Saya yakin kita semua pasti mengenal materi yang namanya "air". Air adalah salah satu zat yang paling umum di bumi, dan salah satu yang paling vital. Ini adalah sumber yang sangat berharga, namun kita sering menyia-nyiakan keberadaannya. Kita sering menganggapnya sebagai hal biasa sehingga dengan santainya mencemari air.
Menyadari pentingnya air, maka pada tahun 1993, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, menetapkan 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia. Mungkin kita tidak menyadari bahwa tanpa air, kita tidak menjadi apa-apa. Hal ini wajar karena sekitar 70% tubuh orang dewasa terdiri dari air. Sedangkan seorang bayi yang baru lahir 80% berat badannya adalah air.
Gambar Tumpukan air kering yang memiliki bentuk seperti butiran pasir dan sekilas terlihat seperti butiran garam meja (Sumber gambar abc.net.au) |
Dalam kehidupan sehari-hari, air dijumpai dalam bentuk cairan dan dalam bentuk padat, sebagai es. Kita belum pernah melihat air dalam wujud lain.
Walaupun demikian kimiawan di University of Hull – Inggris, pada tahun 2006 berhasil membuat “air kering (Dry Water)”. Air kering memiliki bentuk seperti butiran pasir atau butiran gula atau garam meja.
Pembuatan air kering sebenarnya bukanlah hal baru di dunia ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmuwan di University of Hull-Inggris hanya menemukan kembali apa yang telah ditemukan namun telah dilupakan.
Para ilmuwan pertama kali menemukan air kering pada akhir 1960-an dan industri kosmetik telah menggunakannya untuk membuat hal-hal seperti krim wajah. Dan saat ini suatu kelompok di University of Liverpool telah memperluas jangkauan aplikasi potensialnya.
Air kering terdiri dari 95% air cair, 5% lapisan silika pasir. Lapisan silika inilah yang berperan penting untuk mencegah air cair bergabung membentuk cairan.
Air kering itu sendiri cukup mudah untuk diproduksi. Caranya nanopartikel silika yang bersifat hidrofobik dan air dicampur bersama-sama kemudian di aduk dengan batang pengaduk yang berputar pada kecepatan 19.000 rpm selama 90 detik.
Salah satu sifat menarik dan keren dari air kering yaitu kemampuannya menyerap gas. Sifat ini dapat diaplikasikasikan untuk mengangkut gas-gas dengan aman. Gas yang diserap menjadi tidak reaktif sehingga dapat menghindari terjadinya ledakan.
Kemampuan menyerap gas dapat diapilkasikan untuk menyerap gas-gas rumah kaca, seperti gas CO2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa, air kering 3 kali lebih baik dalam menyerap CO2, dibanding air biasa dalam jangka waktu yang sama. Sifatnya yang mudah menyerap gas, maka air kering dikelompokkan sebagai bahan adsorben.
Selain untuk menyerap gas, air kering dapat pula digunakan sebagai katalisator. Air kering sebagai katalisator telah dipelajari oleh Dr. Ben Carter dari University of Liverpool untuk mempercepat reaksi pembuatan asam suksinat dari hidrogen dan asam maleat.
Biasanya campuran hidrogen dan asam maleat harus diaduk bersama untuk membuat asam suksinat. Namun bila menggunakan partikel air kering yang telah dicampur asam maleat, pengadukan tidak perlu dilakukan. Asam suksinat digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat obat, bahan makanan, dan beberapa produk lain.
SUMBER RUJUKAN
- Anonim. Scientists create dry water. Online. (Telegraph.co.uk) diakses pada tanggal Kamis, 19 januari 2011.
- Wikipedia. Dry water. Online. (wikipedia.org/wiki/Dry_water) diakses pada tanggal Kamis, 19 januari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar