WANIBESAKc - Hukum
Hess menjelaskan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi adalah sama, tidak
bergantung dari jalannya reaksi baik berlangsung melalui satu tahap maupun
beberapa tahap.
Born dan Haber pada tahun 1919 menerapkan hukum Hess untuk
menghitung entalpi pembentukan suatu zat padat ionik. Tahap-tahap yang
diperlukan dalam pembentukan kristal ionik beserta perubahan entalpi yang
menyertai setiap tahap tersebut dapat digambarkan dalam suatu siklus yang
disebut dengan siklus Born-Haber atau daur Born-Haber (Born-Haber Cycle).
Siklus Born-Haber untuk pembentukan kristal NaCl dari unsur-unsurnya ditunjukan
pada Gambar berikut ini.
Pada
daur di atas tingkat energi pereaksi, yaitu padatan natrium, Na(s), dan gas klorin, Cl2(g) dianggap sama dengan nol. Rincian
tahap-tahap yang diperlukan untuk membentuk kristal NaCl dari unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut.
i.
Proses atomisasi natrium. Pada tahap
ini padatan Na diubah menjadi atom-atom Na dalam fasa gas. Proses ini disebut sublimasi (sublimation). Tahap ini
berlangsung secara endotermik karena diperlukan sejumlah energi untuk
memutuskan ikatan logam antara atom-atom Na yang terdapat dalam logam natrium. Energi
yang menyertai tahap ini disebut energi
atomisasi, ∆HS. Pada tahap ini gas Cl2 tidak
mengalami perubahan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
Na(s) ⟶ Na(g) ∆HS(Na) = 108,4
kJ/mol
atau
Na(s) +
1/2Cl2(g) ⟶
Na(g) + 1/2Cl2 ∆HS(Na) = 108,4
kJ/mol
ii.
Atomisasi klorin. Pada tahap ini gas Cl2
diubah menjadi menjadi atom-atom Cl dalam fasa gas dan berlangsung secara
endotermik karena diperlukan sejumlah energi untuk memutuskan ikatan kovalen
antara atom 2 atom Cl. Energi yang menyertai reaksi ini disebut energi atomisasi atau energi disosiasi, ∆HD.
Pada tahap ini atom Na tidak mengalami perubahan. Reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut:
1/2Cl2(g)
⟶ Cl(g) ∆HD(Cl2) =
120,9 kJ/mol
atau
Na(s) +
1/2Cl2(g) ⟶
Na(g) + Cl(g) ∆HD(Cl2)
= 120,9 kJ/mol
iii.
Ionisasi atom natrium. Pada tahap ini
atom Na dalam fasa gas di ionisasi menjadi ion Na+ dalam fasa gas.
Tahap ini berlangsung secara endotermik karena diperlukan sejumlah energi untuk
mengatasi gaya tarik inti terhadap elektron yang akan di eksitasi sampai jarak
tak terhingga (dilepaskan) dari atom Na. Energi yang menyertai tahap ini
disebut energi ionisasi, IE.
Pada tahap ini atom Cl tidak mengalami perubahan. Reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut:
Na(s) ⟶ Na+(g) IE
= 495,4 kJ/mol
atau
Na(s) + Cl(g)
⟶ Na+(g)
+ Cl(g) IE =
495,4 kJ/mol
iv.
Ionisasis atom klorin. Pada tahap ini
atom Cl dalam fasa gas diionisasi menjadi ion Cl‾ dalam fasa gas. Tahap ini
berlangsung secara eksotermik karena gaya tarik inti atom Cl terhadap elektron
yang akan memasuki atom tersebut lebih kuat dibandingkan gaya tolak
elektron-elektron pada atom Cl terhadap elektron yang akan memasuki atom
tersebut. energi yang menyertai tahap ini disebut afinitas elektron, EA. Pada tahap ini ion Na+
tidak mengalami perubahan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut:
Cl(g) ⟶ Cl‾(g) EA
= -348,5 kJ/mol
atau
Na+(g)
+ Cl(g) ⟶ Na+(g)
+ Cl‾(g) EA
= -348,5 kJ/mol
v.
Pembentukan padatan NaCl dari gas Na+ dan
gas Cl‾. Pada tahap ini ion Na+ dan ion Cl‾ membentuk pasangan
ion Na+Cl‾ dalam fasa gas. Tahap ini berlangsung secara eksotermik
karena terjadi gaya tarik antara dua ion dengan muatan yang berlawanan untuk
membentuk ikatan ion. Energi yang menyertai tahap ini disebut energi kisi (lattice energy, U).
Energi kisi adalah energi yang dilepaskan dalam pembentukan 1 mol senyawa ionik padat dari gas ion-ion penyusunnya. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut:
Na+(g)
+ Cl‾(g) ⟶ NaCl(s)
U = -787,0 kJ/mol
Hubungan antara energi kisi
dan standar entalpi kisi adalah sebagai berikut.
U = ∆H0lat
Entalpi pembentukan NaCl padat dari logam Na
padat dan molekul Cl2 gas dinyatakan
dalam entalpi atau reaksi,
∆Hf.
Menurut Hukum Hess nilai ∆Hf adalah sebagai berikut :
∆Hf = ∆HS(Na) + ½∆HD(Cl2)
+ IE + EA + U
= {108,4 + 121,5 + 495,4 + (-348,5) +
(-787,0)} kJ.mol-1
= -410,2 kJ.mol-1
Siklus
Born-Haber sebelumnya dapat disederhanakan dengan siklus termodinamika di bawah
ini.
Nilai energi sublimasi (∆HS) dari beberapa logam diberikan dalam Tabel berikut.
Logam
|
∆HS (kJ.mol-1)
|
Logam
|
∆HS (kJ.mol-1)
|
Na
K
Rb
Cs
|
108,4
90,0
85,8
78,7
|
Mg
Ca
Sr
Ba
|
150
193
164
176
|
LATIHAN
SOAL
Hitunglah nilai ∆Hf untuk reaksi berikut ini: K(s) + 1/2F2(g)
⟶ KF(s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar