Warna spektrum gas mulia (labroots.com/trending/chemistry-and-physics/14921/reactions-impossible-chemists-strived-noble-gas-compounds) |
1. Saat terkena arus
listrik di bawah tekanan rendah, gas kripton akan menyala seperti neon - tetapi
warnanya bukan merah-oranye, kripton bersinar putih berasap.
2. Nama Kripton diambil
dari bahasa Yunani Kuno 'Kryptos' yang artinya "yang tersembunyi".
2. Sama seperti
unsur-unsur gas mulia lainnya, kripton digunakan dalam pencahayaan dan
fotografi. Lampu Kripton memiliki banyak garis spektral, dan plasma kripton
berguna untuk laser gas bertenaga tinggi yang terang (ion kripton dan laser excimer), yang masing-masing
beresonansi dan menguatkan satu garis spektral. Kripton fluorida juga digunakan
untuk membuat laser yang baik.
3. Kripton ditemukan di
Inggris pada tahun 1898 oleh Sir William Ramsay, seorang ahli kimia Skotlandia,
dan Morris Travers, seorang ahli kimia Inggris, pada residu dari penguapan
hampir semua komponen udara cair. Neon ditemukan melalui prosedur yang serupa
oleh orang yang sama beberapa minggu kemudian. William Ramsay dianugerahi
Hadiah Nobel 1904 di bidang Kimia untuk penemuan serangkaian gas mulia. Jadi
unsur gas mulia yang ditemukan Ramsay dan Travers yaitu kripton, helium, argon,
xenon, dan neon.
4. Kripton padat berwarna
putih dan memiliki struktur kristal kubik berpusat muka, yang merupakan sifat
umum semua gas mulia, kecuali helium, yang memiliki struktur kristal heksagonal.
5. Kripton yang terbentuk
secara alami di atmosfer bumi terdiri dari campuran enam isotop stabil:
- kripton-84 (57,0 persen)
- kripton-86
(17,3 persen)
- kripton-82 (11,6 persen)
- kripton-83 (11,5 persen)
- kripton-80 (2,25 persen)
- kripton-78 (0,35 persen)
6. Kr-85 adalah gas mulia
radioaktif dengan waktu paruh 10,76 tahun. Isotop ini diproduksi melalui fisi
uranium dan plutonium, seperti dalam pengujian bom nuklir dan reaktor nuklir.
7. Sama seperti
unsur-unsur gas mulia lainnya, kripton sangat tidak reaktif secara kimia.
Sintesis senyawa xenon yang berhasil pertama kali pada tahun 1962, sintesis
kripton difluoride (KrF2) dilaporkan pada tahun 1963.
Pada tahun yang sama, KrF4 dilaporkan
oleh Grosse, dkk, namun kemudian terbukti terdapat kekeliruan identifikasi.
Dalam kondisi ekstrim, kripton bereaksi dengan
fluorin untuk membentuk KrF2 sesuai dengan persamaan berikut.
Kr + F2 → KrF2
Reaksi di atas berlangung dalam electrical-discharge
tube pada suhu -183 °C (-297 °F). KrF2 adalah
padatan kristal tak berwarna yang sangat mudah menguap dan perlahan terurai
pada suhu kamar. Saat ini senyawaan kripton yang terikat pada atom selain
fluorin telah ditemukan.
8. Dalam fisika partikel
eksperimental, kripton cair digunakan untuk membuat kalorimeter elektromagnetik
kuasi homogen (quasi-homogeneous
electromagnetic calorimeters). Contoh yang penting adalah kalorimeter
eksperimen NA48 di CERN yang mengandung sekitar 27 ton kripton cair.
9. Kripton-83 memiliki
aplikasi dalam magnetic resonance imaging (MRI). Alat inilah yang memungkinkan
para ahli radiologi dapat membedakan antara permukaan hidrofobik dan hidrofilik.
10. Kripton-85 di
atmosfer telah digunakan untuk mendeteksi fasilitas pemrosesan ulang bahan
nuklir klandestin di Korea Utara dan Pakistan. Fasilitas tersebut terdeteksi
pada awal tahun 2000-an dan diyakini memproduksi plutonium kelas senjata.
11. Kripton dianggap
sebagai asfiksia yang tidak beracun. Kripton memiliki potensi narkotika tujuh
kali lebih besar dari pada udara. Menghirup atmosfer kripton 50% dan udara
alami 50% (seperti yang mungkin terjadi di lokalitas kebocoran) dapat
menyebabkan narkosis pada manusia.
12. Karena
krypton sangat langka (dan mahal), penggunaannya terbatas. Gas tersebut
disuntikkan ke dalam beberapa bola lampu pijar, karena mampu memperpanjang umur
filamen tungsten yang membuat lampu menyala lebih lama.
13. Krypton dicampur
dengan argon dalam lampu fluorescent
hemat energi (konsumsi daya kurang), tapi juga mengurangi keluaran cahaya dan
menaikkan biaya. Krypton (bersama dengan xenon) juga digunakan untuk mengisi
lampu pijar untuk mengurangi penguapan filamen dan memungkinkan suhu operasi
yang lebih tinggi. Cahaya yang dihasilkan lebih terang dengan warna biru terang
yang lebih kuat daripada lampu pijar konvensional.
14. Karena titik didihnya
(-152,3 °C, atau -242,1 °F) kira-kira 30-40 °C (50-70 °F) lebih tinggi daripada
konstituen utama udara, kripton mudah dipisahkan dari udara cair dengan
distilasi fraksional; itu terakumulasi bersama dengan xenon di bagian yang
paling tidak stabil. Kedua gas ini dimurnikan lebih lanjut dengan adsorpsi ke
silika gel, redestilasi, dan mengalirkan lewat atas logam titanium panas, yang
menghilangkan semua kotoran kecuali gas mulia lainnya.
SUMBER RUJUKAN
-- Wikipedia. Krypton.
Online. (en.m.wikipedia.org/wiki/Krypton) diakses pada Senin, 15 Januari 2018.
-- Stephanie Pappas. 2014.
Facts About Krypton. Online. (www.livescience.com/32076-krypton.html)
diakses Kamis, 1 Maret 2018.
-- GARY J. SCHROBILGEN.
2018. Krypton CHEMICAL ELEMENT. Online. (www.britannica.com/science/krypton-chemical-element)
diakses Kamis, 1 Maret 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar