Ikatan Logam dan Sifat-Sifat Logam


1. IKATAN LOGAM
Logam atau metal mememiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang baik, kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan (ductile). Walaupun demikian terdapat beberapa sifat yang menyimpang misalnya raksa pada suhu kamar merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair. Hingga saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan mengapa raksa berwujud cair pada suhu kamar. Selain itu titik leleh beberapa unsur logam sangat rendah yaitu Hg, Cs dan Rb dengan titik didih berturut-turut adalah -38,83 °C, 29°C dan 39°C dan Li dan K memiliki massa jenis yang rendah yaitu 0,534 dan 0,86 g/mL.

Emas, perak dan platina disebut logam mulia karena sukar teroksidasi dengan sejumlah besar pereaksi. Emas, perak dan tembaga disebut sebagai logam mata uang, karena ketiga unsur ini biasanya dipadukan untuk membuat koin-koin mata uang. Selain dikenal logam mulia dikenal pula logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Raksa, kadmium, kromium dan timbal merupakan beberapa contoh logam berat. Logam-logam berat, dalam jumlah banyak (melebihi kadar maksimum yang ditetapkan) sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogen).

Dengan memperhatikan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan yang menyatukan logam bukan merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan yang menyatukan atom-atom logam disebut ikatan logam. Ikatan logam dijelaskan menggunakan teori awan atau lautan elektron. Teori awan atau lautan elektron pertama kali dikemukan oleh Drude pada tahun 1900 dan disempunakan oleh Lorents pada tahun 1923. Berdasarkan teori awan atau lautan elektron ikatan logam yaitu gaya tarik antara kation logam dengan awan elektron yang terbentuk dari elektron valensi suatu logam.

Sesuai teori ini, logam dianggap terdiri dari ion-ion logam dan berupa bola-bola keras yang tersusun secara teratur dan berulang. Disekitar ion-ion logam terdapat awan atau lautan elektron yang terbentuk dari elektron valensi dari logam terkait. Misalnya logam magnesium memiliki elektron valensi 2. Berdasarkan teori awan atau lautan elektron, logam magnesium dianggap terdiri dari ion-ion Mg2+ yang tersusun secara teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang terbentuk dari elektron valensi magnesium, seperti pada Gambar berikut ini.
  
Gambar Model awan elektron dari logam magnesium

Logam yang memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif yang lebih besar dan awan elektron lebih banyak atau lebih rapat. Logam yang memiliki elektron valensi lebih banyak cenderung memiliki ikatan logam lebih kuat dibanding logam yang memiliki jumlah elektron valensi lebih sedikit.

Uji Komepetensi
1.      Sebutkan 3 unsur yang termasuk logam mulia.

2.      Sebutkan 3 tiga unsur yang termasuk logam mata uang.

3.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan logam berat kemudian sebutkan contohnya.

4.      Jelaskan ikatan logam berdasarkan teori awan atau lautan elektron.

5.      Gambarkan lautan atau awan elektron dari logam natrium dan kalsium.


2. SIFAT-SIFAT LOGAM
a.  Daya Hantar Listrik
Sebelum logam diberi beda potensial, elektron valensi yang membentuk awan elektron bergerak ke segala arah dengan jumlah yang sama banyak. Apabila pada logam diberi beda potensial, dengan salah satu ujung logam ditempatkan elektroda positif (anoda) dan pada ujung yang lain ditempatkan ujung negatif (katoda), maka jumlah elektron yang bergerak ke anoda lebih banyak dibandingkan jumlah elektron yang bergerak ke katoda sehingga terjadi hantaran listrik.

b.  Daya Hantar Panas
Berdasarkan model awan elektron, apabila salah satu ujung dari logam dipanaskan maka awan elektron ditempat tersebut mendapat tambahan energi termal. Karena awan elektron bersifat mobil, maka energi termal ini dapat ditransmisikan ke bagian-bagian lain dari logam yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga bagian tersebut menjadi panas.

c.  Kuat dan Mudah Dibentuk
Sifat kuat dan mudah dibentuk dari logam banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai kebutuhan. Logam mudah dibentuk seperti dapat ditempa, direntangkan dan dapat dibengkokkan disebabkan karena atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat. Ketika diberi tekanan atom-atom tersebut dapat tergelincir di atas lapisan atom yang lain seperti yang ditunjukan pada Gambar perpindahan atom logam ketika diberi tekanan atau ditempa.

Gambar Pergeseran atom-atom logam ketika ditempa atau diberi tekanan

Dari gambar menjelaskan mengapa logam dapat ditempa ataupun direntangkan. Semua atom penyusun logam dapat dianggap sejenis sehingga atom-atom yang bergeser saat diberi tekanan seolah-olah tetap pada kedudukan yang sama. Keadaan ini berbeda senyawa ionik. Dalam kristal senyawa ionik, gaya pengikatnya gaya Coulomb, yakni gaya tarik yang terjadi karena ada perbedaan muatan (gaya tarik antara ion positif dengan ion negatif). Ketika kristal senyawa ionik diberi tekanan, maka akan terjadi pergeseran ion positif dan ion negatif. Pergeseran ini menyebabkan ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif berdekatan dengan ion negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadi gaya tolak antar ion-ion sejenis sehingga kristal ionik menjadi retak kemudian pecah seperti yang disajikan pada Gambar.



Gambar Pergeseran ion-ion dalam senyawa ionik ketika tempa atau diberi tekanan

d.  Titik Didih dan Titik Lebur
Titik didih dan titik lebur logam berkaitan dengan kekuatan ikatan logamnya. Titik didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Dalam tabel periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran kation logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini menyebabkan jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin lemah. Akibatnya dalam satu golongan, dari atas ke bawah, titik didih dan titik leleh logam semakin kecil.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel titik didih dan titik lebur logam alkali berikut.

Logam
Jari-jari atom logam (pm)
Kation logam
Jari-jari kation logam (pm)
Titik lebur (°C)
Titik didih (°C)
Li
157
Li+
106
180
1330
Na
191
Na+
132
97,8
892
K
235
K+
165
63,7
774
Rb
250
Rb+
175
38,9
688
Cs
272
Cs+
188
29,7
690

Tabel Titik didih dan titik lebur logam alkali

e.  Kilap Logam
Permukaan logam yang bersih dan halus akan memberikan kilap atau kilau (luster) tertentu. Kilau logam berbeda dengan kilau unsur nonlogam. Kilau logam dapat dipandang dari segala sudut sedangkan kilau nonlogam hanya dipandang dari sudut tertentu saja.
Logam akan tampak berkilau atau mengkilap disebabkan karena adanya transisi elektron. Transisi elektron terjadi ketika sinar tampak mengenai permukaan suatu logam. Ketika cahaya tampak mengenai logam, maka elektron-elektron bebas yang berada di permukaan logam akan mengalami eksitasi. Eksitasi elektron yaitu perpindahan elektron dari keadaan dasar (tingkat energi terendah) menuju ke keadaan yang lebih tinggi (tingkat energi lebih tinggi). Elektron yang tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar dengan memantulkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Energi yang dipancarkan inilah yang menyebabkan logam tampak berkilau atau mengkilap.


2.  Paduan Logam
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai yang namanya logam. Banyak perkakas atau peralatan yang menggunakan logam. Misalnya rangka jendela, peralatan-peralatan rumuh tangga, rangka pesawat maupun maupun bahan lain yang menggunakan logam. Perkakas-perkakas tersebut sebenarnya bukan hanya terbuat dari satu jenis logam tetapi telah dipadukan atau dicampur dengan unsur lain. Logam yang telah dipadukan atau dicampur dengan unsur lain (baik logam maupun nonlogam) disebut aloi atau lakur atau pancalogam. Syarat terbentuknya aloi yaitu campuran logam dengan unsur lain tersebut tidak saling bereaksi dan masih menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.
Aloi dibagi menjadi dua jenis yaitu aloi selitan dan aloi substitusi. Disebut aloi selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari atom logam. Sedangkan aloi substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.

Uji Kompetensi
1.      Apa yang dimaksud dengan:
(a)    transisi elektron

(b)   eksitasi elektron

(c)    aloi

2.      Jelaskan mengapa logam jika ditumbuk tidak patah melainkan menjadi pipih, sedangkan NaCl (garam dapur) hancur menjadi bubuk.


3.      Temukan perbedaan antara ikatan logam dan ikatan ion. Adakah kesamaannya?

4.      Bagaimanakah teori lautan elektron menjelaskan sifat kilap dari logam? Apakah Anda memiliki pandangan lain? Kemukakan pendapat Anda.

5.      Jelaskan syarat terbentuknya aloi.

6.      Sebutkan dan jelaskan dua jenis aloi.



Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *