A. OKSIGEN DAN JENIS-JENIS OKSIDA
WANIBESAKc - Oksigen memiliki dua alotrop yakni oksigen (O2)
dan ozon (O3). Alotrop yaitu perilaku yang berbeda yang ditunjukan
oleh suatu zat yang atom penyusunnya, atom unsur yang sama namun ada perbedaan
jumlah dan perbedaan cara terikatnya atom-atom penyusun.
Dalam laboratorium
ozon dihasilkan dengan memberi muatan listrik pada oksigen murni. Tidak seperti
molekul-molekul lain, ozon walaupun disusun oleh atom yang sama tetapi bersifat
polar. Molekul lain seperti O2, N2, Cl2, H2,
dan P4 bersifat nonpolar karena molekulnya bersifat nonpolar.
Ozon melindungi permukaan bumi dari sengatan
sinar matahari namun kini telah disadari bahwa lapisan ozon telah menipis
akibat akibat aktivis pelepasan zat-zat yang berbahaya bagi lapisan ozon makin
meningkat.
Salah satu zat pengoksidasi yang paling lazim dan
ampuh di laboratorium, industri dan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah
molekul oksigen, O2. Dioksigen (O2), adalah gas tak
berwarna dan tak berbau menempati 21% udara. Karena atom oksigen juga komponen
utama air dan batuan, oksigen adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi.
Bergabungnya oksigen dengan suatu zat melalui
reaksi kimia sering disebut sebagai oksidasi. Meskipun pandangan ini telah
ditinggalkan namun dalam reaksi yang melibatkan oksigen zat yang mengalami
oksidasi mudah ditentukan. Penarikan oksigen dari suatu zat disebut reduksi.
Suatu zat yang tersusun dari oksigen dengan unsur tertentu disebut
oksida.
Oksida terbagi menjadi 5 kelompok besar yaitu:
1. Oksida logam
2. Oksida nonlogam
3. Oksida amfoter
4. Oksida netral
5. Superoksida
1. OKSIDA LOGAM
Pembentukan oksida logam terjadi dengan cara
reaksi langsung antara logam dengan oksigen membentuk oksida logam yang sering
disebut korosi. Oksida logam disebut juga oksida basa karena reaksinya dengan
air memberikan larutan yang bersifat basa (pH > 7).
Memang dalam bentuk korosi pembentukan oksida
merupakan sesuatu yang merepotkan dan sumber pemborosan ekonomis dalam
masyarakat. Besi bereaksi dengan oksigen dengan hadirnya uap air membentuk
karat, yakni suatu oksida besi yang kristalnya mengandung molekul air dalam
kuantitas tertentu.
2Fe(s) + 2/2O2(g) + xH2O(g)
→ Fe2O3.xH2O(s)
Aluminium merupakan logam logam lain yang
biasanya banyak dikenal juga membentuk oksida oleh reaksi langsung dengan
oksigen dalam udara.
2Al(s) + 2/2O2(g) → Al2O3(s)
Aluminium lebih mudah bereaksi dengan oksigen
dibanding besi.namun berbeda dengan besi. Pada aluminium oksida aluminium yang
terbentuk melekat kuat pada permukaan logam sehingga dengan efektif melindungi
logam itu dari serangan oksigen selanjutnya. Karena hal inilah aluminium
digunakan sebagai logam bangunan.
Reaksi antar besi dan aluminium dengan besi
termasuk lambat. Namun kadang-kadang reaksi antara logam dengan oksigen dapat
cepat berlangsung dan membebaskan sejumlah besar kalor dan cahaya. Reaksi
dengan oksigen seperti ini biasanya disebut pembakaran. Contohnya adalah
pembakaran magnesium.
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
Meskipun korosi besi berlansung lambat, besi
dapat dibuat bereaksi dengan cepat dengan cara menaikan suhu dan meningkatkan
konsentrasi O2. Misalnya pemotongan baja dengan nyala asetilena dilaksanakan
mula-mula memanasi baja itu ke suhu tinggi dengan nyala oksigen-asetilena.
Setelah logam itu sangat panas, aliran gas asetilena dimatikan dan baja panas
tersebut disembur terus menggunakan aliran oksigen murni. Dalam proses ini
dibebaskan sejumlah besar kalor yang dapat melelehkan baja dan debu serta bunga
api akan meletik ke mana-mana.
2. OKSIDA NONLOGAM
Oksigen juga bereaksi dengan unsur-unsur nologam
membentuk oksida nanlogam yang berikatan secara kovalen. Oksida nonlogam sering
disebut sebagai oksida basa karena reaksinya dengan air menghasilkan larutan
menjadi asam (pH < 7).
Contoh yang pasti anda kenal adalah reaksi O2
dengan karbon dalam bentuk briket arang atau batubara. Dengan kehadiran O2
yang berlebih produk yang diperoleh adalah karbon dioksida, namun jika pasokan
oksigen terbatas akan terbentuk sejumlah karbon monoksida.
C(s) + O2(g) → CO2(g)
C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Karbon monoksida sendiri mampu bereaksi dengan
oksigen membentuk CO2.
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
Reaksi ini sangat eksotermis (ΔH = -284 kJ/mol)
dan CO digunakan dalam industri sebagai bahan bakar karena dapat dibuat dengan
mudah dari batu bara dan mudah dikirim lewat pipa. Karbon dioksida padat disebut
juga es kering yang biasa digunakan untuk memberi efek asap.
Dua unsur nonlogam lain yang mudah bereaksi
dengan oksigen yaitu belerang dan fosfor. Belerang terbakar di udara dengan nyala
biru dan menghasilkan gas belerang dioksida yakni sebuah gas rangsang yang
menyesakkan.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
Fosfor terdiri dari dua alotrop yaitu fosfor
merah dan fosfor putih. Kedua terbakar dioksigen menghasilkan P4O10.
Namun perlu diperhatikan karena fosfor putih bereaksi secara spontan dengan
oksigen.
P4(s) + O2(g) → P4O10(s)
Tidak semua unsur nonlogam dapat bereaksi dengan
logam. Misalnya nitrogen. Hal inilah yang menyebabkan campuran antara nitrogen
dan oksigen di atmosfer stabil.
Usaha untuk menyalakan campuran N2 dan
O2 tidak berhasil karena reaksi keduanya berlansung secara endoterm.
Namun jika udara dipanasi pada suhu sangat tinggi misalnya dalam mesin mobil,
maka akan dihasilkan sejumlah kecil NO. Bila dibebaskan ke atmosfer lewat knalpot
senyawa ini mengawali rantai reaksi akhirnya menghasilkan asap kabut.
3. OKSIDA AMFOTER
Oksida yang terbentuk dari unsur-unsur amfoter
(B, Si, As, Sb, Te, Po) disebut oksida amfoter. Disebut amfoter karena dapat
berlaku sebagai asam dan juga dapat berlaku sebagai basa tergantung pada
kondisi atau larutan yang direaksikan dengannya.
Dalam asam yang lebih kuat oksida amfoter
bertindak sebagai basa, begitu sebaliknya bereaksi dengan zat yang lebih basa,
oksida amfoter bertindak sebagai asam.
4. OKSIDA NETRAL ATAU OKSIDA INDEFEREN
Oksida netral merupakan oksida yang tidak
bersifat asam dan basa ketika dilarutkan dalam air, contohnya CO, N2O,
dan MnO2.
5. PEROKSIDA
Peroksida yaitu kelompok senyawa yang kelebihan
oksigen atau kelompok senyawa yang mengandung ikatan oksigen-oksigen dalam
struktur molekulnya.
Contohnya : hidrogen peroksida (H2O2)
yang biasa digunakan sebagai zat pemutih dan desinfektan karena hasil reaksinya
berupa H2O dan oksigen.
H2O2 murni merupakan suatu
cairan biru pucat yang lebih kental daripada air, tidak stabil dengan titik
beku -0,46 °C. Dalam laboratorium hidrogen peroksida diperoleh dari reaksi
antara barium peroksida dengan asam sulfat encer dingin.
BaO2(s) + H2SO4(aq)
→ BaSO4(s) + H2O2(aq)
6. SUPEROKSIDA
Superoksida sama halnya seperti peroksida yakni
memiliki ikatan oksigen-oksigen. Namun pada superoksida, terjadi kelebihan
oksigen lebih dari satu sedangkan pada superoksida hanya terjadi kelebihan 1
atom oksigen. Oksida-oksida alkali langsung diperoleh dari reaksi antara logam
unsur dengan oksigen pada suhu dan tekanan tertentu. Salah satu contoh
superoksida yaitu K2O.
K2O biasanya digunakan untuk
memulihkan orang-orang yang keracunan gas. Selain itu digunakan pula dalam
kapal selam, untuk menghilangkan gas karbon dioksida dan uap air yang dihasilkan
dari pernapasan para awak kapal. Reaksi yang terjaid antara K2O
dengan uap air dan karbon dioksida sebagai berikut.
K2O(s) + 2H2O(g) → 4KOH(s)
+ 3O2(g)
KOH(s) + CO2(g) → KHCO3(s)
Dari reaksi inilah gas oksigen yang dihirup akan
segera digantikan oleh O2 yang dihasilkan dari reaksi antara K2O
dengan uap air.
REAKSI OKSIGEN DENGAN SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik umumnya dianggap sebagai senyawa
karbon. Walaupun demikian beberapa senyawa seperti CO2 dan CaCO3 walaupun mengandung atom karbon dalam molekulnya tetap dianggap sebagai senyawa
anorganik.
Senyawa organik yang paling sederhana disebut
hidrokarbon. Yakni senyawa yang tersusun hanya dari karbon dan hidrogen.
Hidrokarbon yang sederhana adalah metana, CH4, yang merupakan
komponen utama gas alam. Hidrokarbon juga merupakan penyusun bensin, minyak
tanah, solar dan lilin.
Metana dan hidrokarbon yang lain mudah terbakar
di udara. Jika tersedia cukup oksigen produk pembakaran adalah karbondioksida
dan uap air.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g)
+ 2H2O(g)
Jika oksigen yang tersedia dalam jumlah sedikit
produk pembakaran berupa karbon monoksida dan uap air.
2CH4(g) + O2(g) →2CO(g) + H2O(g)
Jika oksigen yang tersedia sedikit sekali hanya
hidrogen yang membentuk uap air dan karbonnya berupa nyala berjegala yang
mengandung unsur karbon.
CH4(g) + O2(g) → C(s) + 2H2O(g)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar