WANIBESAKc - Silikon merupakan salah satu unsur metaloid
dengan nomor atom 14 dan terdapat pada periode 3 golongan 14 yang melebur pada
suhu 1.410 °C. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam
operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk
silikone.
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz)
atau sering disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan kokas
(C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada suhu 3000
°C. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) → Si(l) + 2CO2
Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan
sehingga diperoleh padatan silikon. Namun silikon yang diperoleh dengan cara
ini belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni
diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas
direaksikan dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) +
Cl2(g) → SiCl4(g)
Gas SiCl4 ini mememiliki titik
didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian dilewatkan melalui sebuah tabung panas
berisi gas H2 sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g)
→ Si(s) + 4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang
perlu dimurnikan lebih lanjut denan cara pemurnian zona (zona refining),
seperti pada gambar berikut.
Gambar Zone-Refining (Sumber gambar: schoolbag) |
Pada pemurnian zona batangan silikon tidak murni
secara perlahan dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik pemanas yang
terdapat pada zona lebur. Karena pemanasan maka batang silikon tidak murni akan
mengalami peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang
pemurnian titik lebur larutan dimana titik lebut larutan adalah lebih rendah
dibandingkan titik lebur pelarut murni. Pemurnian silikon anolog dengan hal
tersebut, silikon murni di anggap sebagai pelarut sedangkan leburan silikon
yang mengandung pengotor dianggap sebagai larutan.
Berdasarkan sifat koligatif
larutan maka titik lebur silikon murni akan akan lebih tinggi dibanding titik
lebur silikon yang tidak murni (bagian yang mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor cenderung mengumpul
disilikon yang mengandung pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama
permurnian zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon murni akan
bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit. Pengotor yang ada akan
terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan
diperoleh suatu batangan dimana salah satu ujung merupakan silikon paling murni
sedangkan silikon yang lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan pengotor
atau bagian silikon yang paling tidak murni.
Walaupun demikian terkadang bagian
yang paling murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang
paling tidak murni berada pada bagian bawah. Bagian yang tidak murni dan tidak
murni dapat dipisahkan dengan cara pemotongan.
Artikel ini pernah saya muat di blog lama saya wanibesak.wordpress.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar