A. GAYA ANTARMOLEKUL
WANIBESAKc - Dalam
satu molekul terdiri dari inti atom dan elektron-elektron yang selalu dalam
keadaan bergerak dan bertabrakan secara acak. Materi yang berwujud padat, atom
ataupun molekul penyusun cenderung tetap tetapi elektron yang ada selalu
bergerak. Namun gerakan-gerakan ini tidak dapat dilihat dengan mata karena
ukuran partikel-partikel tersebut sangat kecil. Unsur paling ringan adalah
helium dan tidak membentuk ikatan kimia dengan mantap. Kenyataan ini merupakan
suatu alasan untuk menerima bahwa helium akan tetap berwujud gas pada semua
suhu sampai pada suhu nol mutlak. Ternyata helium dapat
dicairkan. Hal ini menunjukan bahwa terjadi gaya antar atom helium ketika
dicairkan.
Gaya
yang terjadi dalam satu molekul kovalen disebut gaya intramolekul yang
menstabilkan molekul tersebut. Jika beberapa molekul berada pada satu tempat,
maka selain gaya intramolekul terjadi pula gaya antarmolekul atau gaya
intermolekul (intermolecule force). Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di
antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai
tingkat kekuatan. Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul
menentukan wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Gaya intramolekul lebih kuat
dibanding gaya antarmolekul. Hal ini dapat dijelaskan dari energi yang
dibutuhkan untuk mengahkan gaya-gaya tersebut.
Misalnya:
·
Energi
yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 mol air (O-H-O) sebesar 41 kJ.
·
Energi
yang dibutuhkan untuk mengalahkan atau memutuskan gaya yang terjadi antara O
dengan H (ikatan O-H) dalam 1 mol air sebesar 930 kJ.
Dari
contoh di atas dapat diketahui bahwa, energi yang dibutuhkan untuk mengalahkan
gaya antarmolekul lebih kecil dibanding energi yang dibutuhkan untuk
mengalahkan gaya intramolekul.
Gaya
antarmolekul secara umum disebut sebagai gaya Van der Waals. Nama tersebut
diambil dari nama Johannes Diderik Van
der Waals, sebagai orang pertama yang menjelaskan adanya gaya antarmolekul.
Konsep mengenai gaya antarmolekul diajukan ketika Van der Waals meneliti suhu
kritis gas.
Molekul
dibagi menjadi dua golongan yaitu molekul polar dan nonpolar. Ukuran kepolaran
molekul dinyatakan dengan momen dipol (dipole
moment), yang dilambangkan dengan simbol μ. Molekul nonpolar memiliki
moment dipol nol (μ= 0), molekul polar memiliki momen dipol lebih besar dari
nol (μ> 0) atau tidak sama dengan nol (μ≠ 0).
Berdasarkan
perbedaan polaritas molekul, gaya antarmolekul digolongkan menjadi 4 jenis
seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
Jenis gaya antarmolekul
|
Jenis molekul yang terlibat
dalam interaksi
|
Contoh
|
Gaya London atau gaya dispersi
atau gaya dipol sesaat-dipol induksian
|
Molekul nonpolar
yang sejenis
|
·
Gaya
antarmolekul antara molekul Br2 dalam cairan bromin.
·
Gaya
antarmolekul antara molekul I2 dalam padatan iodin.
|
Molekul nonpolar
yang berbeda
|
Gaya antarmolekul
antara molekul karbon disullfida (CS2) dan molekul karbon
tetraklorida (CCl4) pada larutan CS2 dalam CCl4.
|
|
Gaya dipol-dipol
|
Molekul polar yang
sejenis dan tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
|
Gaya antarmolekul
antara molekul diklorometana (CH2Cl2) dalam cairan
diklorometana.
|
Molekul polar yang
berbeda dan tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
|
Gaya antarmolekul
antara molekul kloroform (CHCl3) dan molekul diklorometana (CH2Cl2)
pada larutan kloroform dalam diklorometna.
|
|
Gaya dipol-dipol induksian
|
Molekul polar dan
molekul nonpolar
|
Gaya antarmolekul
antara molekul etanol dan molekul I2 pada larutan I2
dalam C2H5OH.
|
Ikatan hidrogen
|
Molekul polar yang
sama dan dapat membentuk ikatan hidrogen
|
Gaya antarmolekul
antara molekul etanol dalam cairan etanol.
|
Molekul polar yang
berbeda dan tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
|
Gaya antarmolekul
antara molekul etanol dan molekul air pada larutan etanol dalam air.
|
1.
Gaya Antarmolekul Polar
Gaya
yang terjadi antarmolekul polar disebut gaya dipol-dipol. Dalam satu molekul
polar, terdapat kutub negatif pada atom yang lebih elektronegatif dan kutub
positif pada atom yang kurang elektronegatif. Oleh sebab itu, kumpulan dari
molekul-molekul polar akan membentuk suatu susunan, agar kutub positif selalu
dekat dengan kutub negatif dan juga sebaliknya kutub negatif selalu dekat
dengan kutub positif, perhatikan Gambar.
Gambar
Gaya tarik dipol-dipol pada molekul polar dalam fasa cair dan padat
Dengan posisi seperti
ini, gaya tarik antarmolekul lebih kuat dibanding gaya tolak. Dalam fasa cair
molekul-molekul selalu bergerak dan bertumbukan dengan molekul-molekul lain.
Oleh sebab itu posisi molekul-molekul selalu berubah, namun perubahan posisi
molekul tidak mengubah letak kutub negatif dan kutub positif. Artinya kutub
positif tetap berdekatan dengan kutub negatif bergitupun sebaliknya.
Jika
suatu cairan polar dipanaskan, maka molekul-molekul cairan akan bergerak dengan
cepat, sehingga tumbukan antarmolekul makin sering terjadi. Hal ini mengebabkan
posisi molekul-molekul menjadi tidak teratur (random), walaupun gaya tarik
masih lebih kuat dibanding gaya tolak. Pada saat gaya tarik dan gaya tolak
antarmolekul seimbang maka cairan tersebut akan mendidih, artinya cairan
tersebut telah mencapai titik didih.
Kekuatan
gaya dipol-dipol dipengaruhi oleh momen dipol molekul. Makin besar momen dipol
makin polar molekul tersebut. Semakin polar molekul semakin kuat gaya
dipol-dipol yang terjadi.
2.
Gaya antar molekul nonpolar
Gaya
yang terjadi pada molekul nonpolar dijelaskan pertama kali oleh London ahli
kimia Inggirs, sehingga gaya ini disebut juga gaya London. Seperti yang
dijelaskan pada ikatan kovalen nonpolar, bahwa elektron-elektron ikatan
terdistribusi merata pada kedua inti atom yang berikatan (tidak menglami
polarisasi). Hal ini menyebabkan pusat muatan positif dan negatif berimpit pada
satu tempat sehingga molekul tersebut bersifat nonpolar. Namun, karena
elektron-elektron dalam molekul selalu bergerak, maka pada saat-saat tertentu
elektron-elektron dalam molekul nonpolar akan tersebar tidak merata atau
mengalami polarisasi. Akibatnya pusat muatan positif dan muatan negatif yang
awalnya berimpit akan memisah, seperti yang ditunjukan pada Gambar berikut.
Pemisahan muatan
positif dan negatif ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat, kemudian hilang
atau kembali lagi ke keadan awal. Hal ini terjadi terus menerus-menerus,
sehingga molekul tersebut dikatakann memiliki dipol sesaat atau dipol sekejap. Dipol sesaat yang timbul
pada satu molekul nonpolar, tentu saja akan mempengaruhi atau menginduksi
molekul-molekul lain yang ada di dekatnya. Akibatnya, molekul-molekul
disekitarnya yang muatan positif dan negatif masih berimpit (belum mengalami
polarisasi) akan memisah juga. Karena pemisahan muatan dipengaruhi oleh molekul
yang mengalami dipol sesaat, maka dipol yang dihasilkan disebut dipol imbasan atau dipol induksian. Gaya tarik antara molekul yang mengalami dipol
sesaat dengan molekul yang mengalami dipol imbasan atau dipol induksian inilah
yang disebut gaya London.
G |
Kemudahan
molekul nonpolar
untuk mengalami dipol sesaat tergantung pada jumlah semua elektron dalam
molekul. Jumlah elektron yang dimiliki berbanding lurus dengan massa molekul
relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) untuk gas mulia. Makin besar Mr atau Ar maka jumlah elektron yang dimiliki semakin banyak, sehingga gaya
tarik inti atau pengaruh inti atom terhadap awan elektron semakin lemah.
Akibatnya awan elektron yang ada makin mudah mengalami polarisasi. Kemudahan
awan elektron untuk mengalami polarisasi dinyatakan dengan kebolehpolaran (polarizabilities). Oleh sebab itu,
molekul-molekul nonpolar dengan Mr
dan Ar besar lebih mudah mengalami
dipol sesaat dan dipol induksian. Hal ini menyebabkan polarizabilities molekul
tersebut semakin
tinggi sehingga gaya London yang terjadi makin kuat. Semakin kuat gaya london
semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mengalahkan gaya yang terjadi.
Unsur-unsur
gas mulia bersifat nonpolar sehingga gaya yang terjadi merupakan gaya London.
Untuk dalam tabel periodik dari atas kebawah jumlah elektron
unsur-unsur gas mulia makin
banyak. Sehingga dipol
sesaat dan dipol induksian makin mudah terbentuk. Akibatnya titik didih dan titik lebur gas
mulia dari atas ke bawah makin tinggi.
Uji Kompetensi
1. Jelaskan bagaimana terjadinya gaya
tarik dipol-dipol dan gaya London.
2. Diketahui massa molekul dari beberapa zat sebagai berikut. N2
= 28, O2 = 48, F2 = 38 Ar = 40, dan Cl2 = 71. Susunlah zat-zat itu
berdasarkan titik didihnya dan jelaskan alasan Anda.
3. Ramalkan titik didih unsur-unsur
halogen, dari atas ke bawah bertambah atau berkurang? Jelaskan jawaban Anda.
3.
Gaya antar molekul polar dan nonpolar
Jika
molekul polar dan nonpolar berada pada suatu tempat, misalnya hidrogen fluorida
(HF) dicampur dengan karbon tetraklorida (CCl4). Ketika dicampur, molekul
polar yang memiliki dipol parmanen akan menginduksi molekul nonpolar sehingga
pada molekul nonpolar tersebut terjadi dipol induksian. Setelah proses
induksian berlangsung, maka antara kedua molekul tersebut terjadi gaya tarik
elektrostatik yang disebut gaya dipol
permanen-dipol induksian atau gaya
dipol-dipol induksian. Dipol permanen pada molekul polar biasanya hanya
disebut dipol. Terjadinya gaya dipol-dipol induksian ditunjukan dengan Gambar
berikut ini.
G |
Uji Kompetensi
Jelaskan terjadinya gaya dipol permanen-dipol
induksian atau gaya dipol-dipol induksian.
4.
Ikatan Hidrogen
Ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang tebentuk karena dua buah atom sama-sama mengikat
satu atom hidrogen. Umumnya ikatan hidrogen terbentuk jika atom hidrogen diikat
oleh atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi seperti atom N, O dan F. Atom
N, O dan F sangat elektronegatif sehingga ikatan N–H, O–H dan F–H sangat polar.
Ikatan hidrogen terbentuk karena proton dari atom hidrogen ditarik oleh atom
yang berkeelektronegatifan tinggi yang memiliki pasangan elektron bebas.
Untuk
memperjelas ikatan hidogen perhatikan contoh berikut, misalnya A dan B
merupakan atom dengan keeletronegatifan tinggi, ikatan hidrogen yang terbentuk
dapat digambar sebagai berikut.
Pada gambar di atas
ikatan A-H merupakan ikatan kovalen dan selalu lebih pendek dibanding dibanding
ikatan H-B yang merupakan ikatan hidrogen. Jika A adalah N maka B dapat
berupa N, O atau F. Selain tiga atom tersebut, maka ikatan yang terbentuk bukan
merupakan ikatan hidrogen. Contoh tiga zat yang memiliki ikatan hidrogen yaitu
air (H2O), amonia (NH3), dan hidrogen fluorida (HF).
Pada
air, setiap satu molekul membentuk empat ikatan hidrogen dengan empat molekul
air yang paling dekat dengannya. Dua ikatan hidrogen terbentuk dari dua atom H
dan dua ikatan hidrogen terbentuk melalui dua pasang elektron bebas yang
terdapat pada atom O. Pada NH3 dan HF setiap molekul hanya mampu
membentuk dua ikatan hidrogen dengan dua molekul lain yang ada di dekatnya.
Gambar
Ikatan hidrogen dalam dimer molekul H2O dan molekul H2O
Ikatan
hidrogen juga terdapat dalam zat berwujud padat misalnya dalam es.
Gambar Ikatan hidrogen dalam es
Dalam
es, setiap molekul H2O membentuk empat ikatan hidrogen dengan empat
molekul H2O yang berada disekitarnya dalam bentuk tetrahedral.
Molekul-molekul H2O melalui ikatan-ikatan hidrogen antarmolekul
tersebut membentuk jaringan tiga dimensi yang di dalamnya terdapat lorong-lorong
berupa ruang kosong. Adanya ruang kosong ini menyebabkan es menjadi lebih
ringan dari air sehingga bisa mengapung di atas permukaan air. Ikatan hidrogen
yang terjadi antara dua atau lebih molekul yang berbeda seperti pada contoh di
atas disebut ikatan hidrogen antamolekul
atau intermolekul.
Berdasarkan
perbedaan keelektronegatifan dapat diketahui bahwa, keelektronegatifan sehingga
kekuatan ikatan hidrogen yang terbentuk dari atom . Namun berdasarkan eksperimen, dalam keadaan cair titik
didih H2O > HF > NH3. Hal ini disebabkan, jumlah
ikatan hidrogen yang dapat dibentuk oleh setiap molekul berbeda. Ikatan
hidrogen yang dibentuk oleh setiap molekul air lebih banyak di banding ikatan
hidrogen yang dibentuk oleh setiap molekul HF maupun molekul NH3.
Sedangkan HF titik didihnya lebih tinggi daripada titik didih NH3
karena keelektronegatifan F > N.
Uji Kompetensi
1. Jelaskan
pembentukan ikatan hidrogen dalam molekul air.
2. Sebutkan 3 unsur yang membentuk ikatan hidrogen dan berilah contoh
senyawanya.
5.
Gaya Antar Molekul Polar atau Molekul Nonpolar dengan Ion
Bila
suatu ion dilarutkan dalam suatu pelarut polar, maka ion positif (kation) akan
didekati oleh dipol negatif dari molekul pelarut, begitupun sebaliknya ion
negatif (anion) akan didekati oleh dipol positif dari molekul pelarut. Misalnya
melarutkan NaCl dalam air.
Gambar
Gaya tarik antara molekul air yang bersifat polar dengan kation Na+
dan anion Cl-
Jika suatu senyawa ionik
dimasukan ke dalam pelarut nonpolar, maka pembentukan dipol sesaat dan dipol
induksian dapat terjadi karena:
1. - gerakan
elektron dalam molekul itu sendiri
2. - diinduksi
oleh molekul yang telah mengalami dipol sesaat atau disebabkan oleh dipol
sesaat dari molekul pada nomor 1.
3. - Karena
diinduksi oleh ion baik anion maupun kation
4. - Molekul
nomor 3 dapat menginduksi molekul lain yang ada di dekatnya sehingga mengalami
dipol induksian, demikian seterusnya.
Susunan molekul yang mengalmi
dipol sesaat dan dipol terimbas sama seperti pada molekul polar yaitu dipol
sesaat atau dipol induksi yang bermuatan positif (ujung positif) lebih mengarah
ke anion dan begitupun sebaliknya dipol sesaat atau dipol terimbas yang
bermuatan negatif (ujung negatif) lebih dekat ke arah kation. Walaupun demikian
gaya yang terjadi antar molekul nonpolar dengan suatu molekul polar sangat
lemah. Hal inilah yang menyebabkan molekul polar cenderung melarutkan zat-zat
yang bersifat ion, karena gaya molekul polar dengan ion lebih kuat dibanding
molekul nonpolar. Sedangkan molekul nonpolar cenderung melarutkan molekul atau
zat yang bersifat nonpolar.
B. KEKUATAN GAYA ANTARMOLEKUL DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIKA
DAN KIMIA ZAT
Kekuatan
gaya antarmolekul dimulai dari yang terkuat berturut-turut adalah ikatan
hidrogen, gaya dipol-dipol dan gaya London. Namun untuk molekul-molekul yang
memiliki massa molekul besar, kekuatan gaya London dapat melebihi kekuatan
ikatan hidrogen. Hal ini dapat dilihat pada I2 dan air. Pada tekanan
1 atm suhu 25 °C iod dengan gaya London memiliki fasa padat sedangkan H2O
yang memiliki ikatan hidrogen memiliki fasa cair.
Gaya
yang terjadi antarmolekul dapat mempengaruhi sifat fisika dan sifat kimia dari
suatu zat. Beberapa sifat fisika yang dipengaruhi oleh gaya antarmolekul yaitu
titik didih, titih leleh atau titik lebur, energi penguapan, tekanan uap,
kekentalan zat dan kelarutan zat. Sedangkan sifat kimia yang dipengaruhi oleh
gaya antarmolekul yaitu sifat asam dan basa suatu zat. Titik didih, titih leleh
atau titik lebur, energi penguapan dan tekanan uap suatu makin besar atau makin
tinggi jika gaya antarmolekul makin kuat, begitupun sebaliknya.
Viskositas
atau kekentalan merupakan kemudahan suatu zat untuk mengalir. Semakin besar
viskositas, maka zat tersebut semakin sukar mengalir, begitupun sebaliknya
suatu zat akan semakin mudah mengalir bila viskositasnya kecil atau rendah.
Contohnya air lebih mudah mengalir dibanding oli sehingga air memiliki
viskositas yang lebih kecil atau lebih rendah dibanding oli. Viskositas zat berkaitan dengan gaya
antarmolekulnya. Bila gaya antarmolekul kuat zat memiliki viskositas tinggi
begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, viskositas dipengaruhi oleh suhu, suhu
makin tinggi viskositas zat akan menurun sehingga lebih mudah mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar