Di alam semesta ini terdapat sangat banyak jenis
Virus. Namun, dari sekian banyak virus, terdapat 4 jenis virus yang cukup
mematikan karena sudah membuat banyak kematian. 4 jenis virus tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Virus marburg
2. Virus rabies
3. Virus cacar
4. Virus demam berdarah
1. Virus Marburg
![]() |
(https://viralzone.expasy.org/224) |
Virus marburg ditemukan oleh ilmuwan pada tahun 1967. Saat itu, virus marburg menyerang pekerja laboratorium di Jerman. Setelah diselidiki, virus ini ternyata berasal dari monyet uganda.
Orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami
demam tinggi dan mengalami pendarahan seluruh tubuh, sehingga penderitanya bisa
mengalami gagal organ.
Pada tahun 1998-2000, virus ini menyerang
Republik Kongo dan pada tahun 2005 menyerang Angola.
Marburg adalah sebuah kota di Jerman, yang untuk
pertama kali (1967) ditemukan penyakit yang menyerang dokter hewan dan teknisi
laboratorium yang sedang menyiapkan biakan sel dari kera hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang diperoleh
dari hutan di Uganda, Afrika. Biakan sel tersebut, nantinya akan dipakai
sebagai media untuk memproduksi vaksin polio manusia. Setelah sampai di Jerman,
beberapa di antara kera hijau tersebut menunjukkan gejala sakit seperti terkena
demam berdarah, kemudian mati.
Selang beberapa hari, sebanyak 25 orang yang
bekerja di laboratorium tersebut menderita sakit dengan gejala yang sama
seperti monyet hijau tersebut, yakni seperti terkena demam berdarah. Dalam
tempo hampir bersamaan, di Belgrado, Yugoslavia, terjadi penyakit yang sama
pada 6 orang yang bekerja di laboratorium serupa. Tujuh dari 31 orang (di
Jerman dan Yugoslavia) yang terserang demam berdarah marburg akhirnya meninggal
dunia.
Sesudah temuan di Jerman dan Yugoslavia, penyakit
marburg baru ditemukan di Afrika, yakni di Johanesburg (1975) pada 3 orang, di
Uganda (1980), dan Kongo (1999) pada 76 orang, 56 di antaranya meninggal dunia.
Di bawah mikroskop, elektron virus marburg
terlihat sebagai benang pendek, kadang-kadang melengkung pada salah satu
ujungnya membentuk angka 6 atau 9. Virus yang berbentuk seperti benang,
dimasukkan dalam famili Filoviridae (filo = filamen / benang).
2. Virus Rabies
![]() |
(https://www.wikidoc.org/index.php/Rabies) |
Virus rabies sudah ada sejak lama, bahkan penangkalnya sudah ada sejak tahun 1920. Namun, penyakit yang berasal dari virus dalam tubuh hewan ini masih tetap ada sampai sekarang.
Rabies akan menyerang otak kita. Kalau tidak
segera diobat, orang yang terkena rabies bisa meninggal. Rabies masih tumbuh di
India dan Afrika.
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada
susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus.
Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae
adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.
Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies
ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera,
rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa
berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi
melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus
akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan
bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke
jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan
yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang.
Pada rabies buas atau ganas, hewan yang
terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang,
air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati.
Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau
kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit
bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa
ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja
laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang
mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi
pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan
kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena
tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang
menggigit harus diawasi. Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100%
terhadap adanya virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dFAT)
pada jaringan otak hewan yang terinfeksi. Uji ini telah digunakan lebih dari 40
tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies.
Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan
medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum
menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa
hari setelah terjadinya gejala pertama.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan
seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun,
sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis
booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan
peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus
diperhatikan.
3. Virus Cacar (Smallpox Virus)
![]() |
(https://www.pri.org/stories/2014-05-27/should-last-samples-smallpox-virus-be-saved) |
Virus cacar menewaskan 300 juta orang di abad ke-20. Tak hanya itu, banyak juga orang yang jadi buta karena virus cacar.
Menurut sejarawan, 90 persen penduduk asli
Amerika meninggal karena cacar yang dibawa oleh orang Eropa. Karena hal itulah,
maka berbagai lembaga kesehatan dunia sudah berusaha memberantas virus ini
sejak tahun 1980.
Virus Cacar merupakan suatu virus yang
menyebabkan penyakit cacar pada manusia melalui saluran pernapasan. Virus ini
sering disebut juga dengan smallpox atau variola.
Virus cacar termasuk dalam famili Poxvirus, yang
dikenal sebagai virus binatang terbesar saat ini. Layaknya virus vaccinia (penyebab
penyakit cacar pada sapi), virus ini memiliki inti yang terdiri atas DNA.
Selain itu virus cacar bisa bertahan terhadap
pengeringan, dan tetap efektif meskipun disimpan pada suhu 4 derajat celcius
hingga -70 derajat celcius. Virus ini dapat diinaktifkan dengan kloroform atau
dipanaskan pada suhu 60 derajat celcius selama 10 menit dalam autoklaf.
Virus cacar ini terbagi dalam beberapa jenis
cacar, yaitu:
1. Cacar air yang disebabkan oleh virus varicella zoster.
2. Cacar ular yang disebabkan oleh virus herpes zoster.
3. Cacar api yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus.
4. Cacar monyet disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Virus penyebab cacar berbeda dengan tiap jenis
cacar. Namun, pada umumnya penyakit cacar yang paling banyak menyerang bayi,
balita, anak-anak, orang dewasa hingga usia lanjut adalah jenis penyakit cacar
air.
Pada cacar air, virus yang bernama varicella
zoster inilah yang bertanggungjawab terhadap ruam pada kulit yang berbentuk
bintik-bintik kecil berwarna merah yang sangat gatal dan bahkan membuat kulit
terasa seperti melepuh.
Cacar air tidak memiliki langkah penanganan
khusus. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala. Obat-obatan yang
digunakan untuk menangani cacar air biasanya ada dua jenis. Pertama adalah
paracetamol untuk menurunkan demam. Yang kedua adalah losion atau bedak kalamin
untuk mengurangi rasa gatal pada kulit.
4. Virus Demam Berdarah
![]() |
(https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2014/12/16/370106655/hunt-for-dengue-vaccine-gets-closer) |
Virus demam berdarah pertama kali muncul di Filipina dan Thailand, pada tahun 1950-an. Dari sana, virus ini menyebar ke wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Cuaca yang hangat membuat nyamuk pembawa virus demam berdarah semakin banyak. Virus demam berdarah membuat 50 – 100 juta orang meninggal setiap tahunnya.
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD)
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang merupakan bagian
dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. DBD ditularkan atau
disebabrkan oleh beberapa jenis nyamuk Aedes, khususnya tipe nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk aedes aegypti biasanya hidup di antara
garis lintang 35° Utara dan 35° Selatan, di bawah ketinggian 1000 m.
Nyamuk-nyamuk tersebut lebih sering menggigit pada siang hari. Satu gigitan
saja sudah dapat menginfeksi manusia. Demam berdarah juga sering disebut
sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever"
yang artinya demam sendi. Hal ini disebabkan karena demam tersebut dapat
membuat penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah (flu
tulang).
Sejumlah gejala dari demam berdarah adalah:
- demam
- sakit kepala
- kulit kemerahan yang tampak seperti campak
- nyeri otot dan persendian.
Untuk mencegah infeksi, World Health Organization (WHO) menyarankan pengendalian populasi
nyamuk dan melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk.
WHO menganjurkan program untuk mencegah demam
berdarah (disebut program "Integrated
Vector Control") yang mencakup lima bagian yang berbeda yakni:
1. Advokasi, menggerakkan
masyarakat, dan legislasi (undang-undang) harus digunakan agar organisasi
kesehatan masyarakat dan masyarakat menjadi lebih kuat.
2. Semua bagian
masyarakat harus bekerja bersama. Ini termasuk sektor umum (seperti
pemerintah), sektor swasta (seperti bisnis perusahaan), dan bidang perawatan
kesehatan.
3. Semua cara untuk
mengendalikan penyakit harus harus terintegrasi (atau dikumpulkan), sehingga
sumber daya yang tersedia dapat memberikan hasil yang paling besar.
4. Keputusan harus dibuat
berdasarkan pada bukti. Ini akan membantu memastikan bahwa intervensi (tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi dengue) berguna.
5. Wilayah di mana dengue
menjadi masalah harus diberi bantuan, sehingga mereka dapat meningkatkan
kemampuan mereka untuk merespon dengan baik penyakit dengan usaha mereka
sendiri.
WHO juga menyarankan beberapa tindakan khusus
untuk mengendalikan dan menghindarkan gigitan nyamuk. Cara terbaik untuk
mengendalikan nyamuk Aedes aegypti
adalah dengan menyingkirkan habitatnya. Masyarakat harus mengosongkan wadah air
yang terbuka, sehingga nyamuk tidak dapat bertelur di dalam wadah-wadah terbuka
tersebut. Insektisida atau agen-agen pengendali biologi juga dapat digunakan
untuk mengendalikan nyamuk di wilayah-wilayah ini. Para ilmuwan berpendapat
bahwa menyemprotkan insektisida organofosfat atau piretroid tidak membantu.
Air diam (tidak mengalir) harus dibuang karena
air tersebut menarik nyamuk, dan juga karena manusia dapat terkena masalah
kesehatan jika insektisida menggenang di dalam air diam. Untuk mencegah gigitan
nyamuk, orang-orang dapat memakai pakaian yang menutup kulit mereka sepenuhnya.
Mereka juga dapat menggunakan anti nyamuk (seperti semprotan nyamuk), yang
membantu menjauhkan nyamuk. Orang-orang juga dapat menggunakan kelambu saat
beristirahat.
SUMBER RUJUKAN
- https://www.wikidoc.org/index.php/Rabies
-- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Virus_Marburg
-- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Virus_Marburg
-- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rabies
-- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Virus_cacar
-- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cacar_air
--
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah_Dengue
BACA JUGA:
- Sejarah dan Cara Pembuatan Antibiotik
- Apa itu Resistensi Antibiotik?
- 7 Fakta Mengagumkan Pithovirus yang Terkubur 30.000 Tahun
- Ciri-Ciri Virus yang Sering di Pertanyakan
-34 Fakta Menarik Tentang Virus HIV dan Penyakit AIDS
- Perbedaan Antara Bakteri dan Virus
- Inilah Satu Satunya Jenis Virus yang bisa Memakan Bakteri
-Peranan Usus Buntu yang Sering Diabaikan Manusia
- 20 Fakta Menarik Tentang Obesitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar