1. KAIDAH OKTET DAN KAIDAH DUPLET
Walter Kossel (Jerman) dan Gilbert Lewis
(Inggris), pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya
gas mulia dengan cara atom-atom unsur saling berikatan. Unsur-unsur gas mulia
sukar berikatan dengan unsur lain maupun dengan unsur sejenis sebab elektron valensinya
sudah penuh. Lewis mengemukakan bahwa “jumlah elektron valensi
atom-atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa hingga sama dengan jumlah
elektron valensi unsur-unsur gas mulia (golongan VIIIA)”.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki konfigurasi
elektron seperti gas mulia dinyatakan sebagai kaidah duplet dan kaidah oktet dan.
Kaidah duplet dipenuhi apabila setelah berikatan atom memiliki 2 elektron pada
kulit terluar. Sedangkan kaidah oktet dipenuhi apabila setelah berikatan atom
memiliki 8 elektron pada kulit terluar. Atom-atom yang mempunyai nomor atom
kecil yakni hidrogen, litium, berilium dan boron cenderung memiliki konfigurasi
elektron seperti gas helium atau mengikuti kaidah Duplet, sedangkan unsur-unsur
yang lain cenderung mengikuti kaidah oktet. Konfigurasi elektron dari gas mulia
seperti yang tertera pada Tabel.
Periode
|
Unsur
|
Nomor atom
|
K
|
L
|
M
|
N
|
O
|
P
|
1
|
He
|
2
|
2
|
|||||
2
|
Ne
|
10
|
2
|
8
|
||||
3
|
Ar
|
18
|
2
|
8
|
8
|
|||
4
|
Kr
|
36
|
2
|
8
|
18
|
8
|
||
5
|
Xe
|
54
|
2
|
8
|
18
|
18
|
8
|
|
6
|
Rn
|
86
|
2
|
8
|
18
|
32
|
18
|
8
|
UJI KOMPETENSI
1. Mengapa unsur-unsur gas
mulia tidak berikatan dengan unsur lain?
2. Mengapa atom-atom selain
gas mulia sebagian besar selalu berikatan dengan atom lain?
3. Apa yang dimaksud dengan
kaidah duplet dan kaidah oktet?
4. Bilamana kaidah duplet
dan kaidah oktet terpenuhi?
2. KETERBATASAN ATURAN OKTET
Dalam pembentukan senyawa-senyawa biner sederhana
yang tersusun dari C, N, dan O aturan oktet berperan penting dan ketiga unsur
ini terdapat dalam mayoritas senyawa kovalen yang dikenal. Namun demikian pada
pembentukan beberapa senyawa dari unsur transisi dan postransisi aturan oktet
dan duplet tidak dapat diterapkan.
1. Senyawa-Senyawa yang Tidak Mencapai
Oktet
BeCl2 dan BCl3 merupakan
contoh senyawa yang jumlah elektron pada atom pusat tidak mencapai oktet. Hal
ini disebabkan elektron valensi dari unsur-unsur tersebut kurang dari empat.
Elektron valensi B dan Be berturut-turut 3 dan 2. Oleh sebab itu, dalam
senyawaannya boron hanya memiliki 6 elektron sedangkan berilium hanya memiliki
4 elektron pada kulit terluar.
2. Senyawa dengan
Jumlah Elektron Valensi Ganjil
Senyawa-senyawa yang memiliki jumlah elektron
valensi ganjil tidak mungkin memenuhi kaidah oktet. Senyawaan seperti ini
paling sedikit memiliki 1 elektron tidak berpasangan atau satu atom tidak
memenuhi kaidah oktet.
Misalnya NO2 jumlah semua elektron
valensinya adalah 17. 5 elektron dari atom N dan 12 elektron dari 2 atom O.
Dalam NO2, N sebagai atom pusat memiliki 7 sedangkan O telah
memenuhi kaidah oktet.
3. Senyawa dengan
Oktet Berkembang
Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk
senyawa yang melampaui aturan oktet atau pada kulit terluar terdapat lebih dari
8 elektron. Hal ini disebabkan karena pada kulit terluarnya M, N dst mampu
menampung 18 elektron atau lebih. PCl5, SF6, ClF3,
SbCl5, dan IF7 merupakan beberapa contoh senyawa dengan
oktet berkembang.
Pada molekul-molekul tersebut P, S, Cl dan Sb
sebagai atom pusat elektron terluar setelah berikatan adalah 10, sedangkan IF7
elektron terluar menjadi 14.
Gambar Struktur Lewis molekul PCl5, SF6, ClF3, SbCl5 dan IF7
3. KEGAGALAN ATURAN OKTET
1. Gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari
unsur transisi maupun postransisi, karena unsur-unsur tersebut tidak mencapai
aturan oktet. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi,
misalnya Ga, Sn, dan Bi. Misalnya Sn memiliki elektron valensi 4, tetapi
senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2 dan Bi memiliki 5 elektron
valensi, tetapi senyawaannya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3.
2. Beberapa gas mulia dapat membentuk beberapa
senyawa misalnya Xe dapat membentuk XeF2 dan XeO2.
3. Ikatan yang terjadi pada logam ternyata bukan ikatan
ionik dan ikatan kovalen.
UJI KOMPETENSI
1. Sebutkan dan jelaskan
keterbatasan-keterbatasan aturan oktet.
2. Jelaskan kegagalan-kegagalan aturan oktet.
3. Apa yang dimaksud unsur postransisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar