WANIBESAKc -Menggunakan
teori VSEPR, geometri suatu molekul dapat ditentukan secara tepat. Walaupun
demikian teori VSEPR tidak menjelaskan bagaimana terbentuknya ikatan kovalen
melalui penggunaan bersama pasangan elektron. Pembentukan ikatan kovalen dapat
dijelaskan menggunakan dua teori yaitu teori ikatan valensi dan teori orbital
molekul. Teori orbital molekul tidak dikaji pada buku ini karena lebih sukar
dibanding terori ikatan valensi.
Berdasarkan
teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk jika terjadi tumpang
tindih orbital valensi dari atom yang berikatan. Orbital valensi merupakan
orbital terluar dari suatu atom dan merupakan tempat terletaknya elektron
valensi. Orbital valensi inilah yang bergabung membentuk ikatan kovalen.
Berikut
beberapa syarat terjadinya ikatan kovalen berdasarkan teori ikatan valensi.
1.
Dua
atom yang akan berikatan masing-masing memiliki orbital valensi dan terdapat
elektron tidak berpasangan.
2.
Agar
terbentuk ikatan kovalen, maka harus terjadi tumpang tindih (overlap) orbital
valensi dua buah atom sehingga elektron yang terdapat pada masing-masing
orbital valensi berpasangan. Spin yang telah overlap dianggap satu orbital.
Setelah terbentuk ikatan kovalen, elektron yang berpasangan tetap mengalami gaya
tarik dari inti masing-masing atom.
3.
Sesuai
larangan Pauli, maka kedua elektron yang berpasangan tersebut harus memiliki
spin yang berlawanan karena berada pada satu orbital.
Dalam
teori ikatan valensi, terdapat dua jenis orbital valensi yang digunakan dalam
pembentukan ikatan kovalen yaitu orbital asli dan orbital hibridisai. Jenis orbital
yang digunakan dapat ditentukan berdasarkan geometri, terutama besar sudut
ikatan yang ada disekitar atom pusat.
a.
Pembentukan Ikatan Kovalen
Menggunakan Orbital Asli
Contoh
molekul yang terbentuk menggunakan orbital asli yaitu hidrogen (H2) dan
hidrogen klorida (HCl). Atom hidrogen hanya memiliki 1 elektron. Maka orbital valensi
hidrogen (1s1) terdapat satu elektron tidak berpasangan. Berdasarkan
teori ikatan valensi, ikatan H-H pada molekul hidrogen (H2) terbentuk
karena terjadinya tumpang tindih dua orbital 1s yang masing-masing berisi satu
elektron, Gambar.
Gambar Proses tumpang tindih
orbital 1s atom hidrogen membentuk molekul H2
Konfigurasi
elektron masing-masing atom dalam HCl sebagai berikut.
Dari
konfigurasi elektron atom Cl pada keadaan dasar dapat diketahui bahwa pada
orbital 2p masih kekurangan satu elektron, demikian pula atom H masih
kekurangan satu elektron pada orbital 1s. Oleh sebab itu, kedua orbital akan overlap
ketika terbentuk HCl, Gambar.
Gambar
Proses tumpang tindih orbital 1s atom hidrogen dengan orbital p membentuk
molekul HCl
b.
Pembentukan Ikatan Kovalen
Menggunakan Orbital Hibrida
Pembentukan
ikatan kovalen menggunakan orbital asli hanya terjadi pada molekul-molekul
tertentu saja. Sebagian besar molekul terbentuk melalui orbital-orbital hibrida
yang dijelaskan menggunakan teori hibridisasi. Teori ini pertama kali
dijelaskan oleh Lewis dan Langmuir. Orbital-orbital
hibrida terbentuk melalui proses hibridisasi. Hibridisasi merupakan proses
penggabungan orbital-orbital asli yang tingkat energinya berbeda menjadi orbital-orbital
baru yang tingkat energinya sama (degenerate). Orbital-orbital baru yang
terbentuk inilah yang disebut orbital hibrida. Sebelum terjadi hibridisasi, didahului dengan
terjadinya eksitasi atau promosi elektron dari keadaan dasar ke keadaan
terksitasi. Agar terjadi eksitasi maka dibutuhkan sejumlah energi. Perlu
diperhatikan bahwa jumlah orbital hibrida hasil hibridisasi sama dengan jumlah
orbital yang mengadakan hibridisasi. Jumlah orbital hibrida menunjukan jumlah
domain elektron molekul itu.
Contohnya
pembentukan molekul CH4. Berdasarkan eksperimen diperoleh panjang
dan sudut semua ikatan sama besar (109,8º). Hal ini membuktikan bahwa semua
ikatan C-H dalam molekul CH4 adalah ekivalen. Untuk menjelaskan hal
ini maka diperlukan konsep hibridisasi. Konfigurasi elektron atom karbon pada
keadaan dasar sebagai berikut.
Dari
konfigurasi elektron atom karbon pada keadaan dasar dapat diketahui bahwa, jika
atom karbon menggunakan orbital asli untuk membentuk ikatan dengan atom H maka
hanya terbentuk CH2. CH2 merupakan spesi yang sangat
tidak stabil. Kenyataannya yang dijumpai adalah CH4. Hal ini membuktikan
bahwa CH4 lebih stabil dibanding CH2. Oleh sebab itu, agar 1 atom karbon dapat
mengikat 4 atom hidrogen, maka pada atom karbon harus terdapat 4 buah elektron
tidak berpasangan atau terdapat 4 buah orbital setengah penuh. Hal ini dapat
diperoleh melalui proses eksitasi atau promosi elektron dari keadaan dasar
menuju keadaan tereksitasi.
Setelah
terjadi hibridisasi, penulisan orbital 2s dan 3p atom karbon tidak diberi jarak
atau pemisah karena tingkat energi kedua orbital telah sama. Orbital-orbital
hibrida atom karbon ditulis sebagai 4 orbital hibrida sp3, biasanya
hanya disebut sp3. Disebut sp3 karena orbital tersebut
diperoleh dari 1 orbital s dan 3 orbital p. Setelah terjadi hibridisasi bukan
hanya tingkat energi yang berubah tetapi bentuk orbital juga berubah.
Pembentukan
orbital 4 orbital hibrida sp3 dan perubahan bentuk orbital asal
ditunjukan pada Gambar.
Gambar
Pembentukan orbital sp3 dan perubahan bentuk orbital asal
Dengan adanya 4 elektron yang belum
berpasangan dari atom karbon, maka CH4 dapat terbentuk melalui
tumpang tindih orbital sp3 dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H,
Gambar. Pembentukan CH4 yang ditunjukan menggunakan diagram orbital sebagai
berikut.
Gambar
Tumpang tindih 4 orbital hibrida sp3 atom C dengan 4 orbital 1s dari
4 atom H dan molekul CH4
Secara
ringkas konfigurasi elektron dari atom karbon sebagai atom pusat pada
pembentukan ikatan kovalen dengan 4 atom hidrogen dalam CH4, sebagai
berikut.
Molekul
CH4 berbentuk tetrahedral. Hal ini disebabkan tumpang tindih 4
orbital hibrida sp3 dari atom C dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H
mengarah pada pojok-pojok tetrahdral. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan
bahwa bentuk molekul ditentukan oleh orientasi orbital atom pusat yang
mengadakan overlap dengan orbital atom lain. Perlu diketahui bahwa bentuk tetrahedral
molekul CH4 telah lama diketahui sebelum ada konsep hibridisasi.
Berbagai jenis hibridisasi serta geometri molekul yang diperoleh disajikan pada
Tabel.
Tabel Berbagai jenis
hibridisasi dan geometri orbital hibrida
Orbital
Asal
|
Jenis
Hibridisasi
|
Geometri
Orbital Hibrida
|
Gambar Geometri
Orbital Hibrida
|
s,
p
|
sp
|
Linier
|
|
s,
p, p
|
sp2
|
Segitiga
planar
|
|
s,
p, p, p
|
sp3
|
Tetrahedral
|
|
|
sp3d
|
Bipiramida
trigonal
|
|
s,
p, p, p, d, d
|
sp3d2
|
Oktahedral
|
|
Dengan memperhatikan arah orientasi orbital
yang mengadakan overlap dan geometri molekul, jenis hibridisasi suatu molekul
mudah ditentukan. Geometri molekul dapat ditentukan menggunakan teori VSEPR.
Contoh
Soal menentukan Jenis hibridisasi berdasarkan teori VSEPR
Geometri
molekul NH3 adalah piramida trigonal dengan sudut ikatan H-N-H sebesar
107°. Jika diketahui pula semua ikatan N-H sama panjang (ekivalen). Tentukan
jenis hibridisasi dalam NH3.
Penyelesaian
Konfigurasi elektron atom nitrogen sebagai berikut.
Sesuai
dengan konfigurasi elektron di atas dapat dilihat bahwa atom N dapat berikatan
dengan 3 atom H melalui 3 orbital 2p dan akan memiliki sudut ikatan 90. Namun kenyataannya
sudut ikatan NH3 tidak berbeda jauh dengan sudut tetrahedral (109,5°).
Oleh sebab itu, orbital 2s dan 2p atom N harus berhibridisasi membentuk 4
orbital hibrida sp3. Sudut ikatan yang lebih kecil dari sudut tetrahedral
disebabkan oleh 1 pasang elektron bebas pada atom N. Analog dengn NH3,
molekul H2O terbentuk melalui hibridisasi sp3. Sudut
ikatan NH3 lebih besar dibanding sudut ikatan H2O (104,5°)
dapat dijelaskan menggunakan jumlah PEB yang terdapat pada atom pusat kedua
molekul.
Gambar :
(a) Molekul NH3
(b) Tumpang tindih 3 orbital sp3
atom N dengan 3 orbital s atom H
(c) Tumpang tindih 2 orbital sp3
atom O dengan 2 orbital s atom H
Contoh
Soal menentukan Jenis hibridisasi berdasarkan teori VSEPR
Berdasarkan
teori VSEPR molekul SF6 berbentuk oktahedral. Tentukan jenis
hibridisasi pada molekul tersebut?
Penyelesaian
Molekul-molekul
yang atom pusatnya lebih dari delapan elektron maka dalam membentuk ikatan atom
pusat memanfaatkan orbital s, p dan d. Konfigurasi elektron atom belerang
sebagai berikut.
16S : 1s2 2s2 2p6
3s2 3p4 3d0
Molekul
SF6 berbentuk oktahedral, menunjukan bahwa semua ikatan dan sudut
ikatan yang dimiliki ekivalen. Agar belerang dapat membentuk 6 ikatan yang
ekivalen maka elektron pada 3s dan 3p dipromosikan ke orbital d yang masih
kosong. Kemudian dilanjutkan dengan proses hibridisasi. Secara ringkas proses
pembentukan SF6 sebagai berikut.
Konfigurasi
elektron atom:
Gambar
Molekul SF6 dengan geometri Oktahedral
Dari
uraian di atas dapat dilihat bahwa jumlah orbital yang mengadakan hibridisasi
sebanyak 6 buah yakni 1 orbital s, 3 orbital p dan 2 orbital d. Jadi jenis
hibridisasinya adalah sp3d2. Orientasi enam orbital sp3d2
mengarah ke sudut-sudut oktaheral sehingga geometri molekul SF6 berbentuk
oktahedral.
Contoh
Soal menentukan Jenis hibridisasi ion poliatomik
Molekul
NH4+ diketahui berbentuk tetrahedral dan sudut semua ikatan
H-N-H 109,5°. Tunjukan tipe hibridisasinya molekul tersebut?
Penyelesaian
Langkah
penyelesaian seperti pada contoh yang telah diselesaiakan di atas. Namun
konfigurasi elektron atom pusat pada keadaan dasar ion poliatomik sedikit
berbeda pada keadaan eksitasi. Konfigurasi elektron atom pusat pada keadaan eksitasi
ditambah elektron jika dalam bentuk anion dan dikurangi elektron jika dalam
bentuk kation. Jumlah elektron yang dikurangi atau ditambahkan sama dengan
muatan yang dimiliki ion tersebut. Untuk memperjelas hal ini perhatikan
penulisan konfigurasi elektron dalam pembentukan NH4+
berikut.
Konfigurasi
elektron
UJI KOMPETENSI
1. Jelaskan kembali apa
yang dimaksud dengan hibridisasi orbital-orbital atom? Apakah yang dimaksud
dengan promosi elektron?
2. Gunakan kata-kata anda sendiri untuk menjelaskan pengertian dari:
(a) bentuk molekul
(b) hibridisasi
(c) orbital hibrida
3. Dari molekul-molekul
di bawah ini, tentukanlah bentuk molekulnya, baik berdasarkan teori VSEPR
maupun berdasarkan teori hibridisasi.
a. CO
b. CCl4
c. NO2
4. Tunjukan jenis hibridisasi dalam dalam H3O+
jika diketahui sudut ikatan H-O-H 107°.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar