Perbedaan Senyawa Organik dan Anorganik



PENGANTAR
Pernahkah Anda membakar sate, apa yang terjadi jika daging sate tersebut terlalu lama dibakar? Ternyata sate tersebut menjadi gosong dan berwarna hitam.
Tahukah Anda mengapa jika kayu terbakar juga menjadi berwarna hitam? Apakah yang menyebabkan warna hitam tersebut? Apakah daging binatang juga tersusun atas atom-atom yang sama dengan atom-atom penyusun kayu? Salah satu atom penyusun kayu dan tubuh binatang dan manusia adalah atom karbon. Atom karbon merupakan atom paling banyak yang menyusun tubuh makhluk hidup dan di alam semesta ini. Senyawa dari atom karbon menduduki jumlah terbanyak.

SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
Pada tahun 1780, Karl Wilhelm Scheele (1742-1786) menggolongkan senyawa-senyawa kimia berdasarkan sumber atau asal usul senyawa.
Berdasarkan sumbernya, senyawa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Senyawa organik, adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup.
2. Senyawa anorganik, adalah senyawa yang berasal dari benda mati (bukan makhluk hidup).
Istilah organik berkaitan dengan istilah organisme yang artinya makhluk hidup. Pada saat itu, Jons Jacob Berzelius (1779-1848) menyatakan makhluk hidup memiliki tenaga gaib (vital force atau vis vitalis), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk membuat senyawa-senyawa organik. Dengan anggapan ini maka timbul pandangan senyawa organik tidak dapat disintesis melalui eksperimen di laboratorium atau pabrik.
Pada tahun 1828 Friedrich Wohler kimiawan Jerman murid Berzelius berhasil membuat urea dari pemanasan amonium sianat. Amonium sianat termasuk senyawa anorganik karena diperoleh dari reaksi kalium sianat dengan amonium klorida, sedangkan urea termasuk senyawa organik karena terdapat dalam urin makhluk hidup.
Persamaan reaksinya:
KOCN + NH4Cl → KCl + NH4OCN
NH4CNO → CO(NH2)2 (Pemanasan)

Sintesis urea oleh Wohler menumbangkan teori vital force dan merupakan awal lahirnya pandangan bahwa diantara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan. Kini lebih dari 2 juta senyawa organik telah berhasil disintesis dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

“Harus ku ceritakan kepada Anda bahwa saya berhasil membuat urea tanpa menggunakan ginjal manusia atau hewan. Amonium sianat adalah urea.” ---- F. Wohler kepada J. J Berzelius, 22 Februari 1828.

Walaupun tidak ada perbedaan, istilah organik dan anorganik tetap digunakan namun memiliki pengertian yang berbeda, yakni:
1. Jumlah senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup lebih banyak.
2. Semua senyawa organik mengandung unsur karbon.

Saat ini penggolongan senyawa-senyawa organik tidak berdasarkan sumbernya tetapi didasarkan pada gugus fungsi, kemiripan sifat, dan strukturnya. Senyawa-senyawa organik dibahas secara khusus dalam kimia organik. Kimia organik yaitu salah satu cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari senyawa-senyawa karbon. Artinya semua senyawa yang mengandung atom karbon termasuk senyawa organik.
Karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2) dan senyawa-senyawa karbonat (CO32-) termasuk senyawa organik, namun lebih banyak dibahas pada kimia anorganik. Senyawa-senyawa tersebut terkadang digolongkan sebagai senyawa anorganik.

LATIHAN SOAL
Senyawa-senyawa berikut tergolong senyawa organik atau anorganik?
1. NaCl
2. C2H2
3. H2SO4
4. C6H6
5. CaCO3
6. CO2
7. CO
8. C2H5OH
9. HNO3
10. CCl4
11. CH3COOH
12. NaOH 
13. C6H12O11
14. C12H22O11
15. HCl


PERBEDAAN SIFAT SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
Walaupun senyawa organik dan anorganik tidak terdapat perbedaan yang hakiki, namun keduanya memiliki sifat umum yang berbeda. 
Perbedaan senyawa organik dan anorganik sebagai berikut.
1. Semua senyawa organik mengandung atom karbon, sedangkan senyawa anorganik sebagian besar tidak mengandung atom karbon.
2. Senyawa organik berikatan kovalen, sedangkan senyawa anorganik ada yang berikatan ion dan ada yang kovalen.
3. Senyawa organik kurang stabil terhadap pemanasan (700 °C telah terurai), sedangkan senyawa anorganik stabil terhadap pemanasan.
4. Titik didih dan titik leleh senyawa organik rendah, sehingga sebagian berupa gas pada suhu kamar, sedangkan titik didih dan titik leleh  senyawa anorganik tinggi, kecuali gas CO dan CO2.
5. Senyawa organik larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan karbon tetraklorida (CCl4), sedangkan senyawa anorganik larut dalam pelarut polar seperti air.
6. Senyawa organik cepat atau mudah terbakar, sedangkan senyawa anorganik sukar terbakar.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *