau manis bunga-bunga dengan bau hulu ledak ranjau darat, kemudian diberikan kepada lebah madu.
Berdasarkan riset yang telah dilakukan, ditemukan bahwa lebah madu mampu mendeteksi TNT (TriNitro Toluena) dari jarak 4,5 kilometer. Walaupun demikian, lebah madu biasanya hanya digunakan untuk mendeteksi sisa-sisa ranjau darat yang tersisa setelah dibersihkan atau disisir. Hal ini disebabkan sebelum lebah digunakan, para lebah harus diberikan atau merasakan bahan peledak yang digunakan dalam ranjau terlebih dahulu.
Gerakan lebah dilacak dari jauh menggunakan kamera thermal. Lebah memiliki keuntungan karena sangat kecil sehingga tidak berisiko memicu bahan peledak dengan cara yang sama seperti mamalia terlatih seperti anjing atau tikus.
Hal serupa telah dilakukan oleh Darpa di AS, di mana lebah dipasang dengan radio kecil sehingga lokasi mereka dapat dilacak secara akurat.
Salah satu keunggulan menggunakan lebah madu untuk mendeteksi ranjau darat adalah biaya operasional yang relatif lebih murah dibanding menggunakan tikus maupun anjing. Oleh sebab itu, tidak mengheran jika lebah memegang rekor dari Guinness World Record sebagai binatang terkecil yang mampu digunakan untuk mendeteksi keberadaan ranjau.

3. ANJING
Anjing Belgian Tervuren yang biasa digunakan sebagai anjing pelacak

Binatang lain, selain tikus dan lebah madu yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ranjau adalah anjing. Anjing memiliki banyak kemampuan dan keunikan. Salah satu kemampuan yang paling unik dan paling bagus yang bisa diandalkan dari anjing adalah soal penciuman.
Selain itu, anjing juga mampu merasakan majikan atau tuannya yang sedang sakit. Bahkan anjing juga mampu mencium kehadiran sel kanker dan perubahan hormonal pada manusia. Binatang lain yang mampu merasakan majikan atau tuannya sedang sakit adalah kucing.
Keunikan lain dari anjing adalah keramahannya terhadap wanita hamil. Anjing biasanya akan berperilaku lebih baik atau sopan, lebih perhatian serta lebih protektif terhadap wanita hamil.
Saat ini, anjing telah dilatih dengan saksama untuk mendeteksi keberadaan ranjau darat, bom, narkoba, lain sebagainya. Di Indonesia anjing yang telah dilatih ini biasanya disebut dengan sebutan 'anjing pelacak'.
Selain itu, anjing pelacak juga mampu dilatih untuk mencari jamur truffle. Jamur truffle merupakan jenis aromatik yang digunakan dalam masakan dan memilikj harga yang sangat mahal.
Beberapa anjing polisi yang digunakan dalam razia narkoba dilatih tidak hanya untuk mencari narkoba, tetapi juga orang yang bersembunyi dari polisi dan juga mata uang yang disembunyikan. Beberapa anjing pelacak dapat melacak alat elektronik yang diselundupkan, seperti telepon genggam di penjara.
Saat ini terdapat 10 jenis anjing yang biasanya dilatih untuk dijadikan sebagai anjing pelacak yaitu:
1. German Shepherd
2. Rottweiler
3. Belgian Tervueren
4. Doberman Pinscher
5. Giant Schnauzer
6. Dutch German Shepherd
7. Labrador Retriever
8. Boxer Dog
9. Bloodhound
10. German Short-Haired Pointer

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *