3 Jenis Ikan yang Sangat Pintar Berkamuflase

1. Ikan Daun Amazon (Monocirrhus polyacanthus)
Gambar ikan South American Leaf Fish (Ikan Daun Amerika Selatan ) atau Amazon Leaf Fish (ikan Daun Amazon) dengan nama Latin Monocirrhus polyacanthus.  (Sumber gambar ww.mobile.dudasite.com) 

WANIBESAKc - Contoh menakjubkan tentang mimikri di alam adalah South American Leaf Fish (Ikan Daun Amerika Selatan) atau Amazon Leaf Fish (ikan Daun Amazon) yang memiliki nama Latin Monocirrhus polyacanthus.

Seperti anggota keluarga lainnya, ikan daun Amerika Selatan adalah predator, meski ukurannya relatif kecil. Panjangnya hanya mencapai panjang lebih dari 3 inci (7-8 cm).

Ikan ini memiliki tubuh dan warna yang dikompres secara lateral menyerupai daun (daun kering). Jadi tidak mengherankan jika ikan ini diberi nama "ikan daun." Ikan ini juga memiliki tonjolan kecil yang membentang dari bibir bawah mereka. 

Seperti kebanyakan ikan Amerika Selatan, ikan daun paling baik hidup di air lunak, sedikit asam, dan suhu air antara 74-80 °F (23-27 °C). Ikan Daun Amazon terlihat dan bertindak persis seperti daun mat. Ini merupakan suatu cara licik dan cersik untuk mengelabui mangsanya dan berpikir mereka sangat aman. Ketika usaha mendekati mangsanya telah berhasil, ikan ini akan mengulurkan mulutnya yang sangat besar dan menghirupnya dalam satu gerakan cepat.


2. Ikan Flounder

Gambar ikan Flounder yang telah berkamuflase sehingga terlihat sama dengan keadaan di sekitarnya (Sumber gambar: goneoutdoors.com/difference-between-fluke-flounder-5544844.html)

Flounders adalah kelompok spesies flatfish. Mereka adalah ikan demersal yang biasanya ditemukan di dasar samudera di seluruh dunia. Beberapa spesies juga akan memasuki muara sungai.

Makanan ikan flounder terutama terdiri dari krustasea, polychaetes, dan ikan kecil. Flounder biasanya tumbuh dengan panjang tubuh 22-60 sentimeter (8,7-23,6 inci), dan sebesar 95 sentimeter (37 inci). Lebar tubuh biasanya sekitar setengah panjang tubuhnya.

Salah satu keunikan dari ikan ini adalah matanya dapat mengalami migrasi atau berpindah. 
Dalam siklus hidupnya, flounder dewasa memiliki dua mata yang terletak di satu sisi kepalanya, walaupun pada saat menetas satu mata terletak di setiap sisi kepalanya. Satu mata mulai bermigrasi ke sisi lain tubuh melalui proses metamorfosis ketika ikan mulai tumbuh dari larva ke tahap remaja. 
Setelah dewasa, flounder mengubah kebiasaan dan mulai menyamarkan dirinya sendiri dengan berbaring di dasar laut sebagai perlindungan terhadap predator. Akibatnya, mata ikan ini kemudian mulai menghadap ke sisi atas. Walaupun demikian, sisi dimana mata bermigrasi bergantung pada jenis spesies.



 3. Stonefish
Gambar ikan batu karang (Sumber gambar www.factzoo.com/fish/stonefish-worlds-most-venomous-fish.html)



Stonefish ini biasanya berwarna coklat atau abu-abu, dan mungkin memiliki area berwarna kuning, oranye atau merah. Spesies ini memiliki panjang tubuh mencapai 30 sampai 40 sentimeter. Selain itu spesimen dengan ukuran tubuh 51 sentimeter telah direkam. Ikan ini biasanya hidup di terumbu karang dan menetap di atau sekitar batu, terumbu, dan tanaman, atau beristirahat di dasar laut.

Stonefish termasuk ikan karnivora dan biasanya memakan ikan-ikan kecil, udang, dan krustasea lainnya. Biasanya ikan ini menunggu mangsa berenang melewatinya, dan kemudian menyerang dengan kecepatan yang luar biasa. Peralatan kamera dengan kecepatan tinggi diperlukan untuk merekam cara menangkap mangsa dari spesies ini.

Stonefish adalah salah satu ikan yang paling berbisa di dunia dan sangat mematikan jika tidak diobati ketika diinjak oleh manusia. Sebagian besar sengatan ikan batu terjadi sebagai akibat menginjak makhluk tersebut. Sengatan ikan batu karang dapat terjadi di pantai, tidak hanya di air, karena stonefish dapat bertahan hidup di luar air hingga 24 jam. Mereka sering tidak dapat dengan mudah dilihat oleh mata manusia, karena terlihat seperti batu atau karang.

Sebagai ikan yang paling berbisa di dunia, daerah dorsalnya dilapisi dengan 13 duri, masing-masing memiliki dua kantung racun. Duri tajam dan kaku ini diketahui mampu menusuk sol sepatu boot.

Efek racun meliputi rasa sakit yang parah, syok, kelumpuhan, dan kematian jaringan. Dosis yang lebih besar bisa berakibat fatal bagi manusia, umumnya anak kecil, lanjut usia, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Pengobatan meliputi antivenom. Anestesi lokal juga bisa mengurangi rasa sakit. Anestesi lokal adalah obat yang dapat menyebabkan timbulnya sensasi rasa terbakar secara reversibel, meskipun indra lainnya juga sering terpengaruh. Anestesi lokal secara klinis berasal dar dua kelas yaitu anestesi lokal aminoamida dan aminoester.

Pertolongan pertama yang harus dilakukan saat disengat stonefish mencakup pencelupan anggota badan yang terkena dampak dalam air panas. Hal ini diduga dapat membantu mendenaturasi protein racun yang masuk ke dalam tubuh kita. Imobilisasi racun pada tempat penetrasi menggunakan tourniquet atau pembalutan konstriktif tidak lagi direkomendasikan. Korban yang selamat biasanya dapat mengalami kerusakan saraf, yang dapat menyebabkan atrofi otot.

Secara komersial stonefish dimanfaatkan sebagai hewan peliharaan akuarium. Stonefish juga dimakan oleh orang-orang Aborigin di Australia Utara dan Great Barrier Reef dan masing-masing dari mereka memiliki cara yang berbeda-beda dalam mempersiapkan ikan untuk dimakan agar tidak keracunan.

Sebenarnya, terlepas dari reputasi menakutkan mereka, salah satu stonefish yakni Synanceia dapat dimakan oleh manusia jika dipersiapkan dengan baik karena racun berbasis protein yang dimilikinya cepat rusak jika dipanaskan. Selain itu ikan batu yang masih mentah disajikan sebagai bagian dari sushi dan dianggap tidak berbahaya hanya dengan melepaskan sirip punggung, yang merupakan sumber racun utama. Ikan tersebut dianggap sebagai makan yang lezat dan bagus untuk kesehatan di banyak wilayah Asia, termasuk Jepang selatan, Fujian selatan dan Guangdong di China, dan Hong Kong.


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *